masih menunjukkan penggunaan pendekatan kebi jakan “command and control”.
Pendekatan ini efektif apabila mekanisme penegakan sanksi dilengkapi dengan organisasi yang kuat yang didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Efektifitas penegakan sanksi juga akan tercapai apabila masyarakat turut serta mendukung kebijakan tersebut.
4.8 Ikhtisar
Kabupaten Ogan Kemiring Ilir merupakan daerah yang beriklim tropis. Musim kemarau umumnya berkisar antara bulan Mei sampai bulan Oktober setiap
tahunnya, sedangkan musim penghujan berkisar antara bulan November sampai dengan bulan April. Sistem hidrologi yang membentuk genangan di wilayah OKI
pada prinsipnya termasuk ke dalam satuan geomorfik rawa, karena air yang terakumulasi di dalam cekungan tersebut pada umumnya berasal dari rawa yang
berada di sekitarnya. Di daerah aliran sungai banyak terdapat lebak, yang mana pasangnya dipengaruhi oleh musim. Pada musim penghujan lebak terendam air,
namun surut di musim kemarau. Pada bagian lebak terdapat bagian yang airnya tidak pernah surut dikenal dengan istilah
“lebak lebung”, yang digunakan untuk perkembangan ikan.
Produksi perikanan di Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2007 adalah 11.320,2 ton perikanan umum dan juga perikanan budidaya yang menghasilkan
sebanyak 2.096,42 ton ikan. Jenis ikan yang dibudidayakan diantaranya ikan patin, gabus, nila dan betutu. Pembinaan sumber daya dan pengawasan perikanan
dilaksanakan berdasarkan Perda Kab. OKI No.11 Tahun 2001 dan Perda Kab. OKI No.30 Tahun 2002 yang meliputi Pemanfaatan sumber daya hayati perairan
dan sumber daya non hayati kelautan. Tujuannya adalah meningkatkan daya dukung sumber daya, produksi, PAD dan kelestarian sumber daya ikan beserta
lingkungannya. Potensi perikanan darat Kabupaten OKI terdapat hampir di seluruh
kecamatan dalam Kabupaten OKI. Potensi perikanan perairan umum daratan terdiri dari penangkapan dan budidaya. Budidaya terdiri dari budidaya air tawar
dan budidaya air payau. Penangkapan diperairan umum dikelola melalui lelang lebak lebung yang diatur dalam Perda OKI No.30 Tahun 2002 sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Perda Kab. OKI No.9 Tahun 2005 tentang Perubahan Kedua Atas Perda Kab. OKI No.30 Tahun 2002 tentang Lelang Lebak
Lebung dalam Kabupaten OKI. Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. OKI melaporkan bahwa banyak
ditemukan pelanggaraan penangkapan ikan seperti putas, stroom listrik di perairan sungai-sungai serta lebak lebung yang tersebar hampir seluruh kecamatan dalam
Kabupaten OKI. Serangan penyakit ikan di perairan umum daratan dan wabah budidaya di Kabupaten OKI sering terjadi pada musim kemarau dan peralihan
musim kemarau ke musim hujan. Kegiatan konservasi dan rehabilitasi sumber daya ikan dan lingkungan perairan dilakukan melalui kegiatan pengelolaan suaka
perikanan reservaat, penebaran ikan restocking di perairan umum daratan. Suaka perikanan atau reservaat adalah bagian dari perairan yang dilindungi
sehingga dilarang dilakukan penangkapan ikan dan kegiatan-kegiatan lain yang merusak lingkungan. Suaka perikanan tersebut ditetapkan dengan SK Gubernur
Sumatera Selatan yaitu Reservaat Teluk Rasau di Kecamatan Pedamaran serta suaka lainnya ditetapkan dengan SK Bupati OKI.
