Komponen kolektivitas Identitas Tipologi aksi kolektif

tapi dong mereka bilang gaharu, jadi saya ikut tanam itu. Saya tidak tahu manfaat dari itu, saya tanam saja…. Saya tanam tahun 2007 MW Gambar 24. “Gaharu” versi masyarakat Ungkapan “tapi dong bilang gaharu, jadi saya ikut tanam” dapat memiliki makna bahwa ‘gaharu’ tersebut memiliki ekonomis yang tinggi. Fenomena pembibitan dan penanaman ‘gaharu’ versi MW dan juga MR menunjukkan bahwa apabila suatu komoditas dapat diyakinkan sebagai yang bernilai ekonomi tinggi, maka warga cenderung untuk mengupayakan pemanfaatannya semaksimal mungkin melalui kapasitas yang ada. Gambar 25. Mahkota dewa Phaleria papuana, dianggap MR sebagai gaharu 39 Ungkapan “tapi dong bilang gaharu, jadi saya ikut tanam” dapat memiliki makna bahwa ‘gaharu’ tersebut memiliki ekonomis yang tinggi. Fenomena pembibitan dan penanaman ‘gaharu’ versi MW dan juga MR menunjukkan bahwa 39 Another scented species in Thymelaeaceae is Phaleria macrocarpa, commonly known as ‘puk puk gaharu’. This species has no commercial value as it does not give off a desirable aroma when burnt. Gunn, 2004:5; Phaleria macrocarpa Scheff. Boerl., a member of the Thymelaeaceae, is traditionally used in Indonesia as medicinal plant against cancer Saufi et al, 2008 apabila suatu komoditas dapat diyakinkan sebagai yang bernilai ekonomi tinggi, maka warga cenderung untuk mengupayakan pemanfaatannya semaksimal mungkin melalui kapasitas yang ada. Walapun informasi yang diperoleh masyarakat ini belum tentu tepat, namun proses pemaknaan warga adalah aktivitas yang dapat terkait dengan proses pembingkaian. Pembingkaian ini bisa terjadi dengan sadar ataupun tidak. Suatu informasi yang kemudian dianggap penting oleh pendengar, dapat dibentuk melalui serangkaian proses unik, yang boleh jadi dianggap sebagai suatu strategi. Proses pembingkaian tidak serta merta terjadi dan serempak dalam posisi waktu dan ruang yang sama. Proses berjalan dari arah yang berbeda dan mencapai tingkat ‘kekompakannya’ pada waktu dan ruang tertentu. Mengacu kepada Gamson 1992a maka selain strategi pembingkaian tersebut, yang tidak kalah pentingnya adalah isi atau komponen bingkai itu sendiri. Komponen bingkai meliputi identitas, solidaritas, dan kesadaran suatu kelompok, atau yang Gamson elaborasi lagi sebagai identity, injustice, dan agency. Manifestasi identitas kolektif Identitas kolektif merupakan pertautan antara individu dan sistem budayanya, atau bagaimana perasaan individu terlibat dengan individu lain Ketika identitas dikaitkan dengan konsep “we” atau “kami” yang memiliki ciri khusus dibanding dengan kelompok lain di luar “kami”, maka kasus dari lapangan menunjukkan bahwa di dalam warga, terdapat prinsip “suatu kelompok memiliki perbedaan dengan yang lainnya dengan ciri khas tertentu”. Identitas yang sifatnya kolektif ini ditunjukkan ketika sekumpulan individu dalam kelompok merasa menyatu karena ada penandaciri khas komoditi tertentu yang dimiliki atau inovasi yang telah dilakukan, sekalipun – dalam kenyataannya, belum: begitu jelas, terang benderang, atau dapat dijelaskan secara detil dan sempurna”. MW yang mencoba melakukan budidaya gaharu walaupun dalam skala kecil; kemudian JW yang menangkap informasi dari PNG dan menerapkannya di Papua, serta TR yang mencoba untuk menanam gaharu di sekitar pekarangannya; adalah suatu gambaran aktualisasi identitas orang Biak sebagai suatu identitas kolektif. Identitas orang Biak adalah sebagai orang yang punya keinginan dan daya juang yang tinggi, sebagai pelaut yang ulung yang mampu menundukkan keganasan Samudera, -bahkan Kamma 1982 memberi kesan- sebagai orang yang berani berperang serta mengambil resiko-resiko berbahaya. Dapat terlihat bahwa identitas ini sangat melekat bagi Orang Biak dan bahwa terdapat relasi dengan pelaksanaan reforestasi, telah temukan di lapangan. TR mengungkapkan bahwa ada pihak lain yang meragukan kemampuan pengetahuan TR mengenai budidaya gaharu, padahal TR sudah melakukan dan mengetahui secara persis tentang daya adaptasi jenis gaharu di Mnsen: Suatu saat ada seorang insinyur kehutanan yang melihat saya telah menanam gahru dibelakang sini. Dia katakan, bahwa dia sekolah sampai tinggi sarjana tapi belum pernah menemukan bibit gaharu yang baru saja dicabut dari bawah pohon induknya langsung ditanam dan berhasil. Saya katakana ya… sebenarnya adalah, saya ketika berburu gaharu, dalam hati saya adalah kebaikan, oleh krena itu kebaikan tersebutlah yang mengakibatkan bibit gaharu yang saya tanam bisa tumbuh. Karena menurut orang, apabila dalam berburu gahatu hatinya tidak baik, dia tidak bisa kembali, bahkan hilang terus di hutan. Insinyur itu bertanya terus karena kalau ditanam langsung, pasti bibitnya mati. , Saya jawab bahwa semua akal-akalan teknikstrategi saya telah coba, dan saya coba rendam 1 jam dalam air. Anakan yang sudah dicabut tersebut, harus habis ditanam. Apabila ada sisa, maka akan kering. Tidak bisa ditinggakan sampai besok, hari itu harus ditanam semuanya. Sementara itu, OK sebagai tokoh adat mengungkapkan bagaimana identitas orang Biak itu penting, sehingga kemudian mendorong untuk bekerja sekuat tenaga, jujur, dan menegakkan harga diri itu sendiri. Ya.. saya pahami baik itu, seperti program kehutanan menanam, selalu saya ingatkan kepada masyarakat. Bahwa kita harus jaga harga diri, kepercayaan. Kalau kita jaga harga diri dengan baik, tentu kita tidak dianggap biasa-biasa saja. Prinsip dasar orang Biak adalah biar miskin tapi harga diri selalu di jaga. Bahasanya Biar konaroi nofa, kanggenem.. Mencuri dan menipu adalah 2 hal yang orang Biak tidak boleh miliki. Jadi misalnya ada pencuri yang lewat ditengah jalan, di masyarakat dia akan diceritadiperbincangkan, misalnya: “orang ini ganteng tapi curi-curi, atau penipu nomor satu”. Satu hal yang mendapat pujian dan tidak kenal timbangan di airport pertaruhan harga diri adalah: “membunuh dan membawa anak gadis orang, inilah yang mendapat pujian….bahwa dia hebat… bahkan ketika orang tersebut baru keluar dari lembaga penjara, apabila ada kumpulan orang dan orang ini melintas, bahkan ketika dia bertanya sesuatu, maka orang-orang akan menjawab dengan menambahkan kalimat “kamu yang kami cerita karena kamu bisa melakukan…” Melluci dalam Gamson 1992a:56 menyarankan bahwa konstruksi identitas kolektif adalah yang paling sentral dalam suatu gerakan, lebih khusus pada gerakan sosial baru new social movement. Proses ini -sebagai negosiasi untuk memasukkan “we” atau “kami” dalam suatu AK, adalah juga suatu proses elaborasi dan pemaknaan. Teoritisi NSM menekankan refleksivitas gerakan, dan bahwa ada tendensi untuk mempertanyakan kepada diri sendiri “siapakah sebenarnya kami ” Sebagaimana prinsip hidup orang Biak kebanyakan, maka identitas kolektif ini yang memiliki potensi besar dalam AK terkait reforestasi dari pada kita hanya menonton dia tanam, lebih baik kita ikut tanam..” atau kita harus bergabung dengan dia supaya kita bisa punya pohon seperti itu. Istilah biaknya “kofuken” Kofukno caran sawitker bik dundo nanenya.. yu ker naya .. insa mai do bisa kak furda…muda for muda kak keri norari, sehingga kalau suda berhasil, do ko ka ko , kako berhasil. Kita sama-sama menanam, kita semua laki-laki dan kita semua bisa …TR Identitas kolektif yang terdapat di Biak cenderung berciri kuasi primordial tradisional. Masyarakat adat Biak diketahui sebagai masyarakat yang ingin untuk membangun hubungan dengan pihak luar. Semua tipe aksi kolektif terkait reforestasi, menunjukkan bagaimana aktor-aktornya telah memiliki pengalaman- pengalaman di luar Biak. Berdasarkan pengalaman yang diperoleh di luar Biak, beberapa yang terkait dengan reforestasi kemudian dikembangkan di Biak. Dari identitas menuju solidaritas Identitas sebagai orang Biak juga tergambar dari eksisnya kepemilikanhak lahan. Setiap kegiatan yang akan melibatkan masyarakat Biak –apalagi berhubungan dengan penggunaan lahan, harus jelas peruntukannya dan dampak jangka panjangnya terhadap eksistensi lahan itu sendiri. Itulah sebabnya, seorang Aktor yang berusaha membangun kebersamaan diantara sesama anggota keret, sedapat mungkin bisa menjamin “eksistensi penguasaan lahan keret” yang merupakan salah satu simbol identitas Keret. Apabila identitas ini bisa diamankan, maka akan muncul solidaritas yang kuat antara sesama anggota keret. Penguatan identitas hingga munculnya solidaritas dapat dilihat pada kasus reforestasi di Asarkir- Biak Barat Pada dasarnya, manusia memiliki pendapat yang tidak sama. Pada awalnya banyak masyarakat yang meragukan kegiatan penanaman ini. Mereka khawatir bahwa ketika telah dilakukan penanaman, lahan mereka atau hak ulayat mereka akan diambil. Saya kemudian mengumpulkan mereka untuk adakan sosialisasi. Saya bilang “tidak, hak ulayat tetap pada posisinya, tapi ini kepercayaan dari pemerintah, itu adalah salah satu berkat besar yang diberikan oleh Tuhan lewat tangan pemerintah untuk salurkan ke masyarakat. Jadi kamu punya wilayah ini bisa untuk mampu untuk melakukan penanaman seluas 300 hektar. Tapi 300 itu terlalu luas dan mungkin akan jauh sampai ke pantai jika diambil sendiri oleh satu orang, jadi kita upayakan disekitar kampung untuk itu perlu untuk dibagi ke beberapa kelompok. . Pemerintah juga katakan bahwa lokasi kita ini adalah marires, sehingga perlu dilakukan penanaman, dan kayu-kayu ini adalah untuk generasi kitorang kedepan. Besok-besok kitorang punya anak dengan cucu ini, mereka mau hidup bagaimana? Akhirnya pemerintah ambil salah satu kebijaksanaan untuk menanam kembali”. Jadi mereka terima dan tidak menimbulkan sesuatu masalah SM. Pernyataan SM tersebut, merupakan gambaran bahwa: untuk melaksanakan reforestasi sebagai program pemerintah, SM sebagai Mananwir sekalipun, tidak akan mampu untuk mengerjakan sendiri. Tawaran disampaikan kepada sesama warga melalui pendekatansosialisasi bahwa hasil penanaman ini, nantinya akan bermanfaat bagi keluarga sendiri anak cucu. Pengertian ‘besok anak cucu mau hidup bagaimana’ bermakna sebagai suatu kewajiban warga atau para orang tua untuk dapat menjamin identitas keluarga dalam jangka panjang, melalui eksistensi anak cucu mereka. Anak cucu akan menjadi penciri identitas keluarga dan orang tua bertangung jawab untuk memfasilitasinya. Identitas keluarga adalah anak cucu yang berhasil dan juga memiliki lahan untuk bisa berkebun. Solidaritas di sini sebagai kekompakan sesama kelompok untuk melakukan tugas atau penanaman masing-masing pada arealnyakebunnya. Solidaritas yang terbangun tidak lepas dari upaya-upaya bersama untuk menjaga, agar tidak terjadi penyimpangan atau kesewenang-wenangan dalam distribusi benefit antar anggota. Dalam hal ini, solidaritas berjalan berbarengan dengan unsur trust percaya. Fenomena