Batasan Operasional Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

pengamatan berulang, mempertimbangkan masukan sumber data dan informasi, sebagaimana dimaksudkan oleh Moleong 2004. Pada tahap akhir, hasil penelitian diverifikasi kepada subjek penelitian dan pihak-pihak terkait dalam pengumpulan data penelitian ini. Verifikasi dilakukan melalui kegiatan diskusi kelompok terarah focus group discussion; FGD. Kegiatan FGD dilakukan di aula Kantor Kepala Desa Berkat, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Verifikasi data yang dilakukan menghadirkan perwakilan dari berbagai sumber data, termasuk masyarakat nelayan, kepala desa, dan lembaga terkait lainnya. Sebagai informasi tambahan bahwa peneliti pernah tinggal dan bermukim di pemukiman masyarakat nelayan di perairan umum Lubuk Lampam, Kecamatan Pedamaran, Kab. OKI selama kurang lebih satu tahun pada periode tahun 1987- 1988 dan penulis dapat menggunakan bahasa daerah setempat. Khusus untuk desa Berkat sudah diteliti oleh penulis sejak tahun 2006 hingga saat ini, dan berfungsi sebagai laboratorium lapang kantor penulis Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Kemudian sejak tahun 1989 hingga saat ini penulis aktif melaksanakan kegiatan penelitian di bidang sosial budaya dan kelembagaan di wilayah perairan umum lainnya di Indonesia, terutama Propinsi Sumatera Selatan, Jambi, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Papua Barat.

3.8 Batasan Operasional Penelitian

Pada batasan operasional penelitian dikemukakan definisi, pengertian maupun konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Beberapa batasan operasional yang dimaksud adalah sebagai berikut: a Konsep kelembagaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelembagaan sebagai tata kelola dan organisasi yang merupakan suatu kompleks atau sistem peraturan-peraturan dan adat-istiadat yang mempertahankan nilai-nilai yang penting. Dalam hal ini, mengatur hubungan teknis dan sosial antar dan intra komunitas nelayan, pemerintah daerah dan swasta pemilik modal, yang didasarkan suatu aturan main dalam bentuk peraturan “lelang lebak lebung”. b Perubahan kelembagaan yang dimaksudkan dalam penelitian adalah perubahan dalam kelembagaan pengelolaan sumber daya perikanan PULL yang dikelompokkan menjadi 3 tiga periode yaitu; 1. Pengelolaan yang dilakukan pada masa pemerintahan Marga hingga dihapuskannya sistem pemerintahan tersebut sekitar tahun tahun 1982. 2. Pengelolaan yang dilakukan pada masa pemerintahan Kabupaten yaitu sejak tahun 1983 hingga tahun tahun 2008 menggunakan Perda No. 9 Tahun 2005. 3. Pengelolaan yang dilakukan pada masa pemerintahan kabupaten yang dimulai dengan adanya pembagian kewenangan pengelolaan pada pemerintah desa dan masyarakat pada sebagian areal perairan umum lebak lebung yang diberlakukan sejak tahun 2009 hingga sekarang menggunakan Perda No. 9 Tahun 2008. c Kondisi sumber daya perikanan PULL yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kondisi sumber daya perikanan PULL yang ditunjukkan dengan beberapa variabel yang diamati yaitu perubahan produktivitas perairan per satuan luas, produktivitas ikan hasil tangkapan per upaya yang dilakukan, kelangkaan suatu jenis ikan, perubahan kualitas lingkungan PULL, dan lain- lain sesuai dengan ketersediaan data yang tercakup dalam wilayah kabupaten OKI. d Kemiskinan masyarakat nelayan adalah kondisi yang digambarkan dari pendapatan dan pengeluaran rumah tangga masyarakat nelayan pada tahun 2008 dan 2009. Masyarakat nelayan yang dijadikan contoh kasus adalah masyarakat nelayan di desa Berkat, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Kabupaten Ogan Komering Ilir Kab. OKI, Sumatera Selatan.

3.9 Ikhtisar