Manajemen Aspek Finansial GAMBARAN UMUM

iii Pembagian laba untuk orang banyak iv Resiko ditanggung oleh banyak orang.

4.4.2 Izin-izin yang Harus Dimiliki

Untuk pendirian industri PGIB di Tambun minimal diperlukan izin-izin sebagai berikut : i Izin penggunaan tanah ii Izin gangguan iii Izin bangunan iv Persetujuan prinsip mendirikan bangunan v Izin usaha perdagangan

4.4.3 Pajak

Pajak penghasilan Pph dihitung berdasarkan SK Mentri Keuangan RI No.598KMK.041994 Pasal 21 tentang Pajak Pendapatan Badan Usaha dan Perseroan, sehingga besarnya pajak yang harus dibayarkan sebagai berikut : i apabila perusahaan mengalami kerugian maka tidak dikenakan pajak, ii apabila pendapatan Rp. 25.000.000,- maka dikenakan pajak sebesar 10, iii bila pendapatan antara 25.000.000 sampai 50.000.000,- maka dikenakan pajak 10 dari Rp. 25.000.000,- di tambah dengan 15 dari pendapatan yang telah dikurangi dengan Rp. 25.000.000,- iv apabila pendapatan diatas Rp. 50.000.000,- maka ditetapkan pajak 10 dari Rp. 25.000.000,- di tambah dengan 15 dari Rp. 25.000.000,- di tambah lagi dengan 30 dari pendapatan yang telah dikurangi dengan Rp. 50.000.000,-

4.5 Manajemen

Dalam operasionalnya, struktur organisasi PGIB tetap terletak dalam manajemen BULOG namun diberi keleluasaan operasional karena keseluruhan aktivitas pembiayaan berbasis pada dana komersial dan dihadapkan pada situasi persaingan dengan usaha sejenis yang telah ada sebelumnya Rice Milling Unit, Rice Processing Complex, serta pasar beras baik tradisional maupun moderen. Keleluasaan manajemen PGIB tetap akan dipimpin oleh seorang general manajer General Manajer Manajer Akuntansi Keuangan Manajer Pemasaran Kabag Pabrik Bagian Umum Personalia Kabag Penjualan Kabag Quality Control Staf Maintenance Staf Kasir Keamanan Staf Staf General Manajer Manajer Akuntansi Keuangan Manajer Pemasaran Kabag Pabrik Bagian Umum Personalia Kabag Penjualan Kabag Quality Control Staf Maintenance Staf Kasir Keamanan Staf Staf yang bertanggung jawab pada keseluruhan aktivitas dan dibantu dengan manajer pemasaran, keuangan dan akuntansi serta beberapa kepala bagian baik untuk produksi, pengadaan bahan baku dan gudang serta penjualan. Meskipun secara operasional PGIB bersifat independen, tetapi diharapkan pengawasan Perum BULOG tetap berjalan dengan baik dan efisien sehingga kinerjanya dapat dievaluasi dan ditingkatkan. Dalam penyusunan organisasi didasarkan pada fungsional masing-masing komponen manajemen dengan menekankan pada keterampilan dan kemampuan individu dalam melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya. Secara keseluruhan jumlah tenaga kerja dibawah manajemen PGIB sebanyak 38 orang dan tenaga kerja lepas atau harian serta borongan yang diambil dari masyarakat sekitar pabrik dengan jumlah disesuaikan dengan kebutuhan. Struktur organisasi PGIB dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Struktur organisasi PGIB Bantacut et al, 2006

4.6 Aspek Finansial

Berdasarkan hasil kajian Tim Studi Kelayakan F-Techno Park dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan PGIB Bulog layak untuk didirikan termasuk dari aspek finansial. Rekapitulasi kriteria kelayakan finansial PGIB dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11. Rekapitulasi Kelayakan Aspek Finansial Pendirian PGIB Bulog- Tambun. Sumber : Bantacut et al, 2006 No Kriteria Nilai 1 Modal Investasi Rp 15.266.893.775 2 Modal kerja 6 bulan Rp 53.108.243.485 3 Biaya pamasaran, umum, administrasi Rp 935.451.379 4 Total biaya operasional per bulan Rp 6.229.453.595 5 Biaya produksi per kg 220 6 Kriteria kelayakan finansial IRR 119 NPV Rp 61.832.376.050 Net BC 6,02 PBP tahun 3,08 BEP tahun 3,34 Kriteria Laba Rugi Gross Profit Margin 9,84 Net Profit Margin 3,94 Operating Income Margin 8,71 HPP terhadap penjualan 90,16 Biaya usaha terhadap penjualan 1,13

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ASPEK PEMASARAN

Pemasaran merupakan salah satu aspek yang harus dilalui dalam sistem bisnis perusahaan yang ingin berhasil. Keberhasilan akan sangat ditentukan oleh adanya manfaat yang akan diperoleh perusahaan, terutama perolehan atas keuntungan. Keuntungan perusahaan sangat dipengaruhi oleh proses pemasaran yang handal. Pemasaran menciptakan nilai dan membentuk mata rantai distribusi produk yang menghubungkan produsen dengan konsumen akhir. Hal ini terjadi untuk berbagai jenis komoditas tak terkecuali beras. Sistem pemasaran beras sangat mempengaruhi efektifitas pembelian produk oleh konsumen dan efisiensi tataniaga beras secara keseluruhan. Pemasaran merupakan fungsi dari biaya. Tingkat efisiensi pemasaran yang rendah akan menyebabkan tingginya biaya dan harga produk akhir, yang pada gilirannya akan mempengaruhi sistem bisnis suatu perusahaan. Inefisiensi pemasaran tidak hanya menekan keuntungan yang diraih produsen tetapi juga melemahkan daya beli konsumen. Hal ini tentu saja harus dihindarkan mengingat beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat luas. Untuk membangun suatu industri beras yang layak, dibutuhkan berbagai informasi pemasaran yang bisa mendukung jalannya kegiatan bisnis suatu perusahaan. Informasi ini merupakan bagian dari desain pemasaran secara keseluruhan. Desain pemasaran memuat hal-hal penting mengenai data dan analisa yang terkait dengan pangsa pasar, perkiraan market share, karakteristik dan stratifikasi konsumen, persaingan, rantai pemasaran, margin, perkiraan penjualan dan profit serta strategi pemasaran.

5.1 Perubahan Preferensi Konsumen

Kendala pemasaran beras dalam negeri dikarenakan beberapa faktor sebagai berikut : i mutu produk relatif rendah, ii tingkat efisiensi produksi rendah, dan iii kepercayaan konsumen terhadap beras dalam negeri yang menurun akibat baku mutu yang tidak jelas dan terkadang tidak konsisten. Disisi lain, pasar beras Indonesia terutama di daerah perkotaan dan kota besar propinsi