Implikasi Kebijakan Hasil dan Pembahasan .1 Penangkapan Cumi-cumi
62 sederhana untuk memikat cumi-cumi meletakkan telur yaitu dengan
menenggelamkan ranting pohon ke dalam perairan. Hasil penelitian Baskoro dan Mustaruddin 2006, Tallo 2006 dan Syari
2014 menunjukkan bahwa tempat dipasangnya atraktor cumi setelah beberapa waktu menjadi habitat cumi-cumi baik untuk menempelkan telurnya maupun
untuk nursery ground. Bahkan pada penelitian Baskoro dan Mustaruddin 2006 dan Syari 2014 ditemukan bahwa atraktor cumi juga menjadi habitat bagi ikan
karang hias, bunga karang dan tumbuhan laut dari jenis alga dan lumut.
Telur cumi-cumi pada habitat alami banyak ditemukan menempel pada sponge dan
karang mati yang berada di dasar perairan. Hasil penelitian Tallo 2006
menemukan bahwa atraktor cumi yang menjadi tempat penempelan telur cumi- cumi yaitu rumpon yang diletakkan di dasar perairan.
Hal ini mengindikasikan bahwa pemasangan atraktor cumi berpotensi untuk meningkatkan stok cumi-cumi di perairan tersebut. Guna mengetahui sejauhmana
potensi tersebut dapat diukur maka dilakukan penelitian eksperimen pemasangan atraktor cumi untuk melakukan pengamatan jumlah telur dan penetasan telur
cumi-cumi P. chinensis di perairan Kabupaten Bangka. Penelitian ini yang bertujuan untuk : 1 mengkaji perkembangan telur yang menempel pada atraktor
cumi secara temporal dan faktor yang mempengaruhinya; 2 mengkaji proses penetasan telur cumi-cumi; 3 Menghitung potensi luas areal untuk penempatan
atraktor cumi.
5.2 Metode 5.2.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 – Juli 2013. Lokasi
pemasangan atraktor cumi cumi-cumi di Perairan Tuing, Kecamatan Riau Silip, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Gambar 31. Penelitian
penetasan telur cumi-cumi dilaksanakan di Universitas Bangka Belitung, Pangkalpinang.
Gambar 31 Perairan Tuing lokasi pemasangan atraktor cumi