Jaringan kekerabatan Tipologi aksi kolektif

digambarkan bagaimana suatu kelompok kekerabatan di Biak terlibat dalam kegiatan Reforestasi. Penelusuran dilakukan atas dokumen permohonan masyarakat yang ingin terlibat dalam kegiatan Gerhan, sebagaimana prosedur atau mekanisme yang dipersyaratkan Dinas Kehutanan Biak. Dalam pembentukan kelompok Kelompok Tani Hutan, Hampir semua anggota kelompok memiliki Famnama Marga yang sama. Saya coba melihat lagi pada kesamaan Fam nama marga dalam beberapa Kelompok Tani Hutan yang terlibat dalam gerakan Reforestasi lihat Tabel 10. Tabel 10. Distribusi Fam dalam Kelompok Tani Hutan Nama KTH Ketua Anggota Famorang Pemilik Hak Ulayat sekitar Mnu Mananwir Luas WARMO Matheus Warnares Warnares 12 Warnares, Majar Sunde Biak Timur Warnares 5 Ha KOTIHUPA Agus Orisu Orisu 12 Bonsapia 1 Orisu Kanaan Biak Barat Burdam 25 Ha KAWAWIDORI Silvester Koibur Koibur 17 Rumaropen 1 Koibur Owi SareydiBiak Timur Usior 25 Ha BANBANWE Oktavianus Masosendifu Masosendifu 11, Warnares 3, Rumpampam 1, Wakum 1 Fairio 1 Masosendifu SundeBiak Timur Warnares 20 Ha WARAK Felix Mampioper Mampioper 15; Ayer 2 Mampioper Samber Yendidori Mampioper 17 Ha Tabel 10 dapat menunjukkan bagaimana eksistensi hubungan kekerabatan dalam marga sebagai salah satu faktor untuk membentuk atau menggalang aktivitas melalui kelompok. Formasi ini terlihat pada formasi kegiatan reforestasi yang top-down, dimana pemerintah sebagai inisiator awal. Pada reforestasi yang bernuansa swadaya komunitas, fenomena kekerabatan ini pun, cukup jelas terlihat. Fenomena JW menunjukkan bahwa penanaman gaharu bisa terlaksana di atas tanah keret setelah JW memiliki kewenangan mengusahakannya 40 . Sebelumnya dikatakan bahwa tanah mlik Marga JW yang ada saat inipun, adalah yang tersisa dari okupasi marga lain pada waktu-waktu sebelumnya. 40 Penting dipahami di sini bahwa JW tidak diperbolehkan menjual tanah Keret Inisiatif JW kemudian berhasil mengajakberkomunikasi dengan saudara dalam keret Saudara Kandung untuk memperluas areal penanaman berdasarkan bukti keberhasilan gaharu JW. Kalau yang 3 saudara, kakak saya SW, trus adik saya YR, selain itu, kami yang di kampung sini, sedang Saudara-saudara saya yang lain ada di Luar…… Ada satu di Nabire, …, yang satu lagi di Jayapura,…, trus adik saya yang satu lagi, Ada di kabupaten pedalaman Nduga. … Yang satu sementara ada pergi ke Wasior…. Aktifitas reforestasi dapat berlangsung dalam Keret dan lebih khusus lagi dalam Sim, dan terbukti dari bagaimana sesama Fam membentuk kelompok untuk menyambut program reforestasi, atau kelompok fam menginisiasi suatu kegiatan reforestasi. Bentuk ini dapat dilihat pada semua tipe aksi kolektif yang ada. Kelompok berdasarkan hubungan kekerabatan justru mempermudah inisiator atau pemimpin kelompok untuk mengontrol kepercayaan, komitmen, kesediaan dan hubungan