4.5 Kelembagaan Penyuluhan Perikanan
Kelembagaan penyuluhan perikanan untuk tingkat kabupaten biasanya dinamakan sebagai Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan
Kehutanan BP4K. Pada wilayah Kabupaten OKI telah dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati OKI No.15 Tahun 2007 tertanggal 2 Juli 2007. BP4K ini adalah
lembaga non struktural yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati dan dipimpin oleh seorang kepala yang setingkat dengan eselon
IIb. Secara umum, beberapa tugas pokok dan fungsi BP4K, ada yang telah
dilaksanakan, tetapi ada pula yang belum dapat dilaksanakan dengan alasan tertentu sesuai dengan kondisi pendanaan yang tersedia Nasution et al., 2009.
Sebagai contoh, telah dilakukan penyusunan kebijakan dan program penyuluhan kabupatenkota yang sejalan dengan kebijakan dan program penyuluhan provinsi
dan nasional. Hal ini dilakukan dengan cara masing-masing penyuluh di BP4K mengidentifikasi program pada masing-masing sektor di tingkat Kabupaten OKI
Nasution et al., 2009. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa aktivitas lainnnya yang telah
dilakukan adalah melaksanakan penyuluhan dan mengembangkan mekanisme, tata kerja dan metode penyuluhan, yang dilakukan melalui pengembangan tata
kerja hingga tingkat BP3K dan Penyuluh Programa. Kemudian, juga telah melaksanakan pengumpulan, pengolahan, pengemasan, dan penyebaran materi,
penyuluhan bagi pelaku utama dan pelaku usaha. Telah melaksanakan pembinaan pengembangan kerjasama, kemitraan, pengelolaan kelembagaan, ketenagaan,
sarana dan prasarana, serta pembiayaan penyuluhan. Hal ini dilakukan dengan cara kerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan, Pemerintah Kabupaten
OKI, Pusat Pengembangan Penyuluhan Perikanan dalam hal ini mendapat penempatan 3 tiga fasilitas sepeda motor dari departemen Kelautan dan
Perikanan, Dinas Pertanian Tanaman Pangan, dan Dinas Kehutanan. Aktivitas lainnya adalah menumbuhkembangkan dan memfasilitasi
kelembagaan dan forum kegiatan bagi pelaku utama dan pelaku usaha. Juga, melaksanakan peningkatan kapasitas penyuluh PNS, swadaya dan swasta melalui
proses pembelajaran secara berkelanjutan. Namun demikian, untuk proses
penetapan kebijakan dan strategi penyuluhan kabupatenkota, bupati dibantu oleh Komisi Penyuluhan KabupatenKota. Dalam hal ini, telah terbentuk Badan
Pelaksana Penyuluhan dan Komisi Penyuluhan kabupatenkota diatur dengan peraturan BupatiWalikota.
Sejalan dengan adanya peraturan Bupati tentang pembentukan BP4K tersebut, maka diadakan pula Pengangkatan Pejabat Fungsional pada BP4K
tersebut di lingkup wilayah Kabupaten OKI, yang didasarkan atas Keputusan Bupati OKI No. 821.2375KEP-BKD2008 tertanggal 16 April 2008. Kemudian,
sebagai tindak lanjut urutan tugas yang lebih operasional terkait dengan kegiatan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan, ditetapkan pula wilayah binaan
penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan dalam wilayah Kabupaten OKI. Surat Keputusan tersebut ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati OKI Nomor:
520401KEPBP4K2008 tertanggal 26 Agustus 2008. Pada Lampiran Surat Keputusan ini terlihat bahwa setiap satu penyuluh
ditetapkan fungsinya sebagai penyuluh dan atau kedudukan tertentu dan juga ditetapkan wilayah binaan WIBI yang menjadi wilayah tugasnya. Adapun
wilayah binaan yang ditetapkan dalam keputusan bupati tersebut adalah bersamaan dengan batasan administratif kecamatan. Secara umum, sebagian besar
wilayah tugas penyuluh tersebut melingkupi 2 dua desa dalam satu wilayah kecamatan yang sama. Dalam hal ini untuk seluruh wilayah Kabupaten OKI telah
ditempatkan 205 tenaga penyuluh dengan berbagai tingkatan jabatan fungsional pada XIV wilayah kecamatan dalam wilayah Kabupaten OKI Nasution et al.,
2009. Terkait dengan desa Berkat, hingga saat dilaksanakannya penelitian ini
pada bulan Juli hingga Desember 2009, belum ada petugas penyuluh yang melapor kepada Kepala Desa Berkat, Kecamatan Sirah Pulau Padang SP
Padang. Lebih lanjut, terkait dengan bidang tugas yang harus dilakukan oleh setiap penyuluh sifatnya tidak hanya menangani satu sektor saja, tetapi bersifat
polivalen atau menangani seluruh sektor yang ada pada wilayah binaannya masing-masing. Sementara, kelembagaan penyuluhan tingkat kecamatan yang
dimaksudkan adalah keberadaan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan atau BP3K pada tingkat kecamatan Nasution et al., 2009.
Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan BP3K dalam lingkup wilayah Kabupaten OKI telah ditetapkan melalui keputusan Bupati
Kabupaten OKI berbarengan dengan penempatan para petugas penyuluh di wilayah Kabupaten OKI. Pada keputusan tersebut sekaligus pula ditetapkan para
pejabat dan petugas yang berkedudukan di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan BP3K dalam lingkup wilayah Kabupaten OKI. Nomor SK
Bupati Kabupaten OKI No. 821.2375KEP-BKD2008 tertanggal 16 April 2008. Pada keputusan tersebut sekaligus pula ditetapkan para pejabat dan petugas yang
berkedudukan di Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan BP3K dalam lingkup wilayah Kabupaten OKI Nasution et al., 2009.
Sebagai contoh, salah satu BP3K yang ada di wilayah Kabupaten OKI adalah BP3K yang berada di Desa Air Itam, yang membawahi 2 dua wilayah
kecamatan, yaitu Kecamatan SP Padang dan Kecamatan Jejawi dalam hal ini, kantornya masih menempati kantor Balai Benih Tanaman Pangan. Pada BP3K
tersebut telah dilakukan tugas pokok yang berkaitan dengan penyusunan program penyuluhan pada tingkat kecamatan sejalan dengan program penyuluhan
kabupatenkota. Namun demikian, terlihat bahwa kegiatan penyuluhan berdasarkan program penyuluhan tersebut belum berjalan, sebagai akibat belum
selesainya programa yang dibuat. Meskipun demikian, telah dilakukan penyediaan dan penyebarluasan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan, dan pasar.
Aktivitas memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan pelaku usaha juga telah dilakukan oleh BP3K, yang dalam hal ini
bekerjasama dengan Kepala Cabang Dinas yang berada di tingkat kecamatan. Namun demikian, belum banyak dilakukan peningkatan kapasitas penyuluh PNS,
penyuluh swadaya, dan penyuluh swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan. Demikian pula, telah dilaksanakan proses pembelajaran melalui
percontohan dan pengembangan model usaha bagi pelaku utama dan pelaku usaha. Kemudian, telah tersedia balai penyuluhan sebagai tempat pertemuan
penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha, yang bertanggung jawab kepada Badan Pelaksana Penyuluhan Kabupatenkota sesuai dengan peraturan bupatiwalikota.
Kelembagaan penyuluhan tingkat desa yang dimaksudkan adalah berupa Pos Penyuluhan DesaKelurahan yang bersifat non struktural yang dikelola secara
partisipatif oleh pelaku utama sektor pembangunan. Dalam hal ini, belum tersedia lembaga pada level desakelurahan ini yang dapat difungsikan menyusun
programa penyuluhan. Namun demikian, pada tingkat desa desa Berkat, terkait dengan perikanan tangkap perairan umum daratan telah dilakukan pembentukan
Kelompok Masyarakat Pengawas POKMASWAS yang anggotanya berjumlah 13 orang Nasution et al., 2009. POKMASWAS ini mendapatkan laporan tentang
hal-hal yang terkait dengan keamanan perairan juga dari masyarakat nelayan yang melaksanakan penangkapan ikan di perairan umum.
