Simulasi Sistem Metode .1 Waktu dan Tempat

81 6.3 Hasil 6.3.1 Model Awal Stok Sumberdaya Cumi-cumi Penyusunan model stok sumberdaya cumi-cumi kondisi awal menggunakan data produksi cumi-cumi dan upaya penangkapan periode tahun 2005 – 2013. Data level variabel dan konstanta parameter yang digunakan pada model ini disajikan pada Tabel 16. Persamaan model awal stok cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka disajikan pada Lampiran 7. Tabel 16. Nilai elemen level dan konstanta model stok sumberdaya cumi-cumi kondisi awal No Nama elemen Nilai Keterangan 1 Stok SD cumi-cumi ton 1.684 Level 2 Upaya tangkap trip per tahun 5.544 Level 3 Jumlah nelayan orang 4.998 Level 4 Harga cumi Rpton 24.000.000 Level 5 Biaya operasi per trip Rp 1.500.000 Level 6 Daya dukung ton 3.240 Konstanta 7 FHT Fraksi Hasil Tangkapan 0,86 Konstanta 8 FJAT Fraksi Jumlah Alat Tangkap 0,01 Konstanta 9 FJP Fraksi Jumlah Penduduk 0,03 Konstanta 10 FLBO Fraksi Laju Biaya Operasi 0,01 Konstanta 11 FLH Fraksi Laju Harga 0,01 Konstanta 12 FLK Fraksi Laju Kematian 0,15 Konstanta 13 FLPS Fraksi Laju Pertumbuhan Stok 0,94 Konstanta 14 FJRA Fraksi Jumlah Rumpon Atraktor 0,0001 Konstanta Prediksi dilakukan untuk kurun waktu tahun 2005 – 2044. Berdasar pada Tabel 7.1 stok sumberdaya cumi-cumi pada kondisi awal yaitu 1.684 ton per tahun, yang merupakan stok pada kondisi MEY. Dari hasil simulasi untuk 40 tahun menunjukkan bahwa stok sumberdaya cumi-cumi jumlahnya mengalami kenaikan menjadi 1.900,85 tontahun pada tahun 2044 atau naik 12,88 dari stok awal. Perkembangan kenaikan stok sumberdaya cumi-cumi untuk periode 2005- 2044 disajikan pada Gambar 42. Gambar 42. Prediksi stok sumberdaya cumi-cumi 2005-2044 82 Peningkatan ketersediaan stok cumi-cumi penting untuk diperhatikan mengingat tingginya tekanan penangkapan cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka. Pada periode 2005 – 2009 produksi cumi-cumi masih dibawah produksi pada kondisi MEY 767.13 ton yaitu pada kisaran 465.0 – 579.5 ton, namun pada periode 2010 – 2013 produksi melonjak menjadi antara 858.4 – 925.6 ton. Hal ini tentunya jika dibiarkan terus akan mengakibatkan terjadinya kelebihan tangkap overfishing sehingga dapat mengganggu kelestarian penangkapan cumi-cumi di daerah ini. Upaya tangkap juga diprediksi naik pada periode tahun 2005 – 2044. Pada tahun 2005 jumlah upaya tangkap 5.544 trip per tahun dan meningkat menjadi 5.700 trip pada tahun 2044 atau bertambah 2,81. Pada sisi lain kenaikan stok sumberdaya cumi-cumi juga akan meningkatkan jumlah nelayan dari 4.998 orang pada tahun 2005 menjadi 5.111 orang pada tahun 2044 atau bertambah sebanyak 2.26. Perkembangan prediksi upaya tangkap dan jumlah nelayan disajikan pada Gambar 43. Gambar 43. Prediksi upaya tangkap dan jumlah nelayan 2005-2044 Dalam rangka menjaga keberlanjutan ketersediaan stok cumi-cumi maka upaya tangkap juga harus dikendalikan pada jumlah seperti yang disajikan pada Gambar 43. Jumlah upaya tangkap pada periode 2005 – 2009 berada dibawah 4.000 trip per tahun yaitu pada kisaran 1.885 – 3.410 trip. Pada periode tersebut produksi aktual berada dibawah tingkat produksi lestari. Namun pada periode 2010 – 2013 jumlah trip per tahun meningkat pesat menjadi pada kisaran 4.023 – 5.985 trip per tahun. Hal ini mengakibatkan produksi aktual lebih besar dari tingkat produksi lestari sehingga membahayakan keberlanjutan stok sumberdaya cumi-cumi. Oleh karena itu apabila upaya tangkap dapat dijaga pada tingkat sebagaimana disajikan Gambar 43 maka keberlanjutan stok sumberdaya cumi- cumi di perairan Kabupaten Bangka diprediksi dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Dampak lanjutan jika upaya penangkapan dapat dijaga yaitu berupa meningkatnya jumlah nelayan pada tahun 2044 menjadi 5.111 orang. Pada tingkat upaya penangkapan yang dilakukan sesuai dengan hasil simulasi akan menghasilkan produksi cumi-cumi pada kisaran 0,131 – 0,144 ton per trip selama periode simulasi. Kisaran produksi tersebut lebih rendah dari pada rata-rata CPUE pancing tahun 2005-2013 yang mencapai 0,185 ton per trip, 83 namun lebih tinggi dibanding rata-rata CPUE bagan pada periode yang sama yaitu 0,130 ton per trip. Prediksi produksi per trip pada periode simulasi disajikan pada Gambar 44. Gambar 44. Prediksi produksi cumi-cumi per trip tahun 2005 - 2044 Dari Gambar 42 sampai Gambar 44 terlihat bahwa apabila upaya tangkap dikendalikan mulai dari 5.544 trip pada tahun 2005 hingga 5.700 trip pada tahun 2044 maka akan mampu menjaga keberlanjutan stok cumi-cumi dalam jangka panjang. Prediksi kondisi awal nilai stok sumberdaya cumi, produksi per trip, jumlah upaya tangkap dan jumlah nelayan di Kabupaten Bangka selama periode simulasi tahun 2005 – 2044 disajikan pada Tabel 17. Peningkatan stok sumberdaya cumi-cumi juga berpengaruh terhadap pendapatan, biaya operasi penangkapan dan keuntungan nelayan. Pendapatan nelayan diprediksi akan meningkat pada periode tahun 2005 – 2044 dari Rp 3,15 juta per trip pada tahun 2005 menjadi Rp 5,09 juta per trip tahun 2044. Biaya penangkapan per trip diprediksi juga akan naik dari Rp 1,5 juta per trip tahun 2005 menjadi Rp 2,21 juta per trip pada tahun 2044. Keuntungan per trip juga akan naik dari Rp 1,65 juta per trip pada tahun 2005 menjadi Rp 2,88 juta per trip pada tahun 2044. Perkembangan prediksi pendapatan, biaya penangkapan dan keuntungan per trip disajikan pada Gambar 45. Gambar 45. Prediksi pendapatan, biaya operasi dan keuntungan per trip tahun 2005 - 2044