Analisis dan validasi data Lokasi dan waktu penelitian

Gambar 6. Peta lokasi penelitian MM mewakili Pemerintah Kabupaten Biak Numfor. Turut hadir dalam acara tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Biak Numfor, Nehemia Wospakrik, SE. B.Sc, dan Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Biak Numfor, Ir. A. F. Lameky. Sebagaimana penjelasan Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Biak Numfor beberapa waktu lalu, dalam rangka mendukung Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan Gerhan, maka di tahun 2006 ini pihaknya melakukan kegiatan reboisasi pada lahan kritis seluas 4.175 hektar yang tersebar di 9 Distrik di Kabupaten Biak Numfor. Lahan 4.174 hektar itu dengan perincian, untuk kegiatan reboisasi seluas 2.300 hektar, kegiatan reboisasi pengkayaan seluas 250 hektar, untuk hutan rakyat seluas 1.050 hektar. http:www.biak.go.iddefault.php?dir=newsfile=detailid=212 accessed 25 August 2010.

IV. BIAK: GAMBARAN UMUM, SOSIAL DAN BUDAYA

saya tidak mungkin membiarkan keluarga, karena bisa kualat seumur hidup atau tidak sukses. Prinsipnya ialah Fiaduru: melindungi memelihara dan mengayomi, yang didorong oleh Mambowaswar yang melihat dan tergerak oleh belas kasihan Kapisa dan Kawer. Biak adalah bagian yang tak terpisahkan dari Tanah Papua. Wilayah ini telah diklaim oleh para ahli konservasi sebagai wilayah yang memiliki ekosistem terlengkap di dunia, mulai dari formasi hutan pantai, mangrove, hutan dataran rendah hingga ekosistem sub alpin di ketinggian 4000 meter di atas permukaan laut, serta memiliki kekayaan sumber daya mineral dan tambang yang tak terbantahkan. Walaupun belum semua potensi biodiversitasnya diketahui, wilayah ini diduga memiliki sekitar 50 total keanekaragaman hayati Indonesia. Conservation International CI pada tahun 1997 menyatakan bahwa New Guinea sebagai “Major Tropical Wildernes Area TWA”, dengan tutupan lahan yang masih murni sekitar 75, sehingga merupakan gudang keragaman hayati yang penting, dan berperan dalam tata air. TWA Juga merupakan tempat bagi masyarakat asli memiliki kesempatan untuk memelihara pola hidup mereka Richards dan Surjadi, 2002. Agar konteks penelitian ini jelas terlihat, akan dikemukakan kondisi dan isu terkait Biak, beserta keanekaragamannya mulai dari historis, sosial budaya, kondisi biodiversitas, gerakan AK yang pernah ada, gambaran umum reforestasi, serta aturan adat lokal setempat. Pemaparan ini dimaksudkan agar pembaca bisa dengan jernih menyimak uraian-uraian yang akan ditampilkan pada bagian- bagian selanjutnya.

4.1. Posisi geografis dan administrasi wilayah

Kabupaten Biak Numfor merupakan kabupaten kepulauan yang terdiri atas dua pulau besar, yaitu pulau Biak dan pulau Numfor. Kabupaten Biak Numfor memiliki kurang lebih 55 buah pulau-pulau kecil menyebar di Numfor dan Kepulauan Padaido yang secara geografis terletak antara 134 o 47’-136 o BTdan o 55’-1 o 27’ LS yang berbatasan dengan Samudera Pasifik dan KabupatenSupiori di sebelah utara, Kabupaten Yapen di sebelah selatan, dan Samudera Pasifik di sebelah Timur, serta Kabupaten Manokwari-Provinsi Papua Barat di sebelah barat. Sebelumnya, wilayah Supiori masuk ke dalam wilayah administrasi Kabupaten-Biak Numfor, namun saat ini telah mekar menjadi satu wilayah kabupaten yang berdiri sendiri BPS Kabupaten Biak Numfor, 2010. Kabupaten Biak Numfor dengan Ibukota Biak memiliki luas wilayah keseluruhan 2.540 km 2 , dimana sebagian besar merupakan wilayah lautan yaitu 19.591,63 km 2 dan daratan dengan luas 2.501,12 km 2 . Kabupaten Biak Numfor terdiri atas 19 Sembilan belas distrikkecamatan, meliputi Distrik Nunfor Barat, Orkeri, Numfor Timur, Poiru, Bruyadori, Padaido, Aimando, Oridek, Biak Timur, Biak Kota, Samofa, Yendidori, Biak Utara, Andei, Warsa, Yawosi, Bondifuar, Biak Barat, dan Swandiwe. Distrik dengan wilayah terluas adalah Distrik Biak Barat seluas 297 km 2 11,69. Sedangkan distrik Biak kota memiliki luas 106 km 2 4,17. Infrastruktur yang ada di kota Biak terlihat dari Satelit, seperti Gambar 7. Gambar 7. Kota Biak dengan Infrastrukturnya 4.2. Struktur sosial masyarakat 4.2.1. Sejarah terbentuknya masyarakat Biak Kata Biak pertama kali digunakan pada waktu Dewan Adat Biak terbentuk tahun 1947. Asal usul orang Biak diceritakan berasal dari daerah sebelah Timur atau Tabi berdekatan dengan Jayapura, dimana waktu itu sepasang suami-istri