Kerangka Penelitian Model Peningkatan Stok Cumi Cumi (Photololigo Chinensis) Di Perairan Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

10 2 HUBUNGAN PRODUKSI ALAT TANGKAP PANCING CUMI DENGAN PARAMETER OSEANOGRAFI

2.1 Pendahuluan

Produksi perikanan pada suatu daerah umumnya disebabkan oleh ketersediaan ikan pada perairan yang menjadi daerah penangkapan ikan di daerah tersebut. Ketersediaan ikan pada daerah penangkapan dipengaruhi oleh tingkah laku ikan yang menjadi target penangkapan. Tingkah laku ikan, termasuk cumi- cumi, menurut Simbolon 2011 sangat dipengaruhi oleh dinamika berbagai aspek lingkungan perairan. Pada sisi lain lingkungan perairan juga tidak selalu memiliki kondisi yang sama pada setiap tempat dan setiap waktu. Hal ini mengakibatkan penyebaran dan kelimpahan ikan, termasuk cumi-cumi, menjadi berbeda-beda. Beberapa parameter oseanografi yang mempengaruhi penyebaran ikan diantaranya yaitu suhu, salinitas, arus dan kesuburan perairan. Suhu permukaan laut dan klorofil-a menurut Gunarso 1985 memegang peranan penting dalam menentukan daerah penangkapan ikan. Hasil penelitian Simbolon dan Harry 2009 di Teluk Palabuhanratu menunjukkan adanya hubungan antara klorofil-a dengan hasil tangkapan tongkol, dimana hasil tangkapan tongkol meningkat setelah selang 30 hari terjadinya peningkatan sebaran klorofil-a di perairan Palabuhanratu. Klorofil-a adalah jenis klorofil yang lebih banyak ditemukan dalam fitoplankton. Fitoplankton merupakan organisme planktonik yang mampu menghasilkan senyawa organik melalui reaksi fotosintesis sehingga dikatakan sebagai produsen primer Nontji 2005. Populasi fitoplankton pada suatu perairan akan berpengaruh terhadap produktivitas sekunder Livington 2001. Fitoplankton merupakan makanan hewan herbivora. Selanjutnya hewan herbivora akan dimakan oleh hewan karnivora kecil, dan hewan karnivora kecil akan dimakan oleh hewan karnivora lebih besar dan seterusnya. Cumi-cumi termasuk golongan hewan karnivora karena memakan udang dan ikan-ikan pelagis yang ditangkap dengan tentakelnya Barnes 1987. Komponen makanan yang paling sering ditemukan pada lambung cumi-cumi yaitu ikan-ikan kecil dan jenis krustacea Raharjo dan Bengen 1984. Perairan Kabupaten Bangka merupakan salah satu daerah penangkapan cumi-cumi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Produksi cumi-cumi daerah ini pada tahun 2013 mencapai 925.63 ton yang terdiri dari produksi yang didaratkan di PPN Sungailiat 131.83 ton dan produksi yang di luar PPN 793.80 ton. Produksi cumi yang didaratkan di PPN Sungailiat seluruhnya dihasilkan oleh alat tangkap pancing cumi, sedang produksi cumi di luar PPN sebagian besar dihasilkan oleh alat tangkap bagan tancap. Berdasar data Pusat Informasi Pelabuhan Perikanan 2014 diketahui bahwa hasil tangkapan cumi-cumi yang didaratkan di PPN Sungailiat berfluktuasi setiap bulannya. Produksi cumi-cumi yang berbeda antar waktu mempunyai hubungan dengan ketersediaan stok cumi-cumi di perairan. Ketersediaan stok cumi-cumi pada suatu perairan memiliki hubungan dengan tingkah laku cumi-cumi. Tingkah laku cumi-cumi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat kesuburan perairan, musim dan faktor-faktor oseanografi. Berkaitan dengan hal tersebut 11 maka penelitian yang mengkaji hubungan antara produksi cumi-cumi di Kabupaten Bangka dengan parameter oseanografi yang meliputi suhu perairan dan kesuburan perairan menjadi menarik untuk dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk : 1 menghitung produktivitas hasil tangkapan dan musim penangkapan cumi-cumi oleh armada pancing cumi di perairan Kabupaten Bangka; 2 menentukan variabilitas suhu permukaan laut dan klorofil-a di perairan Kabupaten Bangka; dan 3 Menganalisis hubungan suhu permukaan laut dan klorofil-a dengan hasil tangkapan cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka. 2.2 Metode 2.2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2014. Penelitian dilaksanakan di PPN Sungailiat Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

2.2.2 Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data penangkapan cumi-cumi dan data oseanografi. Data hasil penangkapan cumi-cumi yang digunakan yaitu hasil tangkapan nelayan yang berpangkalan di PPN Sungailiat, Kabupaten Bangka. Alat tangkap yang digunakan seluruhnya menggunakan pancing cumi. Data penangkapan yang dikumpulkan yaitu data hasil tangkapan cumi-cumi bulanan, jumlah trip alat tangkap pancing bulanan, jumlah kapal, dan jumlah alat tangkap. Data penangkapan yang dikumpulkan yaitu data periode 2005 – 2013. Data parameter oseanografi yang digunakan yaitu data suhu permukaan laut SPL dan klorofil-a. Data tersebut diperoleh dari citra satelit aqua sensor modis. Menurut Nontji 2008 data citra satelit menggambarkan kondisi permukaan laut sehingga informasi dari citra satelit dapat dikaitkan dengan penyebaran ikan melalui pendekatan data hasil tangkapan. Pengambilan citra satelit dilakukan pada batas koordinat -1,210424 sampai - 2,083468 Lintang Selatan dan 105,719377 sampai 106.546098 Bujur Timur. Data citra satelit diperoleh dengan mengunduh dari website http:coastwatch.pfeg. noaa.goverddap griddap. Data yang dikumpulkan data bulanan mulai dari tahun 2005 sampai 2013.

2.2.3 Analisis Data Analisis produktivitas hasil tangkapan

Analisis ini digunakan untuk mengetahui produktivitas hasil tangkapan atau catch per unit effort CPUE untuk alat tangkap pancing cumi-cumi. Perhitungan CPUE Sparre dan Venema 1999 menggunakan rumus sebagai berikut: = Analisis musim penangkapan Analisis ini digunakan untuk mengetahui musim penangkapan cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka. Metode yang digunakan yaitu metode rata-rata bergerak mengacu pada Supranto 2008. Langkah perhitungan IMP yaitu sebagai berikut: 1 Menyusun deret CPUE bulanan tahun 2005 sampai 2013. 12 CPUE = n Keterangan : n i = CPUE bulan ke-i i = 1, 2, 3, ..., 108 2 Menyusun rata-rata CPUE bergerak RG selama 12 bulan. RG = 1 12 CPUE Keterangan: RG i = Rata-rata bergerak 12 bulan bulan ke-i CPUE i = CPUE bulan ke-i i = 7, 8, 9, ..., n-5 3 Menyusun rata-rata CPUE bergerak terpusat RGP i RGP = 1 2 RG Keterangan: RGP i = rata-rata CPUE bergerak terpusat RG i = Rata-rata bergerak 12 bulan bulan ke-i i = 7, 8, 9, ..., n-5 4 Menyusun rasio rata-rata tiap bulan Rb Rb = CPUE RGP Keterangan: Rb i = rasio rata-rata tiap bulan RGP i = rata-rata CPUE bergerak terpusat CPUEi = CPUE bulan ke-i a Nilai rata-rata setiap bulan disusun dalam sebuah matrik berujuran ixj. b Menyusun rasio rata-rata untuk bulan ke-i RBB i . = 1 Keterangan: RBB i = rata-rata baris Rb ij bulan ke-i Rb ij = rasio rata-rata bulanan dalam matrik berukuran ixj i = 1, 2, 3, ..., 12 j = 1, 2, 3, ..., n c Menghitung jumlah rasio rata-rata bulanan JRBB i = d Indeks musim penangkapan IMP Dalam menghitung IMP nilai JRBB seharusnya 1200, namun banyak faktor yang menyebabkan nilai tersebut tidak sama dengan 1200. Oleh karena itu nilai rasio rata-rata bulanan harus dikoreksi dengan menggunakan faktor koreksi FK. Faktor koreksi dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: