Tujuan dan Manfaat Penelitian

Kajian ini diyakini bermanfaat dalam memberikan kontribusi atau pengayaan secara teoritis dan aplikatif dalam pelaksanaan reforestasi saat ini dan masa datang. Dari perspektif teori, kajian ini bermanfaat karena mampu memberikan kontribusi teoritik atas fenomena proses AK yang dianalisis pada daerah yang diklaim sebagai wilayah yang kaya sumber daya alam dan budaya, serta memiliki otoritas pengelolaan SDA di bawah naungan Undang-undang Otonomi Khusus. Disamping itu, dari sisi praktis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan bahan arahan rekomendasi penting bagi decision maker pelaku pembangunan kehutanan, khususnya Kementerian Kehutanan dan Pemerintah Daerah di Papua dalam merancang pengelolaan Sumber Daya Hutan masa datang yang mengakomodasi kepentingan sosial-politik, ekonomi, dan tentunya lingkungan secara proporsional dan berkelanjutan.

1.4. Kebaharuan

Penelitian ini memberikan sumbangan teoritis pada ranah teori aksi kolektif, khususnya ketika mendalami fenomena proses AK di masyarakat adat Papua. Teori yang kemudian digunakan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi dari lapangan adalah Teori Frame Gamson. Peneliti menyadari bahwa tantangan berat yang dihadapi dalam penelitian ini antara lain: sulitnya mengungkap sejarah masa lampau dengan sedetil-detilnya, serta bagaimana mengupas tuntas aspek politik intervensi sipil dan militer dan diskursus yang terjadi pada tahun- tahun belakangan ini, ketika dikaitkan dengan fenomena reforestasi yang terjadi. Namun demikian, berdasarkan pendekatan yang digunakan, serta peneliti sebagai instrumen utama, maka dapat dikatakan bahwa keunggulan penelitian ini adalah karena: - Dilakukan oleh peneliti yang belum banyak berinteraksi tinggal dalam kurun waktu lama dengan masyarakat di wilayah Biak. Dalam beberapa hal, justru merupakan kekuatan peneliti. - Asal-usul peneliti sebagai staff di UPT Kementerian Kehutanan di wilayah Papua juga menjadi faktor penentu dalam melaksanakan penelitian ini. Berdasarkan pengalaman peneliti, khususnya ketika terlibat dengan penelitian- penelitian survey biodiversitas hutan-hutan Papua, tentu kondisi alam lingkungan dan budaya Papua akan menjadi lebih familiar dengan peneliti, dibanding dengan wilayah lain yang belum pernah peneliti kunjungi.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada bagian ini, akan dikemukakan beragam konsep tentang AK dan kaitannya dengan pengelolaan sumber daya alam, bagaimana struktur kepemilikan lahan di Biak-Papua, dan perkembangan reforestasi di Indonesia.

2.1. Studi sosiologi AK berbasis jar

i ngan dan identitas AK secara sederhana berarti upaya dan aksi untuk mencapai suatu tujuan, atau beberapa tujuan oleh lebih dari satu orang. Konsep ini telah banyak diformulasikan dan diteorikan dalam berbagai bidang ilmu sosial 10 , termasuk dalam bidang pengelolaan sumber daya alam. The phrase ‘collective action’ is ambiguous. It may refer to little more than a situation in which several people independently perform a particular action. Or it may refer to a situation in which people act within what has come to be known as a ‘collective action problem,’ where the ‘payoff’ to each depends on what is done by the others. On the construal on which I focus here, collective action occurs if and only if, as it would be put in the vernacular, two or more people are doing something together Gilbert 2010:67 Selanjutnya, AK dikatakan terjadi apabila terdapat dua orang atau lebih yang melakukan sesuatu secara bersama. Aktivitas yang dilakukan bersama dapat berlangsung akibat niat dari satu pihak personal intention, niat dari beberapa pihak we intention, atau komitmen bersama joint commitment dari beberapa pihak Gilbert, 2010. Weller dan Quarantelii pada tahun 1973 telah mengemukakan bahwa AK juga dapat dipandang sebagai bagian dari aksi politik, yang tidak dapat dilihat secara terpisah Zald, 1992. Dalam bidang sosiologi, konsep AK dapat merupakan bagian dari suatu aktivitas dalam gerakan sosial social movements 11 . A social movement is a: specific social dynamic. … It consists in a process whereby several different actors, be they individuals, informal groups andor organizations, come to elaborate, through either joint action andor communication, a shared definition of themselves as being part of the same side in a social conflict. By doing so, they provide meaning to otherwise unconnected protest events or symbolic antagonistic practices, and make explicit the emergence of specific conflicts and issues … This dynamic is reflected in the definition of social movements as consisting in networks of informal interaction between a plurality of individuals, groups andor organizations, engaged in a political andor cultural conflict, on the basis of a shared collective identity. Diani, 1992: 2,3 yang dirujuk Nash, 2010: 119 10 http:en.wikipedia.orgwikiCollective_action accessed 12 April 2010 11 Social movement: “any broad social alliance of people who are associated in seeking to effect or to block an aspect of social change within a society. Jary and Jari 1995:614-615 dalam Sunarto 2004:203