Kelembagaan penyuluhan perikanan untuk tingkat kabupaten biasanya dinamakan sebagai Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan
Kehutanan BP4K. Pada wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir OKI telah dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Ogan Komering Ilir OKI Nomor: 15
Tahun 2007 tertanggal 2 Juli 2007. Balai Penyuluhan Pertanian, Pertanian dan Kehiutanan BP3K dalam lingkup wilayah Kabupaten OKI telah ditetapkan
melalui keputusan Bupati Kabupaten OKI berbarengan dengan penempatan para petugas penyuluh di wilayah Kabupaten OKI. Dalam keputusan tersebut sekaligus
pula ditetapkan para pejabat dan petugas yang berkedudukan di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan BP3K dalam lingkup wilayah Kabupaten
OKI. Nomor SK Bupati Kabupaten OKI Nomor: 821.2375KEP-BKD2008 tertanggal 16 April 2008. Dalam keputusan tersebut sekaligus pula ditetapkan para
pejabat dan petugas yang berkedudukan di Balai Penyuluhan Pertanian, Pertanian dan Kehiutanan BP3K dalam lingkup wilayah Kabupaten OKI.
Desa Berkat terletak di Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Okan Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan. Jarak antara Desa Berkat dan
Kecamatan Sirah Pulau Padang sejauh 8 km dan ditempuh dengan menggunakan angkutan kota selama 20 menit. Desa ini telah memiliki jalan aspal dan jalan
pengerasan. Status jalannya adalah jalan kabupaten tanpa penerangan jalan namun desa ini telah memiliki sambungan listrik. Secara administratif luas wilayah Desa
Berkat adalah 575 Ha. Menurut letak geografis desa merupakan desa bukan pantai. Sumber mata pencaharian penduduk adalah petani, berkebun dan nelayan
perikanan tangkap perairan umum khususnya di rawa. Jumlah masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan perairan umum adalah sebesar 150 KK dengan 100 KK
diantaranya adalah nelayan penuh. Masyarakat di Desa Berkat Kecamatan Sirah Pulau Padang memiliki
keterikatan yang kuat terhadap sumber daya perairan umum khususnya rawa. Secara geografis seluruh masyarakat yang tinggal di daerah ini memiliki profesi
utama sebagai penangkap ikan baik di sungai atau di rawa. Desa Berkat memiliki aliran anak Sungai Komering dengan lebar sungai 10-12 meter. Selain menangkap
ikan, masyarakat juga mekakukan pengolahan ikan hasil tangkapan.Kegiatan penangkapan ikan dilakukan sewaktu musim kering. Jenis ikan yang tertangkap
oleh nelayan cukup beragam. Jenis ikan yang dominan tertangkap adalah ikan gabus, lele, sepat dan betok.
Kebijakan pengelolaan pengelolaan sumber daya perikanan perairan umum pada level nasional antara lain dapat dikaji berdasarkan atas keberadaan
makna yang terkandung dalam peraturan perundang-undangan pada level nasional. Peraturan tersebut terutama didasarkan kepada UU RI No.45 Tahun
2009 Tentang Perubahan Atas UU RI No.31 Tahun 2004 Tentang Perikanan [Lembaran Negara RI Tahun 2009 NO. 154, TLN NO. 5073]. Berdasarkan
peraturan tersebut dilihat pasal-pasal mana yang terkait dengan bahasan tujuan kebijakan, kewenangan stakeholder kebijakan dari sisi pemerintah, masyarakat
dan pihak lainnya misalnya swasta, dan sanksi atas pelanggaran kewenangan. Hasil identifikasi menggunakan pokok bahasan pemanfaatan dan pengelolaan
sumber daya perikanan dapat dikemukakan keterkaitannya terhadap UU RI No. 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Atas UU RI No.31 Tahun 2004 Tentang
Perikanan. Terlihat bahwa terdapat beberapa pasal yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya dan pengendalian lingkungan perairan umum serta
partisipasi masyarakat. Pada Pasal I angka 2 undang-undang tersebut dinyatakan azas-azas dalam pengelolaan sumber daya perikanan yaitu harus didasarkan azas
manfaat, keadilan,
kebersamaan, kemitraan,
kemandirian, pemerataan,
keterpaduan, keterbukaan, efisiensi, kelestarian, dan pembangunan yang berkelanjutan.
V. EFEKTIFITAS KELEMBAGAAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN