sebanyak rata-rata 1.423.001 ton per tahun. Dengan hadirnya PGIB ini maka Bulog diperkirakan mampu menyerap beras dalam jumlah yang lebih besar.
Kebutuhan bahan baku sekitar 90 – 100 ton per hari termasuk jumlah yang tidak terlalu besar dibandingkan kemampuan Bulog menyerap bahan baku. Data
perkembangan pengadaan beras Bulog dari wilayah Pulau Jawa dapat dilihat pada Tabel 27.
Tabel 27. Realisasi pengadaan dalam negeri Bulog wilayah Pulau Jawa
Tahun Jumlah Ton
Setara Beras 2001
1.388.911 2002
1.444.386 2003
1.400.953 2004
1.457.755 Rata-rata
1.423.001
Sumber : Bulog, 2006
5.10.2. Persaingan Antar ProdukMerekPerusahaan
Berdasarkan data Bulog 2006, tercatat sebanyak 110.611 alsin penggilingan dan pengolahan beras yang tersebar di Indonesia Lampiran 5. Di
Pasar Induk Beras Cipinang terdapat 600 pedagang besar yang masing-masing memiliki merek produk tersendiri untuk berbagai varietas, mutu beras dan target
pasar. Ditambah lagi dengan sangat banyaknya pelaku pasar beras lain seperti pengumpul, pedagang daerah, pedagang grosir, pengecer dan supermarket yang
memperketat persaingan. Persaingan antar produk beras dapat dijelaskan sebagai berikut :
Dari sekitar 1700 ton beras yang dipasarkan pedagang Pasar Induk Cipinang setiap harinya, sebagian besar merupakan verietas IR 64. Jenis beras lain
yang dijual yaitu Cianjur kepala, Cianjur Slyp, Setra Ramos, Saigon Bandung, Muncul dan IR 42 dengan kualitas I, II, dan III. Beras tersebut dikemas oleh
pedagang dengan berbagai merek dan ukuran. Setiap pedagang memiliki merek dan kemasan tersendiri yang mencerminkan perusahaannya. Beras Cipinang
dipasarkan dengan target yang beragam mulai masyarakat bawah dengan pembelian eceran per kg hingga masyarakat kelas atas. Peta persaingan varietas
beras di Pasar Induk Cipinang dapat dilihat pada Gambar 14.
Peta Varietas Beras Cipinang
Cianjur Cianjur
Cianjur Cianjur Slyp
Cianjur Slyp Cianjur Slyp
Saigon Bandung Saigon Bandung
IR 64 IR 42
Setra Ramos Setra Ramos
Setra Ramos Saigon Bandung
Muncul Muncul
Muncul IR 64
IR 64 3500
4500 5500
6500
1 2
3 4
5
Mutu
H a
rg a
p e
r k
g R
p
Berdasarkan peta verietas beras di Cipinang, beras Cianjur Kepala menempati kuadran I sebagai beras dengan kualitas baik medium-atas dan harga
yang mahal yaitu Rp 5600 per kg. Beras lain yang menempati kuadran I antara lain beras Cianjur Slyp III dan Setra Ramos III. Beras yang menempati
kuadran kedua yaitu beras dengan kualitas baik menengah-atas dan harga yang murah antara lain Saigon Bandung III, IR 42, IR 64 III, dan Muncul III.
Jenis beras di kuadran kedua inilah yang paling bersaing dipasaran dan banyak diminati masyarakat karena kualitasnya yang relatif baik namun harganya relatif
rendah. Beras yang berada di kuadran ketiga antara lain Setra Ramos II, Saigon
III, IR 64 III dan Muncul III. Harga beras ini relatif murah namun kualitasnya pun relatif rendah. Janis beras ini banyak diminati khususnya masyarakat Price
Sensitive yang umumnya berasal dari kalangan ekonomi menengah-bawah. Di
kuadran keempat terdapat jenis beras Cianjur III dan Cianjur Slyp III. Dari segi kualitas relatif rendah namun harganya diatas rata-rata. Hal ini disebabkan
karakteristis khusus beras tersebut yang beraroma wangi sehingga masyarakat rela membayar lebih mahal meskipun kualitasnya relatif rendah.
Gambar 14. Peta persaingan varietas beras di Pasar Induk Beras Cipinang
Beras yang di pasarkan di supermarket lebih seragam dibandingkan beras di pasaran baik dari segi jenis maupun kualitas. Jenis beras yang paling banyak
beredar adalah Pandan Wangi dan Setra Ramos. Beras lain antara lain Cianjur Slyp, Rojolele, dan IR 64 dengan jumlah yang sedikit. Mayoritas supermarket
menjual beras dengan kualitas super dan kepala menengah-atas dan hanya sebagian kecil berkualitas biasa. Hal ini terkait dengan target pelanggan yang
belanja di supermarket yaitu masyarakat menengah-atas. Peta Persaingan Merek Verietas Pandan Wangi di Supermarket Jakarta dapat dilihat pada Gambar 15.
Peta Merek Varietas Pandan Wangi
Topi Koki Desa Cianjur
Rojolele LCO
LCO Budget Anggrek Plicata
Maharani Si Pulen
ABC ABC
Brand 1 Cap Jempol
Al Hijaz Kadipaten
Hero Ayam Jago
Nona Holland LCO
Lautan Mas Desa Cisadane
5000 6000
7000 8000
9000 10000
11000 12000
1 2
3 4
5
Mutu H
a rg
a R
p
Gambar 15. Peta persaingan merek verietas Pandan Wangi di supermarket Jakarta Merek beras Pandan Wangi di kuadran pertama antara lain ABC, Si Pulen
dan Desa Cianjur dengan kualitas baik dan harga relatif mahal. Kuadran kedua merupakan pusat persaingan varietas Pandan Wangi di Supermarket yaitu beras
dengan kualitas baik namun dengan harga yang relatif rendah. Beras di kuadran ini merupakan merek beras yang kompetitif antara lain Anggrek Plicata, Ayam
Jago, Nona Holland, Rojolele, Kadipaten, ABC, Topi Koki, Lautan Mas, Al Hijaz, LCO, LCO Budget, Desa Cisadane, Hero dan Maharani.
Hanya ada sedikit merek yang menempati kuadran ketiga yaitu LCO, Cap jempol, dan Brand 1. Meskipun demikian berdasarkan wawancara dengan
supervisor di supermarket, jenis beras ini termasuk banyak diminati masyarakat karena harganya yang relatif murah namun dikemas dengan sangat menarik,
terlepas dari kualitasnya yang relatif rendah. Pada kuadran keempat tidak ada merek yang bersaing karena kuadran tersebut sangat tidak kompetitif. Perusahaan
yang hanya mampu menempati kuadran keempat tidak akan mampu bertahan dalam persaingan.
Persaingan varietas Setra Ramos di supermarketpun terpusat pada beras kualitas kepala 2. Hanya saja untuk beras Setra Ramos persaingan di kuadran
pertama cukup ketat terjadi diantaranya ada merek Desa Cianjur, Desa Cisadane, Lautan Mas, Topi Koki, Cap Gajah, LCO, Al Hijaz, Anggrek Plicata, dan Hero.
Beras Setra Ramos kualitas I hanya disupply oleh merek Rumah Adat. Untuk varietas ini terdapat peluang untuk merebut pasar dengan menawarkan beras yang
mampu mengisi ruang kuadran kedua yaitu dengan kualitas yang baik namun harganya bisa lebih murah. Di kuadran kedua hanya ada tiga merek yang bersaing
yaitu Cap Kembang, Cap Kepala Kambing dan Value Plus. Di kuadran ketiga hanya ada dua merek yang bersaing yaitu Burung Cempala dengan kualitas spesial
dan Brand 1 dengan kualitas biasa. Peta Persaingan Merek Verietas Setra Ramos di supermarket Jakarta dapat dilihat pada Gambar 16.