timbal balik Selamat et al., 2010. Hampir semua informan menunjukkan bahwa kelompok-kelompok yang ada, bekerja dalam satu lingkup Keret. Namun demikian, dalam kasus reforestasi di Asarkir – Biak Barat, AK dapat dibangun lintas mnu Tipe 2. Di Asarkir, setiap kelompok dibentuk dengan dominasi marga tertentu, sedangkan Aktor yang juga berperan sebagai Mananwir Mnu proaktif untuk mengkomunikasikan setiap program reforestasi dengan warga atau pemerintah lihat Gambar 27. AK justru sangat kental terlihat pada saat pencairan dana kepada masing-masing kelompok. Fenomena trust dan solidaritas antar kelompok merupakan taruhan dalam memelihara AK. Sementara pada aksi kolektif tipe 3, pemimpin yang adalah manseren, berperan mengkoordinasikan kegiatan reforestasi pada masing-masing kelompok keret kecil yang ada dalam lingkup keret besar. Gambar 27. Komunikasi Keret dengan Keret Lain di Asarkir Mnsen Kapisa Mayor Andarek Sanadi Penyebaran nama-nama marga sebegaimana pada Tabel 11, menjadi petunjuk eksistensi kekerabatan secara umum di Biak. Tabel 11. Nama-nama marga di wilayah Biak-Numfor. Wilayah Klen Kecil Keret Biak Kota Rumpaidus Morin Kafiar Simbiak Koibur Rumbiak Simopiaref Wakum Ronsumbre Rumaropen Dimara Yarangga Yawan Sroyen Mnsen Marandof Mansnandifu Korwa Mandibodibo Bedes Sada Kbarek Randongkir Samofa Marandof Sanadi Manaku Dimara Arwam Maryen Mansnandifu Bedes Randongkir Kbarek Sada Korwa Mnses Yawan Mnsiren Yendidori Yapen Asyerem Moekbun Mirino Dimara Bepioper dan Bepaisem Mampioper Mansnembra Wospakrik Korwa Sanadi Kaisiri Swabra Bukorpioper Rumbiak Bukorsyom Sada Korano Biak Timur Kafiar Sobuber Rumbiak Fairyo Rumanasen Ruayom Ronsumbre Warnares Munwo Rumpaidus Dimara Mansnandifu Moekbun Inarkombu Usior Majar Rumere Inggamer Rumkorem Rumansara Inur Arompau Rumkabas Rumaropen Fakdawer Simyapen Kurni Manggombo Morin Wader Faidiban Sabarifek Rumpaisum Rumpumbo Aryafan Rumbino Maryen Yensenem Rawar Farwas Rumakito Sarwom Arwakon Warpur Baryas Irarya Mansmor Baransano Rumsarwir Sanadi Warbandifo Sroyer Sombuk Rumawak Koibur Inas Mambiew Andaba Sukan Warwe Yapen Imbiri Bonay Orkai Makmaker Ansek Mambrasar Rumabar Awek Awak Wondosa Koryama Rumbo- rumbo Pai Inggabouw Sapioper Warwamu Padaido Rumajaw Kafiar Tewer Weyai Rumbino RUmabar RUmbarar Rumaropen Rumbaryas RUmbewas Ronsumbre RUmbiak Yarangga Fakdawer Wakum Morin Rumere RUmkorem Wospakrik Rawar Sabarofek Rumansara Koibur Simbiak Arwakon Ingamer Wader Andaba Faidiban Rumere Rumkabas Farwas Usior Rumpaisum Arfayan Anggresu Pai Biak Barat Fakdawer Sanadi Kaisiepo Maker Kapitaraw Womsiwor Wanma Rumbruren Mirino Adadikam Awom Suruan Mayor Mofu Ap Ayi Manggaprouw Abidondifu Krey Marisan Arwam Nap Maryen Daundi Meosido Bonsapia Bonggoibo Fainap Asaribab Burwos Mandowen Kmur Kapisa, Msen, Andarek Biak Utara Rumbrawer Rumbrapuk Mambrasar Iriou Rarbab