Model Peningkatan Stok dengan Introduksi Atraktor cumi

87 dilakukan untuk mengecek kesesuaian formulasi dalam model dan error atau kesalahan yang mungkin ada pada model yang dibuat. Validasi model dilakukan dengan uji validasi besaran dan validasi kinerja model. Uji validasi besaran digunakan untuk mengetahui konsistensi satuan yang digunakan pada setiap variabel. Berikut ini uji validasi besaran: 1 Produksi per trip = produksi cumijumlah upaya tangkap [tontrip] = [ton][trip] 2 Laju kematian = stok SD cumi x Rasio DD x fraksi laju kematian [tontahun] = [tontahun] x [unit] x [unit] Uji validasi kinerja dilakukan untuk mengetahui apakah model yang dibangun layak secara akademik dan juga untuk menghindari kesalahan model. Cara pengujian yang umum dilakukan yaitu dengan melakukan validasi output model menggunakan uji statistik yang dikembangkan oleh Muhammadi et al. 2001 yaitu uji statistik penyimpangan antara nilai rata-rata simulasi terhadap aktual absolute mean error, AME dimana kisaran nilai maksimal penyimpangan 10. Uji validitas kinerja dapat dilakukan terhadap satu atau lebih variabel yang dominan baik pada main model maupun co model. Berdasarkan hal diatas dan ketersedian data yang ada, maka dalam uji validasi dipilih variabel jumlah produksi cumi-cumi dari tahun 2005-2013 sebagai variabel untuk menguji validasi kinerja. Jumlah produksi aktual dan produksi hasil simulasi disajikan pada Tabel 19. Tabel 19. Perbandingan produksi aktual dan produksi hasil simulasi komoditas cumi-cumi Kabupaten Bangka tahun 2005-2013 Tahun Produksi aktual ton Produksi simulasi ton 2005 557,83 690,44 2006 465,00 697,34 2007 579,50 703,79 2008 541,60 709,81 2009 512,50 715,41 2010 890,80 720,63 2011 881,72 725,47 2012 858,39 729,96 2013 925,63 734,13 Rata-rata 690,33 714,11 Rumus AME yaitu : AME = S̅ – A̅A̅ x 100 dimana: S̅ = rata-rata produksi simulasi A̅ = rata-rata produksi aktual Berdasarkan rumus diatas maka diperoleh nilai AME yaitu 3,44. Nilai tersebut berada dibawah nilai batas yang diperbolehkan yaitu 10 sehingga model yang dibangun memiliki kinerja yang baik, relatif tepat dan dapat diterima secara ilmiah. 88

6.3.4 Hasil Pemodelan dan Simulasi

Pemodelan dilakukan untuk memprediksi peningkatan stok cumi-cumi, jumlah upaya tangkap, jumlah nelayan, produksi per trip, pendapatan per trip, biaya penangkapan per trip dan keuntungan per trip. Penempatan atraktor cumi pada perairan di zona 1 dan zona 2 akan menciptakan habitat baru bagi cumi-cumi. Pembentukan habitat baru tersebut akan meningkatkan kapasitas daya dukung perairan sehingga stok sumberdaya cumi-cumi akan meningkat. Persamaan model peningkatan stok cumi-cumi disajikan pada Lampiran 8 skenario zona 1– hatching rate 0,35 dan Lampiran 9 skenario zona 2–hatching rate 0,20. Stok Sumberdaya Cumi-cumi Penempatan atraktor cumi pada zona 1 sebanyak 4.875 paket dan pada zona 2 sebanyak 9.375 paket diprediksi akan meningkatkan stok cumi-cumi. Stok di zona 1 dengan asumsi HR 0,35 akan meningkat pada akhir periode simulasi antara 1.915,78 ton pada tingkat mortalitas alami 0,41 hingga 2.654,24 ton pada tingkat mortalitas 0,14. Prediksi peningkatan stok di zona 1 pada menurut tingkat mortalitas alami disajikan pada Gambar 46 a. a b Gambar 46 Prediksi stok cumi-cumi setelah penempatan atraktor cumi pada zona 1-HR 0,35 a dan pada zona 2-HR 0,20 b pada berbagai tingkat mortalitas alami 1 = kondisi awal; 2 = mortalitas alami 0,41; 3 = mortalitas alami 0,27; dan 4 = mortalitas alami 0,14 89 Peningkatan stok pada zona 2 lebih besar dari hasil di zona 1 karena zona ini mencakup perairan pada kedalaman 3-10 m. Stok di zona 2 dengan asumsi HR 0,20 pada akhir periode simulasi akan meningkat antara 2.051,28 ton pada tingkat mortalitas alami 0,41 hingga 2.895,62 ton per tahun pada tingkat mortalitas 0.14. Prediksi peningkatan stok di zona 2 menurut tingkat mortalitas alami disajikan pada Gambar 46 b. Peningkatan sediaan stok pada zona 1 dan zona 2 menurut tingkat mortalitas alami disajikan pada Tabel 20. Tabel 20. Prediksi peningkatan stok sumberdaya cumi menurut zona, hatching rate dan mortalitas alami Zona dan hatching rate Mortalitas alami M Stok ton stok 2044 dari kondisi awal 2017 2044 Zona 1 - HR 0.35 0,14 1.870,35 2.654,24 139,63 0,27 1.853,45 2.316,70 121,88 0,41 1.824,73 1.915,78 100,78 Zona 2 - HR 0,20 0,14 1.880,03 2.895,62 152,33 0,27 1.862,26 2.481,42 130,54 0,41 1.836,29 2.051,28 107,91 Kondisi awal - 1.824,47 1.900,85 - Keterangan: stok cumi-cumi pada kondisi awal 1.900,85 ton. Upaya Tangkap dan Jumlah Nelayan Meningkatnya sediaan stok sumberdaya cumi-cumi sebagai pengaruh penempatan atraktor cumi pada zona 1 dan zona 2 memiliki dampak yang sama dengan kondisi awal pada upaya tangkap. Pada kondisi awal sebelum dilakukan introduksi atraktor cumi diketahui bahwa jumlah upaya tangkap pada awal periode sebanyak 5.544 trip dan pada akhir periode naik menjadi 5.700 trip. Setelah dilakukan simulasi peningkatan sediaan stok pada zona 1 dan zona 2 menurut hatching rate dan mortalitas alami yang digunakan dalam simulasi didapat bahwa jumlah upaya tangkap pada berbagai skenario tersebut sama dengan kondisi awal. Prediksi upaya tangkap di zona 1 dan zona 2 disajikan pada Gambar 47. Meningkatnya sediaan stok sumberdaya cumi-cumi sebagai pengaruh penempatan atraktor cumi pada zona 1 dan zona 2 juga memiliki dampak yang sama dengan kondisi awal terhadap jumlah nelayan. Pada kondisi awal sebelum dilakukan introduksi atraktor cumi diketahui bahwa jumlah nelayan pada awal periode sebanyak 4.998 orang dan pada akhir periode bertambah menjadi 5.111 orang. Setelah dilakukan simulasi peningkatan sediaan stok pada zona 1 dan zona 2 didapat bahwa jumlah nelayan pada kedua skenario tersebut sama dengan kondisi awal. Prediksi jumlah nelayan di zona 1 dan zona 2 disajikan pada Gambar 47.