4.1.3 Klasifikasi Mutu Beras
Mutu beras yang ada di pasaran sangat bervariasi dan sebutan namanya beragam tergantung masing-masing daerah. Hal ini disebabkan adanya perbedaan
cara penggolongannya. Beberapa cara penggolongan yang banyak diterapkan dan dipraktekkan, yaitu: i berdasarkan varietas padi, ii berdasarkan asal daerahnya,
iii berdasarkan cara pengolahannya, iv berdasarkan tingkat penyosohannya, dan v berdasarkan gabungan antara varietas padi dengan tingkat penyosohannya.
Perbedaan tingkat teknologi pengolahan sangat mempengaruhi mutu beras yang dihasilkan khususnya dalam komponen mutunya seperti derajat sosoh, kadar
air, beras patah, menir dan sebagainya. Hal ini akan banyak pengaruhnya terhadap baku dan grading beras. Alat yang sederhana atau yang lebih modern serta umur
alat pengolahan itu sendiri juga langsung berpengaruh terhadap mutu. Perbedaan alat pengolahan juga akan membedakan mutu beras yang dihasilkan.
Klasifikasi mutu dilakukan melalui standarisasi untuk keseragaman acuan. Pada tahun 1999, pemerintah Indonesia menerbitkan SNI No.01-6128-1999
tentang standar mutu beras giling yang meliputi definisi, istilah, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, penandaan, pengemasan dan
rekomendasi. Persyaratan mutu tersebut meliputi persyaratan kualitatif dan kuantitatif. Rincian standar mutu kualitatif dan kuantitatif beras SNI No.01-6128-
1999 dapat dilihat pada Lampiran 1. Tabel 7. Standar mutu nasional produk beras.
Mutu No.
Komponen Mutu I
II III
IV V
1 Derajat sosoh min
100 100
95 95
85 2
Kadar air maks 14
14 14
14 15
3 Beras kepala min
100 95
84 78
60 4
Butir utuh min 60
50 40
35 35
5 Butir patah maks
5 15
20 35
6 Butir menir maks
1 2
5 7
Butir merah maks 1
3 3
8 Butir kuningrusak maks
1 3
5 9
Butir mengapur maks 1
3 5
10 Benda asing maks
0.02 0.02
0.2 11
Butir gabah butir100 g maks 1
1 3
12 Campuran varietas lain maks
5 5
5 5
10 Modifikasi SNI No.01-6128-1999 pada Derajat Sosoh dari100 menjadi 95.
Modifikasi SNI No.01-6128-1999 pada Butir Patah dari 25 menjadi 20, penambahan komponen Beras Kepala 78.
Berdasarkan syarat-syarat dan standar mutu beras yang harus dipenuhi diatas, ada dua pertimbangan penting. Pertama adalah pertimbangan yang erat
kaitannya dengan penyimpanan. Beras sedapat mungkin memiliki daya simpan yang tinggi atau lama. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya simpan tersebut,
yaitu : derajat sosoh, kadar air dan kebersihan beras dari dedak atau bekatul. Kedua adalah pertimbangan yang ada hubungannya dengan syarat-syarat mutu
yang berlaku dalam perdagangan, seperti: persentase beras patah, menir, kepala, dan sebagainya. Dengan mempertimbangkan segmen pasar, mutu yang ingin
dicapai oleh PGIB adalah mutu I, II dan III, dengan pertimbangan kombinasi optimal dari segi bahan baku, produk dan pasar.
4.2 Penetapan Level Teknologi 4.2.1 Teknologi Dasar Pengolahan Beras ke Beras