4 Upaya untuk meningkatkan produksi cumi-cumi dapat dilakukan dengan
meningkatkan ketersediaan stok melalui upaya pengkayaan stok atau stock enhancement
atau sea ranching seperti yang telah dilakukan oleh negara Jepang. Uno 1985 menyebutkan bahwa keberhasilan sea ranching udang Penaeus
japonicas di Teluk Hamana-ko ditunjukan dengan tumbuhnya udang hasil
penebaran yang hampir sama cepatnya dengan pertumbuhan udang alam dan tertangkapnya kembali udang-udang tersebut. Penangkapan udang di teluk
tersebut menghasilkan produksi 2.4 kali lebih besar dari dari perairan alami lainnya. Produksi cumi-cumi pada suatu perairan juga dapat ditingkatkan dengan
metode seperti pengkayaan stok, apalagi telah ditemukan teknologi pemasangan atraktor cumi-cumi oleh Baskoro dan Mustarudin 2006.
Dari hasil penelitian Baskoro dan Mustaruddin 2006 dan Tallo 2006 diketahui bahwa tempat dipasangnya atraktor cumi-cumi setelah beberapa waktu
menjadi habitat cumi-cumi baik untuk menempelkan telurnya maupun untuk nursery ground
. Bahkan pada penelitian Baskoro dan Mustaruddin 2006 ditemukan bahwa atraktor cumi-cumi juga menjadi habitat bagi ikan karang hias,
bunga karang dan tumbuhan laut dari jenis alga dan lumut. Hal ini menunjukan indikasi awal bahwa pemasangan atraktor cumi-cumi pada suatu perairan dapat
meningkatkan daya dukung sumberdaya dan dapat berdampak positif masyarakat setempat. Atraktor cumi-cumi yang dipasang memiliki multi fungsi yaitu sebagai
pengumpul cumi-cumi, menciptakan ekosistim baru dan daerah penangkapan baru karena adanya terumbu buatan dan memiliki potensi untuk kawasan wisata
perairan.
Perairan Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, merupakan salah satu perairan yang menjadi daerah penangkapan cumi-cumi.
Daerah penangkapan cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka diantaranya terdapat di Perairan Rebo, Perairan Bedukang, Perairan Tuing dan Perairan
Pesaren. Produksi cumi-cumi di kabupaten ini pada periode 2005 – 2013 menunjukan kecenderungan yang terus meningkat, dimana produksi tahun 2005
sebesar 557,8 ton dan pada tahun 2013 mencapai 925,6 ton Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka 2014. Produksi tahun 2013 merupakan produksi
tertinggi pada periode tersebut. Perkembangan produksi cumi-cumi daerah ini disajikan pada Gambar 1.
Penangkapan cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka dilakukan dengan menggunakan alat tangkap pancing cumi dan bagan tancap. Penangkapan dengan
alat tangkap pancing cumi oleh nelayan daerah ini dilakukan sepanjang tahun, sama dengan yang dilakukan oleh nelayan di perairan Selat Alas NTB Hufiadi
dan Genisa 2001. Nelayan bagan tancap daerah ini hanya melakukan penangkapan selama 6 – 8 bulan setiap tahun karena pengaruh cuaca dan
gelombang laut yang tinggi.
Hasil kajian Rosalina et al. 2010, dengan menggunakan data hasil tangkapan cumi-cumi yang didaratkan di PPN Sungailiat tahun 2005 - 2009,
menyimpulkan bahwa penangkapan cumi-cumi pada periode waktu tersebut belum mencapai overfishing. Dari Gambar 1 memang terlihat bahwa produksi
cumi-cumi Kabupaten Bangka pada periode 2005 - 2009 cenderung stabil. Namun jika melihat data tahun 2010 – 2013 terlihat adanya kenaikan produksi
yang sangat signifikan.
5
Gambar 1 Perkembangan produksi cumi-cumi Kabupaten Bangka tahun 2005 – 2013.
Peningkatan produksi cumi-cumi daerah ini terjadi pada saat laju kerusakan ekosistem pesisir di Pulau Bangka sangat tinggi. Kerusakan ekosistem pesisir di
daerah ini semakin tinggi sejak adanya izin pertambangan timah yang diberikan oleh Pemerintah Daerah dan adanya penambangan ilegal di wilayah laut yang
dilakukan oleh masyarakat. Penambangan timah tersebut membuang limbah tailing tambang langsung ke laut. Hasil penelitian Firdaus et al. 2010 dalam Syari
2014 menunjukan nilai rata-rata total suspended solid di perairan Pulau Bangka diatas ambang batas baku mutu untuk kehidupan biota karang yaitu 41,5 mgL.
Produksi cumi-cumi yang meningkat secara siginifkan sejak tahun 2010 serta tingginya laju kerusakan ekosistem pesisir di Kabupaten Bangka harus
diiringi dengan upaya pengelolaan sumberdaya cumi-cumi untuk menjaga keberlanjutan usaha perikanan cumi-cumi. Tujuan utama pengelolaan perikanan,
menurut King 1995, berdasar sejarahnya adalah konservasi stok ikan. Dalam perikanan modern tujuan pengelolaan perikanan tidak hanya dari aspek biologi,
tetapi tujuannya berkembang kepada tiga aspek lainnya yaitu aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Penerapan model peningkatan stok cumi-cumi di perairan
Kabupaten Bangka melalui pemanfaatan atraktor cumi-cumi dapat dimanfaatkan dalam menyusun kebijakan pengelolaan sumberdaya perikanan cumi-cumi secara
berkelanjutan di daerah ini.
1.2 Perumusan Masalah
Perairan Kabupaten Bangka diduga memiliki stok sumberdaya perikanan cumi-cumi yang cukup besar. Indikasi ini terlihat dari produksi cumi-cumi yang
cenderung semakin meningkat pada periode 2005 – 2013. Hal ini menunjukan bahwa intensitas penangkapan cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka cukup
tinggi.
Penangkapan cumi-cumi tersebut tidak hanya dilakukan oleh nelayan setempat, tetapi juga oleh nelayan dari Muara Angke, nelayan PPS Nizam
Zachman Jakarta, serta nelayan dari beberapa daerah lainnya. Penangkapan cumi- cumi oleh nelayan yang menggunakan pancing cumi dilakukan sepanjang tahun,
termasuk dilakukan pada saat musim cumi memijah.
Produksi cumi-cumi yang berbeda antar waktu mempunyai hubungan dengan ketersediaan stok cumi-cumi di perairan. Ketersediaan stok cumi-cumi
pada suatu perairan memiliki hubungan dengan tingkah laku cumi-cumi. Tingkah
6 laku cumi-cumi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat kesuburan
perairan, musim dan faktor-faktor oseanografi. Berkaitan dengan hal tersebut maka untuk gambaran data awal penting untuk mengetahui hubungan antara
produksi cumi-cumi di Kabupaten Bangka dengan
beberapa parameter oseanografi seperti suhu perairan dan kesuburan perairan.
Pola pertumbuhan cumi-cumi menurut Jackson dan Moltschaniwskyj 2001 dipengaruhi oleh beberapa faktor penting yaitu suhu musiman, ketersediaan pakan
dan perbedaan geografis. Penelitian pertumbuhan cumi-cumi jenis Photololigo chinensis
sudah dilakukan oleh beberapa peneliti di Indonesia seperti oleh Sitompul et al. 2015 dan Perangin-angin et al. 2015.
Pada sisi lain pertumbuhan P. chinensis yang didaratkan di Kabupaten Bangka belum ada yang
mengkaji. Informasi tentang pola pertumbuhan akan berguna sebagai salah satu pertimbangan dalam menyusun kebijakan pengelolaan sumberdaya cumi-cumi di
Kabupaten Bangka.
Sumberdaya cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka harus dikelola dengan baik agar memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat secara
berkelanjutan. Sumberdaya perikanan, sebagai sumberdaya alam yang bersifat dapat diperbaharui, memerlukan pendekatan pengelolaan yang bersifat
menyeluruh dan hati-hati Fauzi 2006.
Pengelolaan yang baik tidak hanya mempertimbangkan aspek biologi semata, tetapi juga mencakup aspek ekonomi
sumberdaya secara menyeluruh. Pendekatan ini disebut sebagai model dinamis pengelolaan sumberdaya.
Peningkatan ketersediaan stok cumi-cumi berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya dapat dilakukan dengan pemasangan atraktor cumi.
Pemasangan atraktor cumi pada dasarnya merupakan upaya untuk menarik cumi-cumi datang
dan menempelkan telur-telurnya pada atraktor tersebut sehingga akhirnya daerah penempatan atraktor tersebut menjadi habitat cumi-cumi. Daerah penempatan
atraktor cumi dapat menjadi habitat cumi-cumi karena dipasangnya alat pemikat seperti daun kelapa, daun nipah, daun pinang dan juga dari bahan sintetis seperti
tali temali. Bahan pemikat juga dapat dibuat dari ban bekas atau tali plastik Baskoro et al. 2011.
Dari hasil pemasangan atraktor cumi dapat diperoleh informasi hubungan antara musim penangkapan dengan pola pemijahan cumi-
cumi serta hatching rate. Melalui kegiatan kajian pada keempat aspek yang telah diuraikan diatas
maka akan disusun sebuah model peningkatan stok cumi-cumi dengan introduksi teknologi atraktor cumi. Data yang diperoleh pada keempat aspek sebelumnya
tersebut akan digunakan sebagai input untuk menyusun simulasi model stok cumi- cumi sehingga dapat dijadikan pertimbangan bagi pengelola sumberdaya
perikanan cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka untuk menyusun kebijakan pengembangan perikanan cumi-cumi.
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut:
1 Berapa produksi perikanan cumi-cumi dan bagaimana pengaruh parameter
oseanografi terhadap hasil tangkapan cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka?
2 Bagaimana model pertumbuhan cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka?
3 Berapa optimasi penangkapan cumi-cumi berdasarkan analisis biologi, teknis
dan lingkungan serta analisis bio-ekonomi?
7 4
Bagaimana hubungan antara musim penangkapan cumi-cumi dengan pola pemijahan cumi-cumi pada atraktor cumi dan penetasan telur cumi-cumi?
5 Bagaimana model peningkatan stok cumi-cumi di perairan Kabupaten
Bangka dengan introduksi teknologi atraktor cumi?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk merancang model peningkatan stok cumi-cumi yang berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan,
biologi, teknis dan ekonomi melalui introduksi teknologi atraktor cumi. Tujuan khusus penelitian ini yaitu:
1
Mengetahui hubungan antara produksi cumi-cumi dengan parameter oseanografi di perairan Kabupaten Bangka.
2 Mengkaji model pertumbuhan cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka.
3 Mengkaji model bio-ekonomi perikanan cumi-cumi di perairan Kabupaten
Bangka. 4
Mengetahui hubungan antara musim penangkapan cumi-cumi dengan jumlah telur pada atraktor cumi dan penetasan telur cumi-cumi.
5 Menyusun model peningkatan stok cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka
dengan introduksi atraktor cumi.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam hal: 1 tersedianya karakteristik pola pertumbuhan dan informasi status pemanfaatan
sumberdaya cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka; 2 tersedianya model peningkatkan stok sumberdaya cumi-cumi dengan introduksi teknologi atraktor
cumi; dan 3 kontribusi bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan terhadap pengelolaan sumberdaya cumi-cumi dengan introduksi teknologi atraktor cumi.
1.5 Kerangka Penelitian
Tujuan penelitian ini akan dicapai dengan menggunakan kerangka pemikiran penelitian yang disajikan pada Gambar 2. Berdasarkan gambar tersebut
maka model stok sumberdaya cumi-cumi dikembangkan berdasarkan lima komponen yang saling terkait. Kelima komponen tersebut yaitu ekosistem
perairan, kondisi oseanografi perairan, ketersediaan sumberdaya cumi-cumi, teknologi penangkapan cumi-cumi dan ekonomi cumi-cumi.
Kondisi oseanografi perairan Kabupaten Bangka yang subur diduga merupakan faktor yang mempengaruhi tingginya produksi cumi-cumi daerah ini.
Faktor oseanografi yang berperan penting diantaranya yaitu suhu permukaan laut dan klorofil-a. Kedua parameter oseanografi tersebut perlu dikaji lebih mendalam
terkait dengan pengaruhnya terhadap tingkat produksi musiman cumi-cumi. Produksi musiman cumi-cumi diduga juga dipengaruhi oleh beberapa faktor-
faktor lain seperti el nino dan la nina namun tidak dimasukan dalam ruang lingkup penelitian ini.
8 Sumberdaya cumi-cum
populasi yang unik. Para
faktor kondisi, pertumbuha terhadap karakteristik popul
eksternal seperti suhu perair
Komponen sumberda akan mempengaruhi besara
dihitung parameter biofisik tangkap atau qatchability coe
K serta parameter bio-ekonom dan keuntungan ekonomi pa
Teknologi penangkapa terhadap ekstraksi sumbe
digunakan akan mempenga mempengaruhi besarnya teka
Nilai ekonomi cumi-cumi penangkapan. Produksi, C
penerimaan, biaya produksi tinggi maka sebagian keunt
teknologi penangkapan yang
Gambar 2 Kerangka pemiki Pada penelitian ini
penempatan atraktor cumi ground
di Kabupaten Ban mengetahui jumlah telur cum
i-cumi yang berada di perairan memiliki arameter dinamika populasi, seperti pola pert
han, mortalitas dan laju eksploitasi, memberi populasi. Karakteristik populasi juga dipengaruh
rairan dan tingkat pemanfaatan. rdaya cumi-cumi, teknologi penangkapan dan
ran tingkat produksi dan CPUE. Selanjutnya j ik yaitu pertumbuhan intrinsik r, koefesien ke
y coeffecient q dan daya dukung atau carrying
ekonomi yaitu nilai produksi, upaya tangkap a pada tingkat MSY dan MEY.
kapan dan ekonomi cumi-cumi merupakan faktor berdaya cumi-cumi. Teknologi penangkap
engaruhi tinggi rendahnya pemanfaatan ya tekanan terhadap sumberdaya cumi-cumi yang
i akan dapat dilihat melalui keragaan finans CPUE dan harga akan mempengaruhi tinggi r
ksi dan keuntungan usaha. Jika nilai ekonomi c euntungan akan digunakan untuk melakukan
ang digunakan.
ikiran penelitian ini juga dilakukan experimental research
mi pada perairan yang merupakan tempat Bangka.
Experimental research ini bertujua
cumi-cumi yang menempel pada atraktor secara ki dinamika
pertumbuhan, ri gambaran
aruhi faktor dan ekonomi
a juga dapat n kemampuan
ing capacity p atau effort
ktor penting kapan yang
yang akan ang tersedia.
nansial usaha nggi rendahnya
i cumi-cumi n perbaikan
arch dengan
pat spawning ujuan untuk
ara temporal