Peta Merek Varietas Setra Ramos
Desa Cianjur
Anggrek Plicata
Burung Cempala Brand 1
Al Hijaz Lautan Mas
Cap Kembang Hero
Topi Koki Rumah Adat
Value Plus LCO
Cap Kepala Kambing Cap Gajah
Desa Cisadane
5000 6000
7000 8000
1 2
3 4
5
Mutu H
a rg
a p
e r
k g
R p
Gambar 16. Peta persaingan merek verietas Setra Ramos di supermarket Jakarta
Sama halnya dengan varietas Setra Ramos, varietas Cianjur yang beredar di supermarket-supermarket juga di dominasi kualitas kepala yaitu sebanyak tujuh
dari delapan merek yang bersaing. Pada kuadran I terdapat merek Anggrek Plicata, LCO Budget, Value Plus, Al Hijaz, dan LCO sedangkan pada kuadran II
terdapat merek Hero yang hanya dijual di supermarket Hero dan Cap AP. Tidak ada merek beras yang menempati ruang persaingan kuadran III dan hanya ada satu
merek di kuadran IV yaitu LCO Budget. Dari segi persaingan, masih terbuka ruang yang cukup lebar bagi pesaing baru termasuk Bulog untuk mengisi
persaingan di kuadran II dan III. Peta persaingan variatas Cianjur di supermarket Jakarta dapat dilihat pada Gambar 17.
Peta Merek Varietas Cianjur
LCO
Cap AP Hero
Value Plus LCO Budget
LCO Budget Anggrek Plicata
Al Hijaz
6000 6500
7000 7500
8000
1 2
3 4
5
Mutu H
a rg
a p
e r
k g
R p
Gambar 17. Peta persaingan merek verietas Cianjur di supermarket Jakarta Dari segi harga, merek yang berada di kuadran II lebih unggul daripada
merek di kuadran I, hanya saja terlihat perbedaaan yang sangat jelas mengenai desain kemasan dan positioning merek beras kuadran I dan II. Merek beras
kuadran I menggunakan desain kemasan yang lux sedangkan beras di kuadran II menggunakan desain kemasan yang sederhana. Desain kemasan beras kuadran I
dan II dapat dilihat pada Gambar 18.
Kemasan Kuadran I : Kemasan Kuadran II :
Harga : Rp.7200-7800kg Harga : Rp.6200-6500kg
Gambar 18. Perbedaan desain kemasan beras kuadaran I dan II Varietas IR 64 sangat sedikit yang dipasarkan ke supermarket. Semua
berkualitas menengah-atas yaitu super dan kepala. Hanya ada empat merek yang bersaing antara lain Istana Bangkok di kuadran I dan Ayam Jago, Topi Koki serta
Value Plus di kuadran kedua. Sedikitnya pelaku pasar yang menawarkan jenis beras IR 64 merupakan peluang yang besar bagi pesaing baru untuk masuk ke
dalam pasar. Peta Persaingan Merek Verietas IR 64 di supermarket Jakarta dapat dilihat pada Gambar 19.
Peta Merek Varietas IR 64
Topi Koki Istana Bangkok
Ayam Jago
Value Plus
7000 7500
8000 8500
9000
1 2
3 4
5
Mutu H
a rg
a p
e r
k g
R p
Gambar 19. Peta Persaingan Merek Verietas IR 64 di Supermarket Jakarta
Varietas terakhir yang umum di supermarket adalah Rojolele. Pada kuadran I terdapat merek Anggrek Plicata, Cap Bangau, Al Hijaz dan Lautan Mas.
Pada kuadran II terdapat LCO dan LCO Budget. Pada kuadran ketiga terdapat Cap Lele, Cap AP dan Hero. Untuk kualitas super terdapat selisih harga yang cukup
besar antara merek Anggrek Plicata dan Cap Bangau. Perbedaan ini kemungkinan besar disebabkan oleh kemasan dan target pasar. Kemasan Anggrek Plicata jauh
lebih menarik dan lux dibandingkan Cap Bangau. Kemasan yang lux ini ditujukan untuk menarik pelanggan menengah-atas yang bersifat Price Oriented yaitu
pelanggan yang memilih harga yang lebih mahal karena percaya produk tersebut labih baik dan lebih bergengsi. Untuk Di kuadran II dan III selisih harga antar
merek tidak terlalu jauh dan persaingan terjadi antar dua merek yang bersaing. Peta Persaingan Merek Verietas Rojolele di Supermarket Jakarta dapat dilihat
pada Gambar 20.
Peta Merek Varietas Rojolele
Al Hijaz
LCO LCO Budget
Anggrek Plicata
Cap Bangau
Cap AP Cap Lele
Lautan Mas
Hero
6000 7000
8000 9000
1 2
3 4
5
Mutu H
a rg
a p
e r
k g
R p
Gambar 20. Peta Persaingan Merek Verietas Rojolele di supermarket Jakarta
5.10.3. Daya Tawar Menawar KonsumenPembeli