Kapisa Kumaikeu Wanau Bab Noibu Maran Wof Wurmares Rumbin Mandibo Arsai Meosido Ojaba Mnuro Mnuswan Mnubepyom Parkai Andik Ampnir Abrauw Rumander Kapitaraw Rumayan Sowek Obinaru Kararbo Krobo Sermumes Infandi Wabiser Dimara Apyem Kafiar Arwimbar Mnumandu Fais Anes Awerkyon Yawan Osmundo Makuker Bransi Ofias Kmur Wilayah Klen Kecil Keret Warwer Wompere Mas Arwam Rumbino Rumawak Rumere Mnsiren Rumaropen Marsyom Faknik Boseren Kararbo Rukabu Mambo Dase Pondayar Rusowek Rumsarwir Rumainum Workrar Mnuwom Mamoribo Pombos Komboi Warsa Awendu Arwam Asyerem Meosido Anum Dimara Parkai Msiren Rejaw Makuker warwe Rumbin Ofios Wonar Wamafina Mnubefor Pombos Mniber Wompere Boseren Amunauw Sarakan Swom Maninwarba Rumbarar Faknik Rumainum Dore Baransano Infandi Yafdas Arwam Rumere Kofyos Mamoribo Morin Rumsarwir Arfusau Kawer Komboy Mnumumes Dasem Msiren Wafdaron Bab Pariaribo Kmur Krar Smas Warer Adokor Wamayer Wabiser Karma Marsyom Rumsowek Urboy Pondayar Rumaikeuw Inekep Rumbrawer Krisifu Rumakyek Mampobo Rauribi Mambobo Rumbrar Rumbewas Rumpampam Kaumfu Rumaropen Insyur Rumpaisum Rumar Sobuber Noriwari Apyem Iriou Supiori Selatan Mambenar Maryar Pombos Manggaprow Rumansara Rejau pariaribo Sarakan Warfandu Inggabouw Kmur-Awak Awak Nurem Mansoben Padwa Sarewo Arfusaw Som Rumbekwan Wanma Amsamsyum Awendu Bukorpioper Mirino Rumere Warikar Rumaseb Kafiar Korwa Wakman Wakris Rumkabu Infaidan Dawan Mandosir Manufandu Sawor Mansawan Sawen Sada Mampioper Bukorpioper Kurni Makbon yarangga Yadiwe Sarwa Wof Mandowen Fainsenem Rumbewas Wmsowir Dimara Obinaru Supiori Utara Mansoben Sauyas Rayar Imbir Binur Swom Wompere Kmur Mniber Pombos Rumaseb Manampaisem Rumainum Kafiar Rumkabu Amunau Wafdaron Rumaropen Mnusefer Mamoribo Inggabouw Infandi Sarawan Rumbarar Dimara Smas Msirem Fanindi Rumbrapuk Rumbino Makis Warfandu Rumere Numfor Barat Yewun Mansumber Rumbruren Rumadas Rumsaro Rumsaryor Myak wamafma Kapisa Mamoribo Awom Fakdawer Wambrauw Krey Abidondifu Baransano Rumbarar Warer Yembise Morin Suruan Numfor Timur Wambrau Mandowen Rumbiak Rumbewas Prawar Womsiwor Mandobar Awom Abidondifu Wanma Kaisiepo Baransano Sroyer Korwa Mansbawar Yeninar Pondayar Mnumumes Mambobo Sarwa Mayor Suruan Mofu Mambraku Rayar Kapisa Mambrasar Krey Maryen Kadam Awom Manggaprow Bonsapia Ap Marisan Catatan: Supiori Utara dan Supiori Selatan telah mekar menjadi Kabupaten Supiori sumber: Enos Rumansara, dimodifikasi Sejalan dengan Selamat et al. 2010, Suharjito 2002a:239 mengemukakan bahwa hubungan kerja di dalam suatu masyarakat berdasar pada ikatan kekerabatan, ketetanggaan atau kedekatan lokasi. Ikatan ini tidak tunggal melainkan majemuk manystranded=banyak benang. Ikatan tersebut justru menjelaskan bahwa hubungan antar individu tidak hanya didasarkan pada perhitungan ekonomi, melainkan juga solidaritas, pengakuan sosial, dan status sosial.

5.1.5. Aktor utama internal kolektivitas

Reforestasi dalam kasus ini, tidak dapat melepaskan diri dari peran aktor utama. Paling tidak ada beberapa tipe aktor utama yang terkait proses berlangsungnya reforestasi. Aktor-aktor ini dilihat dari perspektif komponen warga, pemerintah dan LSM. Masing-masing aktor secara antusias telah mengungkapkan sepak terjang serta strategi yang mereka lakukan. Walaupun tidak sendiri dalam melakukan reforestasi, namun dari triangulasi yang dilakukan, aktor-aktor utama inilah lah yang cenderung berperan dalam pelaksanaan reforestasi. Dalam kajian ini, aktor dari kelompok masyarakat adat akan menjadi perhatian utama. Mananwir Mnu Aktif Kelompok yang dibahas pertama adalah mananwir yang masih aktif dalam jabatan kepala kampung. Aktivitas sehari-hari sangat terkait dengan urusan pelayanan masyarakat, bahkan sangat sering berhubungan dengan pihak dari luar Masyarakat. Mananwir merupakan corong utama bahkan dianggap sebagai kunci utama berlangsungnya kegiatan-kegiatan yang digelontorkan oleh pihak luar di dalam wilayah Mnu. Di sini sangat nampak bahwa legitimasi mananwir juga diakui oleh pihak luar. Dengan demikian, dalam setiap sosialisasi atau pencanangan program baru di dalam Mnu, Mananwir Mnu hampir tidak pernah tidak mengetahuinya. Reforestasi bisa berlangsung di dalam wilayah Manawir karena sangat besarnya peluang untuk mengakses informasi-informasi dari luar, disamping memang sudah terkondisikan oleh budaya bahwa Manawir memiliki kewenangan untuk mengakses informasi yang akan masuk kedalam wilayahnya. Pengesahan permohonan-permohonan permintaan bantuan ke pihak Pemerintah oleh warga Mnu, selalu diketahui oleh Mananwir Mnu. Setiap informasi yang di peroleh Mananwir, selantiasa dinantikan warganya. MW sebagai seorang mananwir menjelaskan bahwa setiap gerak-gerik yang terjadi di dalam wilayah Mnu – apabila berkaitan dengan kedatangan pihak luar atau informasi terkait Mnu, akan menjadi kewajiban Mananwir untuk menyampaikan ke warga. Warga senantiasa mengamati tingkah laku Mananwir dan berusaha untuk memperoleh sebanyak- banyaknya penjelasan atas suatu fenomena yang terjadi, umumnya lewat pertemuan-pertemuan informal atau insidentil. Mantan Mananwir Pada masyarakat di tingkat Mnu, seseorang yang pernah menyandang jabatan Mananwir Mnu, masih memiliki posisi yang berbeda dengan anggota warga Mnu. Terbukti dari cara masyarakat memanggil para mantan pejabat ini dengan sebutan ‘bapa mantan’ atau ‘ mantan’. Para mantan yang diceriterakan di sini adalah aktor yang pernah dan atau masih terlibat dengan aktivitas reforestasi hingga saat penelitian ini dilaksanakan. Aktor mananwir dan mantan mananwir berperan dalam aksi-aksi kolektif tipe 2. Kedekatan dengan negara serta legitimasi formal yang diperoleh telah memberikan ruang akses yang lebih besar terhadap program-program negara dalam berbagai bentuk. Anggota Keret non Mananwir Kelompok kedua adalah individu masyarakat biasa dari Keretkeluarga tertentu yang belum pernah diberikan jabatan khusus dalam masyarakat. Individu ini memliki pertimbangan tersendiri untuk melakukan penanaman di atas lahan miliknya. Aktor dalam kelompok ini pada awalnya tidak memiliki akses yang cukup kepada informasi-informasi terkait proyek-proyek pemberdayaan. Walapun demikian, tidak berarti aktor ini tidak kurang informasi. Pemahaman tentang nilai ekonomi gaharu telah dimiliki aktor dalam interaksi dengan pihak lain sebelumnya, dan melalui pengalaman-pengalaman aktor. Pengalaman dan informasi ini secara tidak sengaja diperoleh dalam keseharian aktivitas rutin aktor. Kelompok ini dapat disejajarkan dengan satu keluarga keret kecilsim. Walapun demikian, aktor-aktor ini merasa sebagai mananwir pimpinanleader dalam kelompoknya. Anggota keret non mananwir atau anggota keret biasa, justru menunjukkan kecenderungan sebagai aktor dengan tipe kepemimpinan transformatif. Aktor ini giat untuk mencari informasi tentang bagaimana memanfaatkan secara optimal lahan-lahan keret yang ada bersama sesama anggota keret. Komunikasi