Terkait dengan pelaksanaan penyuluhan di desakelurahan, maka telah dilakukan penjelasan terhadap masyarakat, terutama masyarakat nelayan yang
melaksanakan usaha penangkapan ikan di wilayah desa Berkat. Artinya, kegiatan ini sekaligus pula berfungsi sebagai wadah untuk melaksanakan inventarisasi
permasalahan dan upaya pemecahannya. Sebagai contoh, adanya kasus pencurian ikan yang dilakukan oleh nelayan luar desa Berkat, telah ditindaklanjuti dengan
adanya perampasan terhadap alat tangkap. Proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha
bagi pelaku utama dan pelaku usaha belum pernah dilakukan di tingkat desa. Berkaitan dengan hal ini, maka akan berpengaruh terhadap proses menumbuh-
kembangkan kepemimpinan, kewirausahaan serta kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha. Sementara, kegiatan rembug, pertemuan teknis, temu lapang dan
metode penyuluhan lain bagi pelaku utama dan pelaku usaha ditindaklanjuti melalui kegiatan musyawarah desa yang berisikan tentang kesepakatan dan
pengaturan-pengaturan yang perlu diikuti oleh masyarakat nelayan. Kegiatan musyawarah tersebut dapat pula merupakan media yang memfasilitasi layanan
informasi, konsultasi, pendidikan, serta pelatihan bagi pelaku utama dan pelaku usaha, yang sekaligus dapat merupakan proses memfasilitasi forum penyuluhan
pedesaan. Pos Pelayanan Penyuluhan Perikanan ini berada pada sentra-sentra
kegiatan pelaku usaha perikanan, khususnya nelayan pembudidaya, pengolah ikan, atau pusat teknologi perikanan yang berada di daerah yang bersangkutan.
Kemudian, penetapan lokasi Pos Pelayanan Penyuluhan Perikanan dilakukan oleh BupatiWalikota atas persetujuan dan kerjasama dengan unit yang ditempati.
Fungsinya antara lain adalah tempat untuk saling berkomunikasi para penyuluh fungsional perikanan atau penyuluh lainnya dalam melaksanakan tugas
penyuluhan perikanan. Terkait dengan desa Berkat yang menjadi wilayah penelitian belum
memiliki Pos Pelayanan Penyuluhan Perikanan baik pada tingkat desa maupun pada tingkat kecamatannya. Yang ada saat ini dan ditetapkan dengan peraturan
dan atau surat keputusan Bupati Kabupaten OKI adalah BP3K yang berada di Desa Air Itam, namun melingkupi wilayah Kecamatan Jejawi dan Kecamatan SP
Padang, dimana Desa Berkat berada. Dengan demikian, tugas yang terkait dengan fungsi Pos Pelayanan Penyuluhan Perikanan ini belum dapat dilaksanakan
Nasution et al., 2009. Adapun tugas pos pelayanan penyuluhan perikanan adalah menyusun
program kerja, rencana kegiatan penyuluhan perikanan dan melaksanakan penyuluhan perikanan di lapangan. Disamping itu, melakukan kegiatan
administrasi penyuluhan perikanan, melakukan kerjasama dan memperluas jaringan kerja, serta melakukan evaluasi dan pelaporan kegiatan penyuluhan
perikanan yang dilaksanakan. Kesemua tugas-tugas ini pada prinsipnya saat ini menjadi bagian dari tugas BP3K yang berada di Desa Air Itam.
