Alat dan Bahan Metode .1 Waktu dan Tempat Penelitian

33 4 Analisis Pertumbuhan Analisis pertumbuhan cumi-cumi menggunakan persamaan Von Bertalanffy dengan pendekatan Gulland dan Holt Plot 1959 dalam Sparre et al. 1999. Rumus yang digunakan sebagai berikut: L = L 1 exp dimana : Lt = panjang cumi-cumi pada umur mm L ∞ = panjang infinitif cumi-cumi mm K = koefesien pertumbuhan per hari t = dugaan umur teoritis cumi-cumi pada panjang 0 5 Analisis struktur umur Analisis struktur umur menggunakan metode pergeseran kelas modus dengan model Von Bertalanffy dalam Sparre et al. 1999 dengan rumus: L t = L L t t L = L + L dimana : ∆L∆t = pertumbuhan relatif ∆ L = panjang cumi-cumi ∆ t = selisih waktu L t = panjang rata-rata dari modus Selanjutnya nilai L t dan ∆L∆t diplotkan sehingga diperoleh persamaan garis linear: Y = a + bx dimana : a = Σyn – bΣxn b = nΣxy – ΣxΣy nΣx 2 – Σx 2 Nilai panjang rata-rata dari modus panjang dari metode tersebut digunakan untuk menghitung: panjang asimtotik L ∞ dan koefesien pertumbuhan K yaitu: K = b L = ab Perhitungan umur teoritik t waktu teoritis pada saat panjang cumi-cumi nol menggunakan persamaan Pauly 1984 dengan rumus: Log t = 0,3922 0,2752 Log L 1,0382 Log K Perhitungan umur relatif pada berbagai ukuran panjang menggunakan turunan rumus Model Von Bertalanffy oleh Gulland 1976 sebagai berikut: ln1 L L = K t + Kt t = t ln 1 L L 34 6 Laju Mortalitas dan Eksploitasi Laju mortalitas total Z diduga berdasarkan persamaan kurva hasil tangkapan kumulatif berdasarkan komposisi panjang metode Jones dan van Zalinge Sparre and Venema 1999 dengan rumus berikut: , = + ln dimana : Z = laju mortalitas total K = koefeisen pertumbuhan Laju mortalitas alami M diduga dengan menggunakan rumus empiris Pauly 1980 dalam Sparre and Venema 1999 dengan rumus berikut: = 0,0152 0,279 ln + 0,6543 ln + 0,463 ln dimana : M = mortalitas alami L ∞ = panjang asimtotik cumi-cumi K = koefesien pertumbuhan T = suhu rata-rata permukaan air C Laju mortalitas penangkapan F merupakan selisih laju mortalitas total dengan laju mortalitas alami sehingga rumus menjadi sebagai berikut: = Laju eksploitasi merupakan perbandingan atau rasio antara laju mortalitas penangkapan F dengan laju mortalitas total Z Pauly 1984 sehingga rumus menjadi sebagai berikut: = + = 3.3 Hasil 3.3.1 Rasio Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Selama pengambilan sampel cumi-cumi dari bulan April sampai bulan Agustus tahun 2014 diperoleh jumlah cumi-cumi sebanyak 392 ekor yang terdiri dari 223 cumi-cumi betina dan 169 jantan. Dari hasil tersebut diketahui bahwa perbandingan antara cumi-cumi jantan dan betina yaitu 1 : 1,32. Hal ini menunjukan bahwa cumi-cumi betina lebih banyak tertangkap dibanding cumi- cumi jantan. Dari hasil uji chi-square diketahui bahwa rasio jenis kelamin tidak berbeda nyata karena t-hitung lebih kecil dari t-tabel sehingga dapat dikatakan bahwa rasio jenis kelamin cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka seimbang antara cumi-cumi betina dengan jantan. Analisis kelompok umur dilakukan untuk mengetahui posisi dan perubahan rata-rata ukuran kelompok panjang. Berdasarkan sebaran kelompok umur menunjukan bahwa cumi-cumi di perairan Kabupaten Bangka memiliki 3 kelompok ukuran yaitu kelompok umur 1 ukuran panjang 83,5 – 237,5 mm, kelompok umur 2 ukuran panjang 248,5 – 281,5 mm, dan kelompok umur 3 ukuran panjang 292,5 – 369,5 mm. Hasil analisis pemisahan kelompok umur