AK berbasis barang ekonomi pengelolaan sumber daya alam
telah disediakan, bahkan jika ia pun telah mengakibatkan beban yang berat dari pemenuhan kepentingan bagi dirinya. Olson, 1965:50
Hardin 1968 mengemukakan bahwa kegagalan pengelolaan sumber daya disebabkan oleh eksploitasi berlebihan dari individu-individu pemanfaat sumber
daya, dimana tingkat pemanfaatannya secara agregat melebihi daya dukung lingkungan kapasitas sumber daya dimaksud. Dengan demikian maka,
kekuasaan pemerintah untuk mengatur sumber daya adalah penting, atau jika pemerintah tidak mampu, maka privatisasi merupakan jalan keluar. Singkatnya,
kepentingan individu-individu yang tidak terkontrol dalam memanfaatkan sumber daya, telah menyebabkan penurunan kondisi Sumber Daya Alam.
Walaupun demikian, dari beberapa hasil penelitian, Ostrom 1990 kemudian mengatakan bahwa kapasitas institusi lokal mampu untuk
melaksanakan AK dalam rangka pengelolaan Sumber Daya Alam, bahkan AK dapat bertahan di dalam pengelolaan SDA khususnya Common Pool Resources
dengan memperhatikan 8 delapan desain prinsip yaitu: batas kelompok terdefinisi dengan jelas sumber daya dan penggunanya; kongruen antara
aturan alokasi dan akses dengan kondisi kebutuhan lokal; kemampuan pengaturan pilihan kolektif oleh partisipan; monitoring sistem pengelolaan; sanksi
gradual; mekanisme resolusi konflik; pengakuan minimal atas hak untuk dikelola; dan jaringan sumber daya untuk CPR, adalah bagian dari sistem yang besar
Keterkaitan CPR dan tipe property right menentukan bentuk pengelolaan CPR, dapat dilihat pada Tabel 2. Derajat kepemilikan pengguna sempurna jika
berada pada posisi Full owner, sebaliknya pemanfaat yang berada pada posisi Authorized entrant, justru tidak dapat berbuat banyak di dalam kawasan CPR.
Regim CPR memiliki kendala dalam menerapkan hak pembatasan dan hak pemindahtanganan.
Tabel 2. Jenis hak dan posisi pengguna
Pemilik Full owner
Pemilik terikat
Propietor
Penyewa
Authorized claimant
Pengguna
Authorized user
Pengikut
Authorized entrant
Akses access √
√ √
√ √
Pemanfaatan withdrawal
√ √
√ √
Pengelolaan management
√ √
√
Ekslusi exclusion
√ √
Pengalihan alienation
√ Sumber: Ostrom and Schlager 1996:133 dalam Ostrom 2003:251
Jenis hak pada Tabel 2, menurut Ostrom 2003; dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Hak aksesrights of access yaitu hak untuk memasuki suatu kawasanwilayah tertentu,
b. Hak pemanfaatanrights of withdrawl yaitu hak untuk mengambil sesuatu atau untuk memanen sesuatu hasil alam atau hutan.
c. Hak pengelolaanrights of management yaitu hak untuk mengatur pola pemanfaatan internal dan mengubah sumberdaya yang ada untuk tujuan
meningkatkan hasil atau produksi, d. Hak pembatasan ekslusi rights of exclusion yaitu hak untuk menentukan
siapa yang dapat memperoleh hak atas akses dan membuat aturan pemindahan hak atas akses ini dari seseorang ke orang atau lembaga
lainnya, dan
e. Hak pelepasan pengalihan rights of alienation yaitu hak untuk menjual atau menyewakan atau kedua-duanya.
Konsep AK untuk pengelolaan Sumber Daya Alam dapat pula dilihat dari bagaimana keterlibatan para pihak untuk bersama-sama mengelola sumber daya
alam menurut kondisi rejim kepemilikan dan skala pengelolaan Meinzen-Dick et al., 2010, sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.
At the local level, collective action institutions are often the most appropriate. Some state institutions may also be relevant, for example to provide technical
advice to a group of farmers constructing or operating the reservoir. Moving up on the spatial scale, local government or other state agencies become
increasingly important for coordination, although collective action institutions may still be relevant Meinzen-Dick et al., 2010:4.
Gambar 4. AK di antara ruang, waktu, property right, dan koordinasi Diadopsi dari Meizen-Dick et al., 2010
Prinsip-prinsip serupa dengan Ostrom, telah diutarakan Robert Wade’s 1988 dalam Shrestha 2006, dengan menyebutkan faktor yang mempengaruhi
berhasilnya AK adalah: kondisi sumber daya – ukuran kecil dan batas yang terdefinisi dengan baik; karakteristik kelompok pengguna- ukuran kecil, batas
terdefinisi dengan baik dan pengalaman sukses sebelumnya dan saling ketergantungan antara anggota kelompok dalam hal reputasi sosial kewajiban
saling menguntungkan; ketergantungan yang tinggi pengguna atas sumber daya dan tumpang tindih antara pengguna dan lokasi sumber daya; teknologi ekslusi
yang berbiaya rendah; aturan yang dipikirkandibangun secara lokal; kemampuan mengamati penyelewengankecurangan dan kemudahan untuk monitoring dan
penegakan; pemerintah pusat harus tidak mengabaikan autoritas lokal
Demikian pula, Agrawal dan Goyal 2001 mengungkapkan bagaimana konflik dan degradasi lingkungan telah terjadi karena tidak dapat dilakukannya
eksklusi bahkan pada situasi dimana aturan formal eksis. Dari kajian di 28 kelompok pada kampung desa dengan ukuran kelompok berkisar dari 10 sampai
75 rumah tangga, Agrawal dan Goyal 2001 menyimpulkan bahwa kelompok dengan ukuran sedang beranggotakan 10 sampai 100 rumah tangga justru
menunjukkan AK yang lebih dibanding ukuran kelompok yang kecil atau besar,
Pasar Karbon
Lintas DAS
Hutan Reservoir
Irigasi DAS IPM Seed
System Petak Kolamgenangan
H H
a a
k k
k k
e e
p p
e e
m m
i i
l l
i i
k k
a a
n n
W W
a a
k k
t t
u u
R R
u u
a a
n n
g g
K K
o o
o o
r r
d d
i i
n n
a a
s s
i i
Global Nasional
Masyarakat Plot
Internasional
Colle cti
ve A
ctio n
Negara
terkait dengan: jumlah sumber daya yang dimobilisasi, kontribusi, pertemuan rutin, manajemen data, penegakan aturan.
Sementara Jean-Marie Baland dan Jean-Philippe Platteau’s dalam Shrestha 2005 menyebutkan kondisi yang mendorong AK antara lain:
- Karakteristik pengguna: ukuran kecil, norma yang disharingkan, pengalaman bekerja sama yang sukses pada masa lalu, kepemimpinan yang sesuai,
ketergantungan antara anggota kelompok, heterogenitas donorsupporting, homogenitas identitas dan kepentingan;
- Pemukiman dekat dengan sumber daya; - Keadilan dalam hal alokasi manfaat dari sumber daya common resources;
- Aturan: aturan pembagian lokal, sederhana dan mudah dimengerti,
kemudahan dan akuntabilitas dari monitoring dan hal lainnya kepada pengguna;
- Dukungan luar untuk mengkompensasi pengguna lokal bagi aktivitas konservasi.
Terkait dengan hal di atas, hal-hal yang secara positif berhubungan dengan munculnya AK karena pengaturan ialah:
Atribut Sumber Daya:
- Kemampuan pemulihan: Kondisi sumber daya tidak pada kondisi kemerosotan, mempunyai kemungkinan untuk dikelola secara bersama
berkelompok; - Indikator: Indikator Sumber Daya yang dapat dipercaya dan valid dan tersedia
pada biaya yang layak; - Prediktabilitas: Aliran sumber daya relatif dapat diprediksi;
- Luasan spasial: Sistem sumber daya cukup kecil, mudah dalam transportasi dan teknologi komunikasinya, sehingga pengguna dapat membangun
pengetahuan yang akurat dari batas luar dan lingkungan mikro internal.
Atribut Pengguna:
- Arti penting: Appropiators bergantung pada sumber daya untuk sebagian besar bagi mata pencaharian mereka, atau kepentingan lainnya;
- Pemahaman Umum: Appropiators memiliki citra bersama tentang bagaimana sistem beroperasi dan bagaimana tindakan mereka mempengaruhi satu sama
lainnya dan juga sistem sumber daya;
- Tarif Diskon yang rendah: Appropiators menggunakan tingkat diskonto yang cukup rendah dalam kaitannya dengan manfaat masa depan, yang hendak
dicapai dari sumber daya - Kepercayaan dan hubungan timbal balik antar Appropiators
- Otonomi: Kemampuan untuk menentukan aturan akses dan pemanfaatan tanpa tekanan luar
- Pengalaman Organisasi sebelumnya: Adanya pengalaman dan potensi dalam keterampilan berorganisasi atau kepemimpinan melalui partisipasi dalam
asosiasi lokal atau belajar dari kelompok lainnya.