Simpulan Model Peningkatan Stok Cumi Cumi (Photololigo Chinensis) Di Perairan Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

31 4. Kamera. 5. Alat tulis : buku dan ballpoint.

3.2.3 Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan contoh cumi-cumi dilakukan tiga kali dalam seminggu, dengan waktu pengambilan sampel selama 5 bulan. Pengukuran dilakukan terhadap panjang mantel mm dan bobot tubuh g. Pengukuran dilakukan terhadap cumi- cumi jantan dan cumi-cumi betina Gambar 15. Sampel cumi-cumi diukur panjang mantelnya dengan menggunakan mistar, sedang bobotnya diukur dengan menggunakan timbangan elektrik. Gambar 15 Foto P. chinensis tampak dorsal A dan tampak ventral B Pengambilan contoh cumi-cumi dilakukan dengan metode Penarikan Contoh Acak Sederhana PCAS. Sampel dipilih secara acak dari 1 kapal bagan tancap yang mendarat pada setiap waktu pengambilan sampel. Dari 1 kapal bagan dipilih 1 keranjang secara acak, kemudian dari keranjang tersebut diambil secara acak antara 6-12 ekor cumi-cumi untuk diukur panjang dan bobot tubuhnya.

3.2.4 Analisis Data 1 Rasio Jenis Kelamin

Rasio jenis kelamin digunakan untuk melihat perbandingan frekuensi cumi- cumi jantan dan cumi-cumi betina. Keseimbangan rasio jenis kelamin diuji dengan menggunakan uji kebaikan sesuai antara frekuensi yang teramati dengan frekuensi harapan Walpole 1993. Rumus yang digunakan yaitu : × = dimana : o i = frekuensi cumi-cumi jantan atau betina yang diamati e i = frekuensi harapan yaitu jumlah frekuensi cumi-cumi jantan dan cumi-cumi betina kemudian dibagi dua x 2 merupakah sebuah nilai bagi peubah acak x 2 yang sebaran penarikan contohnya menghampiri sebaran chi-kuadrat. 32 2 Hubungan Panjang Bobot Kajian hubungan panjang-berat pada ikan, termasuk cumi-cumi, umum digunakan. Hal ini memungkinkan untuk melakukan konversi nilai panjang kedalam berat atau sebaliknya. Menurut Hile dalam Gulland 1976 pendugaan hubungan panjang-berat dapat menggunakan rumus sebagai berikut : W = L dimana : W = berat cumi-cumi gram L = panjang cumi-cumi mm α = konstanta β = koefesien regresi Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil persamaan tersebut diubah kedalam bentuk linear menjadi : Log W = Log + β Log L Bila N merupakan jumlah total cumi-cumi yang diukur, maka untuk mendapatkan nilai α dan β dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Log = LogW x LogL LogL x LogL x LogW N x LogL LogL = LogW N x Logα LogL Nilai β kemudian diuji untuk mengetahui tipe dan pola pertumbuhan cumi-cumi. Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah nilai β sama dengan tiga atau tidak dengan menggunakan uji t Walpole 1993 dengan hipotesis sebagai berikut : H0 : β = 3, hubungan panjang dengan berat adalah isometrik. H1 : β ≠ 3, hubungan panjang dengan berat adalah allometrik, dimana: • Jika β 3 = allometrik positif pertambahan berat lebih cepat dari pada pertambahan panjang. • Jika β 3 = allometrik negatif pertambahan panjang lebih cepat dari pada pertambahan berat. 3 Faktor Kondisi Faktor kondisi atau Ponderal Index merupakan suatu angka yang menunjukkan kapasitas fisik untuk survival dan reproduksi Effendie 1979. Perhitungan faktor kondisi berdasarkan hubungan panjang bobot dihitung dengan menggunakan rumus berikut : Kn = W L β dimana : Kn = faktor kondisi W = berat cumi-cumi gram L = panjang cumi-cumi mm α = konstanta β = koefesien regresi