rumusan masalah pokok yang terkait dengan kelembagaan pengelolaan sumberdaya perikanan
“lelang lebak lebung” yaitu; a
Perubahan kelembagaan pengelolaan sumberdaya perikanan “lelang lebak lebung” dari masa pemerintahan Marga ke masa pemerintahan Kabupaten,
diduga tidak efektif dalam pengaturan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan perairan umum lebak lebung, sehingga diduga
mengakibatkan semakin sempitnya akses masyarakat nelayan terhadap sumberdaya perikanan PULL.
b Perubahan kelembagaan pengelolaan sumberdaya perikanan “lelang lebak
lebung”, dari masa pemerintahan Marga ke masa pemerintahan Kabupaten, di duga mengakibatkan terjadinya degradasi kondisi sumberdaya perikanan
PULL dan mengakibatkan terjadinya kemiskinan masyarakat nelayan. c
Perlu dirumuskan alternatif kelembagaan pengelolaan sumberdaya perikanan PULL yang dibangun oleh masyarakat dengan fasilitasi Pemerintah Desa
yang pro rakyat, dapat diakses masyarakat nelayan dengan mudah dan murah, serta mampu mempertahankan kelestarian sumber daya perikanan PULL.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini
bertujuan menganalisis
kelembagaan pengelolaan
sumberdaya perikanan “lelang
1
lebak lebung ” dan keterkaitannya terhadap akses
masyarakat nelayan terhadap sumberdaya perikanan PULL, degradasi kondisi sumberdaya perikanan PULL dan kemiskinan masyarakat nelayan PULL. Secara
rinci tujuan penelitian ini adalah; a
Mengidentifikasi dan menganalisis efektifitas kelembagaan pengelolaan sumberdaya perikanan “lelang lebak lebung” pada masa pemerintahan Marga
dan masa pemerintahan kabupaten dalam kaitannya dengan akses masyarakat nelayan terhadap sumberdaya perikanan PULL.
1
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lelang berarti “penjualan dihadapan orang banyak yang
dipimpin oleh pejabat lelang dengan tawaran yang atas- mengatasi”. Secara umum, lelang adalah
suatu rangkaian proses penjualan suatu barang dan jasa yang terbuka untuk umum dengan persyaratan tertentu dengan cara ditawarkan kepada umum dan peminat barang yang dilelang
dapat mengajukan penawaran harga. Berdasarkan penawaran harga yang diajukan kepadanya, juru lelang dapat menentukan pembeli barang yang ditawark
an”
b Memahami dan menganalisis terjadinya degradasi kondisi sumberdaya
perikanan PULL dan kemiskinan masyarakat nelayan dalam kaitannya dengan perubahan kelembagaan pengelolaan sumberdaya perikanan “lelang
lebak lebung” pada masa pemerintahan Marga dan Kabupaten.
c Mencari alternatif kelembagaan pengelolaan sumberdaya perikanan PULL
yang dibangun oleh masyarakat dengan fasilitasi Pemerintah Desa yang pro rakyat, dapat diakses masyarakat nelayan dengan mudah dan murah, serta
mampu mempertahankan kelestarian sumber daya perikanan PULL.
1.4 Manfaat Penelitian
Pengetahuan berbagai aspek kelembagaan pengelolaan sumberdaya perikanan “lelang lebak lebung” dan kaitannya dengan akses masyarakat nelayan,
kondisi sumberdaya perikanan PULL, kemiskinan masyarakat nelayan, diharapkan dapat memberikan manfaat dalam perumusan kebijakan pengelolaan
sumberdaya perikanan “lelang lebak lebung”. Rumusan tersebut diharapkan telah
sesuai terhadap kondisi sumberdaya perikanan PULL dan kondisi masyarakat nelayan saat ini. Rumusan tersebut telah pula didasarkan pada kajian ilmiah dalam
suatu kerangka teoritis dan empiris di lapangan. Dalam hal ini, manfaat utama adalah menyediakan hak penangkapan ikan bagi masyarakat nelayan, sehingga
nelayan memperoleh pendapatan yang layak dari penangkapan ikan yang mereka lakukan terhadap sumberdaya perikanan PULL.
Bagi pemerintah daerah Kab. OKI Propinsi Sumatera Selatan, diharapkan bermanfaat dalam penyediaan rumusan alternatif perbaikan atau penguatan
kelembagaan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan “lelang lebak
lebung” yang diharapkan dapat mendukung keberlanjutan sumberdaya perikanan PULL dan keberlanjutan usaha masyarakat nelayan. Bagi pemerintah, diharapkan
dapat bermanfaat sebagai pertimbangan yang mendasar dalam pembuatan pedoman umum yang terkait dengan penguatan kelembagaan pemanfaatan dan
pengelolaan sumberdaya perikanan PULL di wilayah lainnya di Indonesia, yang memiliki tipe ekosistem yang sama dengan wilayah penelitian. Dalam hal ini,
pedoman umum tersebut telah mempertimbangkan keberlanjutan sumberdaya
perikanan itu sendiri, baik sebagai sumber pendapatan masyarakat nelayan maupun sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah.
1.5 Kebaruan Penelitian Novelty