8. Satuan Keamanan Desa adalah perangkat Pemerintah Desa yang bertanggung jawab
atas hal-hal yang terkait dengan keamanan, ketenteraman, ketertiban dan penegakkan aturan-aturan Desa.
9. Kelompok Masyarakat Pengawas POKMASWAS adalah pelaku pengawasan
terhadap pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan di tingkat lapangan yang terdiri dari unsur tokoh Masyarakat, tokoh adat, lembaga swadaya Masyarakat,
Nelayan, pembudidaya ikan danatau Masyarakat maritim lainnya. 10.
Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan Penangkapan Ikan. 11.
Lebak adalah suatu areal, baik yang dijadikan persawahan maupun yang tidak dijadikan persawahan yang secara berkala atau terus menerus digenangi air dan
secara alami merupakan tempat hidup bibit ikan atau biota perairan lainnya. 12.
Lebung adalah cekungan yang terbentuk secara alami, dimana pada saat air tinggi seluruh lebung terendam air dan pada saat air surut terlihat sebagai genangan dan
tempat berkumpulnya ikan atau biota perairan lainnya. 13.
Sungai adalah perairan mengalir, baik sepanjang tahun maupun hanya pada saat musim hujan dan secara alami merupakan tempat hidup bibit ikan atau biota perairan
lainnya. 14.
Sungai Larangan adalah suatu wilayah perairan dengan batas-batas yang jelas yang dimaksudkan untuk melestarikan atau meningkatkan stok ikan yang tersedia untuk
kesejahteraan Masyarakat. 15.
Lebak, Lebung dan Sungai yang tidak dilelang adalah wilayah Lebak, Lebung dan Sungai Mentate III, Desa Berkat, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan
Komering Ilir. 16.
Penangkapan Ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apapun.
17. Alat Penangkap Ikan adalah sarana dan perlengkapan atau benda-benda lainnya yang
dipergunakan untuk menangkap ikan. 18.
Tuguk adalah alat Penangkapan Ikan yang berbentuk jaring berkantong dan dioperasionalkan secara menetap dengan metode Penangkapan Ikan menghadang
ruaya migrasi ikan di Sungai. 19.
Pemijahan pengempasan adalah proses pertemuan induk betina dan jantan untuk mengeluarkan sel telur dan sel sperma.
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud dan Tujuan Pengelolaan Lebak, Lebung dan Sungai yang tidak dilelang dalam Peraturan Desa ini
dimaksudkan untuk mengatur tata cara dan pelaksanaan pengelolaan serta pemanfaatan sumber daya di dalamnya dengan tujuan untuk tercapainya pemberdayaan ekonomi
Masyarakat Desa dalam rangka penguatan otonomi dan peningkatan pendapatan Desa.
BAB III SUNGAI LARANGAN
Pasal 3
Ketentuan Sungai Larangan 1
Pemerintah Desa menetapkan sebagian Sungai yang tidak dilelang sebagai wilayah perairan Sungai Larangan.
2 Batas-batas wilayah perairan Sungai yang tidak dilelang yang dimaksud dalam ayat
1 dalam pasal ini dimulai dari ujung jalan setapak dekat lahan sawah yang merupakan milik Lisar sampai ke simpang empat jembatan besi dekat sawah milik
Saiful Anwar. 3
Dalam Sungai Larangan dilarang untuk: a.
Melakukan kegiatan yang dapat merusak kelestarian sumberdaya ikan dan habitatnya;
b. Melakukan Penangkapan Ikan dengan menggunakan empang danatau arad,
mengesar serta alat, bahan dan cara yang dilarang oleh Peraturan Perundang- undangan.
BAB IV PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN
Pasal 4
Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya ikan 1
Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya ikan di Lebak, Lebung dan Sungai yang tidak dilelang hanya diperbolehkan pada sumberdaya ikan yang tidak dilarang
menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 2
Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya ikan di Lebak, Lebung dan Sungai yang tidak dilelang dilaksanakan Desa dengan melindungi daerahtempat Pemijahan
pengempasan ikan pada saat musim ikan memijah ngempas. 3
Tata cara pemanfaatan dan pengelolaan Sungai Larangan akan diatur tersendiri oleh Kepala Desa atas persetujuan Badan Permusyawaratan Desa BPD.
BAB IV PENANGKAPAN IKAN
Pasal 5
Tata Cara Pelaksanaan Penangkapan Ikan 1
Setiap orang dapat melakukan kegiatan Penangkapan Ikan setelah mencatatkan kegiatannya kepada Pemerintah Desa dimana Lebak dan Lebung yang tidak dilelang
terletak, kecuali pada perairan Sungai yang ditetapkan menjadi Sungai larangan. 2
Tata cara pencatatan kegiatan Penangkapan Ikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini adalah, sebagai berikut:
a. Mencatatkan diri kepada Pemerintah Desa sebagai Masyarakatwarga atau
Nelayan yang akan melakukan kegiatan Penangkapan Ikan di Lebak, Lebung dan Sungai yang tidak dilelang, dengan mengisi formulir pendaftaran sebagaimana
contoh dalam lampiran 1 Peraturan Desa ini; b.
Setelah mengisi formulir pendaftaran sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a ayat 2 pasal ini, Pemerintah Desa akan menerbitkan Surat Keterangan
Pencatatan Penangkapan Ikan di Lebak, Lebung dan Sungai yang tidak dilelang sebagaimana contoh dalam lampiran 2 Peraturan Desa ini;
c. Penerbitan Surat Keterangan Pencatatan Penangkapan Ikan di Lebak yang tidak
dilelang, setiap orang dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 5000,- lima ribu rupiah;
d. Penerbitan Surat Keterangan Pencatatan Penangkapan Ikan di Sungai yang tidak
dilelang yang bukan sebagai Sungai Larangan, setiap orang dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 25.000,- dua puluh lima ribu rupiah.
3 Bagi orang yang tidak berdomisili dalam wilayah Desa ingin menangkap ikan di
Lebak, Lebung dan Sungai yang tidak dilelang, akan diberlakukan ketentuan sebagai berikut:
a. Mencatatkan diri kepada Pemerintah Desa sebagai warga yang akan melakukan
kegiatan Penangkapan Ikan di Lebak, Lebung dan Sungai yang tidak dilelang, dengan mengisi formulir pendaftaran sebagaimana contoh dalam lampiran 1
Peraturan Desa ini; b.
Setelah mengisi formulir pendaftaran sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a ayat 3 pasal ini, Pemerintah Desa akan menerbitkan Surat Keterangan
Pencatatan Penangkapan Ikan di Lebak, Lebung dan Sungai yang tidak dilelang sebagaimana contoh dalam lampiran 2 Peraturan Desa ini;
c. Penerbitan Surat Keterangan Pencatatan Penangkapan Ikan di Lebak yang tidak
dilelang, setiap orang dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 25.000,- dua puluh lima ribu rupiah untuk 1 satu kali Penangkapan Ikan;
d. Penerbitan Surat Keterangan Pencatatan Penangkapan Ikan di Sungai yang tidak
dilelang yang bukan sebagai Sungai Larangan, setiap orang dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 25.000,- lima puluh ribu rupiah untuk 1 satu kali
Penangkapan Ikan. 4
Bagi Masyarakat Desa yang ingin menangkap ikan hanya untuk keperluan makan sehari-hari dibebaskan dari pembayaran biaya administrasi sebagaimana yang
dimaksud dalam huruf c dan d ayat 2 pasal ini, dengan ketentuan sebagai berikut: a.
Jenis Alat Penangkap Ikan yang digunakan pancing tunggal; b.
Hasil Penangkapan Ikan tidak lebih dari 3 tiga kg kilogram setiap keluarga dan tidak untuk diperdagangkan;
c. Sumberdaya ikan yang ditangkap tidak termasuk dalam kriteria yang dilarang
menurut Peraturan Perundang-undangan; d.
Wilayah Penangkapan ikan tidak termasuk Sungai yang ditetapkan sebagai Sungai Larangan.
BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN