38 pertumbuhannya masih berlangsung setelah matang gonad. Nilai b cumi-cumi
betina lebih besar dibanding jantan. Hal ini menunjukan pertumbuhan cumi-cumi betina lebih cepat dibanding jantan. Ini berarti cumi-cumi betina lebih cepat
mencapai ukuran maksimum dibanding jantan.
3.3.4 Faktor Kondisi
Faktor kondisi atau ponderal index merupakan keadaan yang menyatakan kemontokan hewan dengan suatu angka dan nilai yang dipengaruhi oleh umur,
jenis kelamin, makanan dan tingkat kematangan gonad. Faktor kondisi merupakan hasil perbandingan bobot berdasarkan pengamatan terhadap berat
berdasarkan pendugaan panjang mantel. Menurut Effendie 1997 faktor kondisi merupakan keadaan dari segi fisik untuk survival dan reproduksi.
Rata-rata nilai faktor kondisi P. chinensis jantan berkisar antara 0,69 – 1,13 dan betina berkisar antara 0,57 – 1,04. Nilai faktor kondisi disajikan pada Tabel 5.
Nilai faktor kondisi ini menunjukan bahwa secara keseluruhan P. chinensis yang dikaji berbentuk kurang pipih karena memiliki nilai antara satu hingga tiga. Nilai
faktor kondisi yang lebih kecil dari satu menunjukan bahwa berat berdasarkan pengamatan lebih kecil dibandingkan dengan berat berdasarkan dugaan panjang
mantel dan sebaliknya. Dari Tabel 5 terlihat bahwa nilai faktor kondisi tertinggi terdapat pada kelas panjang mantel 144 - 176 mm baik pada P. chinensis jantan
maupun betina.
Tabel 5 Faktor kondisi cumi-cumi jantan dan betina
Kelas panjang mantel mm
Jantan Betina
Jumlah ekor
Faktor Kondisi
Rata-rata berat gr
Jumlah ekor
Faktor Kondisi
Rata-rata berat gr
78-110
4 0,69
22,25 11
0,92 27,36
111-143
21 1,03
55,71 54
1,01 57,94
144-176
34 1,13
91,06 97
1,04 104,84
177-209
31 1,04
111,13 51
1,00 140,10
210-242
31 0,95
137,42 9
0,97 188,11
243-275
19 1,02
191,32 1
0,57 157,00
276-308
14 1,01
233,64 -
- -
309-341
8 1,03
286,38 -
- -
342-374
7 0,90
297,14 -
- -
Dari Tabel 5 juga terlihat bahwa P. chinensis betina memiliki berat yang lebih besar dibanding jantan pada setiap kelas panjang mantel yang sama.
Kondisi ini, yang disebut sexual dimorphism, juga diperoleh dalam penelitian terhadap P. chinensis dan L. duvauceli di Laut Andaman Sukramongkol et. al.
2006, P. chinensis di Teluk Thailand Chotiyaputta 1994 dan North Queensland, Australia Jackson 1993.
Nilai faktor kondisi K merupakan parameter kuantiatif kondisi makanan yang diperoleh cumi-cumi Le Cren 1951. Nilai K yang lebih tinggi menunjukan
kondisi makanan yang relatif semakin baik. Dari Gambar 20 terlihat bahwa semakin besar ukuran panjang P. chinensis memiliki nilai K yang semakin tinggi.
39 Hal ini menunjukan bahwa semakin besar ukuran cumi-cumi memperoleh
makanan yang semakin baik.
Gambar 20 Hubungan faktor kondisi dengan rata-rata berat P. chinensis jantan
dan betina berdasar kelas panjang mantel
3.3.5 Pertumbuhan
Parameter pertumbuhan merupakan salah satu hal penting yang harus diketahui untuk menentukan apakah ikan yang berada pada suatu perairan
merupakan stok yang sama dengan ikan-ikan yang ada di daerah sekitarnya. Cara atau metode pertumbuhan pada berbagai mahluk hidup menurut Karkach 2006
dapat dibedakan menjadi 4 bentuk yaitu penambahan panjang, berat, volume, penambahan bagian baru, pergantian kulit moulting, dan modifikasi perubahan
bentuk dan pembentukan ulang dari bagian yang lama.
Hasil perhitungan pertumbuhan cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka dengan menggunakan persamaan Von Bertalanffy dengan pendekatan Gulland
dan Holt Plot 1959 dalam Sparre et al. 1999 didapat nilai L
∞
sebesar 421,71 mm dan nilai K sebesar 0,47. Hal ini berarti panjang maksimum cumi-cumi yang
dapat tertangkap di perairan Kabupaten Bangka yaitu 421,71 mm dan cumi-cumi di daerah ini memiliki koefeisen pertumbuhan 0,47 per bulan. Nilai L
∞
merupakan panjang teoritis cumi-cumi yang sedikit diatas panjang maksimum, sehingga praktis nilai tersebut tidak akan pernah dicapai. Nilai K merupakan
koefesien pertumbuhan atau curvature parameter yang menunjukan kecepatan pertumbuhan cumi-cumi mencapai L
∞
. Umur teoritis atau t yang dihitung
dengan menggunakan rumus empiris Pauly 1984 memiliki nilai 0,17 bulan. Umur teoritis ini ketika umur panjang cumi-cumi sama dengan nol.
Berdasarkan nilai L
∞
, K dan t yang diperoleh dengan menggunakan
persamaan Von Bertalanffy diperoleh persamaan pertumbuhan cumi-cumi P. chinensis
di perairan Kabupaten Bangka sebagai berikut: = 421.71 1
. .
Dengan menggunakan persamaan pertumbuhan diatas maka dapat diketahui panjang cumi-cumi P. Chinensis pada berbagai umur relatif. Kurva pertumbuhan
cumi-cumi disajikan pada Gambar 21. Koefesien pertumbuhan menunjukkan kecepatan pertumbuhan ikan dalam mencapai panjang asimptotiknya L
∞
dari