Posisi geografis dan administrasi wilayah

Kabupaten-Biak Numfor, namun saat ini telah mekar menjadi satu wilayah kabupaten yang berdiri sendiri BPS Kabupaten Biak Numfor, 2010. Kabupaten Biak Numfor dengan Ibukota Biak memiliki luas wilayah keseluruhan 2.540 km 2 , dimana sebagian besar merupakan wilayah lautan yaitu 19.591,63 km 2 dan daratan dengan luas 2.501,12 km 2 . Kabupaten Biak Numfor terdiri atas 19 Sembilan belas distrikkecamatan, meliputi Distrik Nunfor Barat, Orkeri, Numfor Timur, Poiru, Bruyadori, Padaido, Aimando, Oridek, Biak Timur, Biak Kota, Samofa, Yendidori, Biak Utara, Andei, Warsa, Yawosi, Bondifuar, Biak Barat, dan Swandiwe. Distrik dengan wilayah terluas adalah Distrik Biak Barat seluas 297 km 2 11,69. Sedangkan distrik Biak kota memiliki luas 106 km 2 4,17. Infrastruktur yang ada di kota Biak terlihat dari Satelit, seperti Gambar 7. Gambar 7. Kota Biak dengan Infrastrukturnya 4.2. Struktur sosial masyarakat 4.2.1. Sejarah terbentuknya masyarakat Biak Kata Biak pertama kali digunakan pada waktu Dewan Adat Biak terbentuk tahun 1947. Asal usul orang Biak diceritakan berasal dari daerah sebelah Timur atau Tabi berdekatan dengan Jayapura, dimana waktu itu sepasang suami-istri hanyut menggunakan Waidonso 20 dan terdampar di daerah sekitar Korem, yang kini disebut Sarwambo, dan akhirnya berkembang memenuhi seluruh Biak, Numfor, dan Supiori Mansoben 2003. Bukti yang menguatkan cerita ini adalah bahwa saat ini, satu bahasa yang dipergunakan di Biak, Numfor dan Supiori, yaitu bahasa Biak, walaupun terdapat perbedaan dialek di beberapa wilayah ini. Gambar 8. Asal mula orang Biak dan penyebarannya hingga Maluku Utara Pada jaman Hindia Belanda, pos pemerintah pertama yang dipimpin oleh seorang BA Bestuurs Assistant di buka di Bosnik pada tahun 1913. Selanjutnya, pada tahun 1919 pos-pos pemerintah lainnya di Warsa Biak Utara, Korido Supiori dan Namber Numfor dibuka di bawah pimpinan Letnan Feuilletau de Bruyn. Masing-masing pos baru itu dipimpin oleh seorang HBA Hulp Bestuurs Assistant. Bersamaan dengan pembukaan pos-pos pemerintah itu, diangkat pemimpin-pemimpin kampung, yang disebut kepala kampung mananwir mnu dengan tugas sebagai perantara pemerintah untuk menyampaikan perintah-perintahnya kepada rakyat, dengan minimal persyaratan menguasai bahasa melayu yang merupakan bahasa resmi yang digunakan pemerintah jajahan Hindia Belanda saat itu. Pada saat itu dilantik 167 kepala kampung untuk 152 kampung di Biak, 53 kepala kampung untuk 17 kampung di Supiori dan 35 kepala kampung untuk 31 kampung di Numfor Mampioper 1986:18 dalam Mansoben, 2003. Ketika Keresidenan daerah Papua, yang ditetapkan pada tahun 1921, dihapus pada tahun 1923, dan daerah itu dijadikan bagian dari Gubernuran 20 Diskusi dengan Kafiar Januari 2011