4.6
Desa Berkat; Gambaran Umum Desa Nelayan
Desa Berkat terletak di Kecamatan Sirah Pulau Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir Propinsi Sumatera Selatan. Jarak antara Desa Berkat dan
Kecamatan Sirah Pulau Padang sejauh 8 km dan ditempuh dengan menggunakan angkutan kota selama 20 menit Nasution et al., 2007. Desa ini telah memiliki
jalan aspal dan jalan pengerasan. Status jalannya adalah jalan kabupaten tanpa penerangan jalan namun desa ini telah memiliki sambungan listrik. Secara
administratif luas wilayah Desa Berkat adalah 575 Ha. Letak geografis desa ini merupakan desa bukan pantai, dan dalam 5 tahun terakhir tidak ada bencana alam
seperti tsunami, gempa bumi, tanah longsor, angin puting beliung, banjir yang terjadi di Desa Berkat.
Penduduk di Desa Berkat berjumlah 1.800 orang dengan komposisi pria dan wanita sebesar 55 dan 45. Jumlah Kepala Keluarga KK mencapai 570
KK. Terjadinya perpindahan penduduk terkait dengan alasan mencari pekerjaan.
Kota tujuannya adalah Batam dan Bangka. Kondisi perumahan penduduk secara umum merupakan rumah semi permanen rumah yang dindingnya terbuat dari
papan kayu serta beratapkan seng. Belum ada masyarakat yang menggunakan beton sebagai pondasi dan batu bata sebagai dinding.
Sarana pendidikan yang tersedia di Desa Berkat hanya sekolah dasar. Jumlahnya sebanyak 2 dua buah. Untuk pendidikan lebih lanjut, masyarakat
harus menuju desa lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sarana kesehatan, terdapat 1 satu buah puskesmas pembantu dan 2 dua buah pos
pelayanan terpadu posyandu. Sarana ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat yang ada di desa berupa toko yang menyediakan keperluan sehari-
hari. Pasar yang ada berupa pasar yang dilakukan secara mingguan di sebut Kalangan. Untuk
”kalangan” pasar mingguan di kecamatan Sirah Pulau Padang dilakukan pada hari Minggu dengan jarak 8 km dari Desa Berkat. Kalangan
pasaran di kecamatan Sukaraja dilakukan pada hari Kamis dengan jarak 0,5 km dari Desa Berkat. Jika masyarakat ingin menuju BRI maka harus ditempuh
dengan jarak 7-8 km. Sarana ibadah yang tersedia berupa Mushola sebanyak 2 dua buah. Hal
ini dikarenakan mayoritas penduduk beragama Islam. Sarana umum yang terdapat di Desa Berkat adalah kantor kepala desa meski rumah ini merupakan rumah
contoh dari ABRI, selain itu juga terdapat balai desa. Beberapa sarana lain seperti kantor pos, internet dan sarana olahraga belum tersedia dan harus menuju desa
tetangga atau ke kota untuk dapat menikmati sarana tersebut. Sumber mata pencaharian penduduk adalah petani, berkebun dan nelayan
perikanan tangkap perairan umum khususnya di rawa. Jumlah masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan perairan umum adalah sebesar 150 KK dengan 100 KK
diantaranya adalah nelayan penuh. Ada juga masyarakat yang berprofesi sebagai pengolah ikan dan pengolah ikan yang merangkap sebagai penjual ikan segar. Ibu-
ibu melakukan jual beli ikan segar, jika ikan yang dijual banyak yang mati maka diolah menjadi ikan asin. Yang mengolah ikan asin adalah suami.
Rata-rata pendapatan masyarakat 85 Rp.750.000, pendapatan masyarakat Rp.750.000,00-Rp.1.000.000 sebanyak 10. Untuk pendapatan
antara Rp.1.250.000-Rp.1.500.000 didapatkan oleh masyarakat yang berprofesi
sebagai pedagang besar. Kegiatan pemasaran ikan dilakukan oleh pedagang dengan jumlah 6-7 orang dan jumlah pengecer keliling sebanyak 2-3 orang.
Pemasaran ikan dilakukan di dalam desa serta dikirim ke kota Palembang. Ikan yang dipasarkan oleh pedagang pengumpul sebanyak 2-3 pikulhari dengan berat
sekitar 200-300 kg. Kegiatan ini dilakukan selama 6 bulan dan dilakukan mulai bulan Januari dan Februari. Rata-rata volume ikan yang dipasarkan oleh pedagang
pengecer adalah 10 kghari. Organisasi sosial yang ada dimasyarakat meliputi kelompok pembudidaya
ikan dengan nama Kelompok Tani Nelayan Andalan KTNA dan karang taruna. Ada beberapa aktifitas masyarakat yang terkait dengan perikanan tetapi masih
belum memiliki wadah perkumpulan seperti pengolahan ikan dan pedagang ikan. Kegiatan tersebut masih dilakukan secara individual dan tidak terorganisir dalam
suatu kelompok. Lembaga swadaya masyarakat baik yang bergerak di sektor perikanan atau lainnya masih belum terbentuk. Pengumpulan zakat, infaq dan
shodaqoh dilakukan oleh pengurus masjid dan musholla tanpa ada suatu lembaga secara khusus. Pada desa ini pula tidak terdapat lembaga adat yang mengatur
kehidupan bermasyarakat. Masyarakat di desa Berkat Kecamatan Sirah Pulau Padang memiliki
keterikatan yang kuat terhadap sumber daya perairan umum khususnya rawa. Secara geografis seluruh masyarakat yang tinggal di daerah ini memiliki profesi
utama sebagai penangkap ikan baik di sungai atau di rawa. Desa Berkat memiliki aliran anak Sungai Komering dengan lebar sungai 10-12 meter. Selain menangkap
ikan, masyarakat juga mekakukan pengolahan ikan hasil tangkapan. Kegiatan penangkapan ikan dilakukan sewaktu musim kering. Jenis ikan
yang tertangkap oleh nelayan cukup beragam. Jenis ikan yang dominan tertangkap adalah Ikan Gabus, Ikan Lele Ikan Sepat dan Ikan Betok. Estimasi tangkapan tiap
hari sebanyak 500 kghari dengan jenis ikan adalah ikan gabus 20, ikan lele 20, ikan sepat 50 dan ikan betok 10. Kegiatan pengolahan ikan di Desa
Berkat banyak dilakukan oleh Ibu-ibu. Ikan yang berhasil ditangkap oleh kaum lelaki atau kaum bapak, diasinkan lalu dijemur sampai kering. Tujuan dari
pengolahan ikan adalah untuk mendapatkan nilai tambah dan agar dapat bertahan lebih lama. Ikan hasil tangkapan lebih disukai jika dijual secara segar tetapi jika
harga ikan asin sedang bagus maka mereka akan menyukai untuk menjualnya. Kegiatan ini marak khususnya ketika mulai musim penghujan ketika ikan-ikan
yang tertangkap mulai melimpah. Jenis ikan yang banyak di olah adalah ikan gabus dan ikan sepat.
Aktivitas masyarakat yang terkait dengan kegiatan di rawa adalah penambangan pasir. Kegiatan ini dilakukan oleh orang dari luar desa. Kegiatan
lain adalah mencuci dan mandi, pertanian. Selain itu digunakan untuk air minum. Penggunaan armada perikanan rata-rata menggunakan perahu tanpa motor dengan
jumlah 150 buah. Penggunaan perahu dirasakan menjadi sebuah kebutuhan agar mempercepat mobilitas yang dilakukan. Selain untuk menangkap ikan, perahu
juga digunakan sebagai alat transportasi masyarakat untuk menuju dari satu tempat ke tempat lainnya.
Penangkapan ikan di Desa Berkat, menggunakan berbagai alat tangkap. Alat tangkap yang digunakan berupa bubu, jaring tepi, pancing, rawai, sero, jala
dan anco. Bubu digunakan untuk menangkap belut dengan bahan bambu. Jumlahnya sebanyak 30-40 buah. Alat tangkap pancing memiliki 100-150 mata
pancing. Alat pengolah ikan yang ada berupa pengasinan dan pengasapan ikan.
4.7 Kebijakan Nasional Pengelolaan Sumber daya Ikan