pencairan dana bantuan untuk kelompok tani pelaksana reforestasi mesti diketahui oleh seluruh anggota, dan jika perlu, langsung dapat didistribusikan kepada yang bersangkutan, secara fair dan transparan. Inilah sebabnya maka proses pencairan dana KTH akan lebih bernilai ketika disaksikan oleh lebih banyak anggota kelompok. Mereka setuju. Karena tepat dengan momen perayaan natal. Hamper 3 kali natal, pada waktu Pasar Inpres belum pindah ke Darfuar, masyarakat Asarkir, Wasiai dan Andei yang menguasai taksi dalam kota maupun angkutan pedesaan. Nanti hari ini kitong kami ikut 1 mobil ke kota, selesai belanja begitu, saya carter sendiri, paman carter sendiri, adik carter sendiri. Mulai rame dari tanggal 24 sampai 1 Januari. Jadi kesemangatan dari 5 kampung yang saya sebut itu, tidak menimbulkan sesuatu atau persoalan. Tidak ada yang mau rebut-rebutan ke Dinas Kehutanan, ataupun ke saya atau turun ke Pa Nasir mitra gerhan. Nanti om peneliti tanya, tidak pernah ada keributan. Malah mereka dorong saya untuk “coba cek ada proyek lagi ka…?” hahaha, saya bilang, kitong kami baru pulang dari Kalimantan Penas XIII jadi… saya tidak tahu…” hahaha, saya ini anak kecil jadi tidak tahu sampai di sana. Apabila kitong kami dapat rejeki pun tong kami berdoa. Jadi itu tidak jadi masalah. SM Berlangsungnya suatu gerakan tidak terlepas dari komitmen yang diaktualisasikan dalam bentuk tindakan setiap individu dalam kelompok. Dari perspektif masyarakat, komitmen terkait Reforestasi di Biak dapat dilihat dari sudut individu atau kelompok KTH yang bersedia melakukan penanaman pohon dilahannya, baik dalam ranah orientasi yang bersifat: instrumental, cenderung afektif atau bahkan bernuansa moral. Komitmen bahkan melampaui sekedar memenuhi syarat dan perjanjian kontrak tertentu, namun komitmen juga menjangkau ranah melaksanakan kewajiban-kewajiban moral dari aktor yang harus dijalankan, guna memenuhi nilai-nilai hakiki yang dimiliki masyarakat. Dalam hal ini, boleh jadi komitmen yang kredibel komitmen yang dibuktikan merupakan bahan bakar utama untuk membangun trust. TR bahkan tidak khawatir bilamana bantuan dana pemerintah terhenti dikemudian hari. TR sangat yakin karena lahan tanaman gaharu dan jenis lainnya yang lain telah terbangun dan keberlangsungannya akan sangat bergantung pada kemampuan kelompoknya untuk mengamankan asset-aset dimaksud. Di sisi lain, komitmen MR untuk tetap menanam dan merawat tanaman reforestasi diaktualisasikan dalam bentuk i melanjutkan penanaman- penanaman walapun dalam skala kecil dan ii melibatkan pihak lain amber untuk membantu merawat tanaman yg telah ada melalui aktivitas tumpang sari. Tindakan MR ini justru menjadi indikator, bagaimana komitmen telah menjangkau dimensi instrumental, afektif dan moral. Selain bermanfaat bagi Keret sendiri, kelangsungan hidup tanaman sebagai tanggung jawab moral kepada pemerintah serta sesama sudah diaktualisasikan. Gambar 26. Interaksi saling menguntungkan antar MR dan Amber Setelah mengklarifikasi dengan petani amber yang dimaksud informan, terdapat 3 petani pendatang yang berasal dari Sulawesi yang telah memanfaatkan lahan kurang lebih 5 Ha areal milik MR. Adalah AT yang mengolah hampir 2 hektar lahan milik informan, dan juga merupakan anggota PNS Pemda Biak. Kebutuhan untuk keluarga mendorong AT mencari peluang tambahan melalui pengolahan lahan. Ini adalah satu-satunya fenomena penggunaan lahan Gerhan oleh masyarakat pendatang di Biak Gambar 26. Sudah 11 tahun sejak mulai mengajar di salah satu sekolah swasta itu 1994 tapi honor. Sampai tahun 2000 baru diangkat, dan saya ditempatkan di SMA YPK 2 Biak di kota. Kemudian setelah itu, saya ngajar pikir2 dari pada tinggal nganggur kalau pulang sekolah, lebih baik kita cari lahan di luar kota untuk sekedar refresing begitu… Dulu yang kasi ketemu, orang Buton yang berkebun juga di sini. Kebetulan teman lama di kota. Dia bilang ada lahan di mantan kepala desa AdibaiRimba Raya, kalau mau silahkan ketemu dengan beliau. Saya ketemu, akhirnya dia MR bilang tidak apa-apa kamu bikin saja, yang penting kayu di dalam kamu rawat dengan baik. Penggunaan lahan oleh AT telah berlangsung sejak tahun 2009. Jenis yang diusahakan adalah jagung, kacang panjang, sawi, buncis, dan kacang tanah. Hasil pendapatan bersih perbulan jika dirata-ratakan bisa di atas 50 pendapatannya sebagai PNS. Tidak hanya manfaat ekonomi, namun menurut informan, eksistensi tanaman Gerhan menunjukkan performance yang menggembirakan. Itu dulu waktu saya masuk, oooo kayu ada yang mati sebagian dan kuning. Karna.. sdh dibersihkan, dikasih pupuk, disamping itu juga kayu isap pupuk itu, sehingga bagus juga tumbuhnya. Sampai disebelah sana saya buka. Itulah yang saya bilang, kasih dispensasilah dari kehutanan dan yang punya tanah, supaya kita bebas kerja di dalam, tidak ada gangguan, aman saja kerja, disamping kita rawat itu kayu. Ada hasil sedikit-sedikit, kalau tuan tanah datang, kita kasih sedikit-sedikit juga. Yang penting datang, menghargai kita, kita juga menghargai sebagai kerja di dalam supaya ada timbal baik begitulah… Solidaritas yang nampak pada aksi kolektif tipe1, 2, dan 3 merupakan wujud perkembangan dari solidaritas mekanik sebagaimana yang diteorikan Durkheim. Walaupun demikian, pada tipe 4 solidaritas terlihat bersifat eksternal, yang ditandai dengan penerimaan pihak luar, melalui institusi perkawinan. Solidaritas eksternal terlihat juga pada tipe aksi lainnya. Di Biak Timur, pada suatu kasus, reforestasi berbentuk solidaritas-eksternal yang terlihat ketika mananwirpemimpin memberikan ijin kepada pihak luarnon orang Biak untuk mengusahakan sela-sela tanaman jangka panjang pada lahan-lahan yang ada, dengan tanaman pertanian. Solidaritas yang ada umumnya memiliki jangkauan pada sekitar lokasi terkait aksi kolektif. Kesadaran Sebagai suatu keterpautan antara keyakinan individu mengenai dunia sosialnya atau keyakinan budayanya, aspek kesadaran di wilayah Warsa, adalah JW yang melakukan penanaman gaharu. Penjelasan yang dikemukakan sangat terkait dengan upaya-upaya dalam rangka mempertahankan lahan yang tersisa setelah terjadi okupasi pada beberapa waktu lalu. Ia itu dari saya punya saudara, saya punya Bapa-bapa ade, Jadi kalau bersaudara itu, dari sini sampai ujung yang ada di sana itu, ya itu kami punya, keluarga. Sebenarnya kami punya ada panjang ke sana, tapi karena ada persoalan orang dulu, persoalan itu… waktu orang tua kami ada, mereka tidak singgung, tapi begitu waktu orang tua kami sudah tidak ada, dari marga lain mereka masuk, mereka klaim tempat itu sebagai yang mereka punya. Itupun dari keluarga kami. Kalau kami kuat bicara, itu akan kembali kepada kami. Tapi dari keluarga bilang, ah biar sudah… mereka dapat…Kaka saya itu mengalah saja, dia tidak pikir, bagaimana adik-adik dia ini, mereka bagaimana… Jadi tidak kuat, akhirnya kami punya tempat ini, banyak keluarga yang masuk….Dulunya waktu masih anak-anak, kami punya tempat berkebun, yang saya tahu kami punya orang tua berkebun di sini. Reforestasi kemudian menjadi bukti bahwa selain motivasi yang bersifat instrumental, masyarakat sebenarnya memiliki strategi untuk mengamankan lahan-lahan milik keretkeluarganya dengan cara melakukan penanaman tanaman jangka panjang. Dinamika politik lokalpun tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap kelompok masyarakat adat yang ada disuatu wilayah tertentu. Komponen bingkai yang diangkat berdasarkan pemaparan para informan dapat disarikan sebagaimana dalam Tabel 9. Tabel 9. Komponen bingkai terkait reforestasi Aspek Contoh pernyataan Komponen Frame Penjelasan Identitas Kolektif “Ya.. saya pahami baik itu, seperti program kehutanan, selalu saya ingatkan kepada masyarakat. Bahwa kita harus jaga harga diri, kepercayaan. Kalau kita jaga harga diri baik, tentu kita tidak dianggap biasa-biasa saja. Prinsip dasar orang biar miskin tapi harga diri selalu di jaga. Bahasanya Biar konaroi nofa, kanggenem.. mencuri dan menipu adalah dua hal yang orang Biak tidak boleh miliki” “tapi dong bilang gaharu, jadi saya ikut tanam” Identity Bekerja sekuat tenaga, jujur, dan menegakkan harga diri. Bandingkan Kamma 1994 yang memberi kesan orang Biak sebagai orang yang berani berperang serta mengambil resiko-resiko berbahaya, termasuk melakukan perjalanan lintas pulau dan samudera Solidaritas “dari pada kita nonton dia tanam, lebih baik kita ikut tanam… atau kita harus bergabung dengan dia supaya kita bisa punya pohon seperti itu. Istilahnya “KOFUKEN” Kofukno caran sawitker bik dundo nanenya.. yu ker naya .. insa mai do bisa kak furda…muda for muda kak keri norari, sehingga kalau suda berhasil, do ko ka ko, kako berhasil. Sama- sama laki-laki…., kita semua bisa… Agency Orang lain yang berhasil, menjadi motivasi bagi orang Biak untuk sama- sama menikmati keberhasilan “ada Amber yang saya taruh di atas. Bukan dia datang berkebun di sini untuk dia mau ambil tanah ini, hanya dia cari hidup, tapi bagaimana sekarang kita mau atur? Saya berikan tempat, saya tidak mau tuntut satu sen dari Bapa, tapi saya minta tolong bersihkan saya punya tanaman ini tanaman reforestasi” Agency Memelihara tanaman sekaligus membantu warga lain yang membutuhkan pertolongan; Memberikan motivasi dan kesediaan mentransfer teknologi motif: instrumental, Aspek Contoh pernyataan Komponen Frame Penjelasan afektif, moral “Mari kita kerja. Kita pancuri… dipukul selesai masuk lembaga. Tapi kita kerja barang ini berguna buat keluarga kita. Mari kita kerja, dan saya kasih ilmu ini, kamu berusaha supaya seperti saya juga. Jangan saya sendiri. Kemudian hari kamu juga bisa pimpin kitorang. Saya juga jadi anggota, kenapa tidak bisa” Kesadaran Sebenarnya kami punya lahan ada panjang ke sana cukup luas, tapi karena ada persoalan…, persoalan itu waktu orang tua kami ada, mereka tidak singgung, tapi begitu waktu orang tua kami sudah tidak ada, dan marga lain mereka masuk, mereka klaim tempat itu mereka punya. Injustice Penanaman pohon sebagai upaya untuk mempertahankan lahan yang tersisa akibat okupasi sepihak keret lain lahan. Dari keempat tipe aksi kolektif terkait reforestasi yang ada, menunjukkan kesadaran yang ada bermanifestasi sebagai suatu bentuk kesadaran praktis. Aktor memahami bahwa reforestasi yang dilakukan selain memiliki konsekwensi, juga dapat memberikan jaminan keamanan pada kehidupan anak cucu mereka pada masa akan datang. Pada tipe1 dan tipe 3, aktor memahami bahwa keutuhan wilayah keret dapat dipertahankan melalui aktivitas reforestasi. Sementara pada tipe 2, aktor meyakini bahwa aktivitas reforestasi yang berlangsung dengan sukses tidak hanya mengamankan masa depan anak cucu, namun dapat menjadi tolok ukur untuk terlibat lebih banyak lagi dengan program atau proyek pemerintah lainnya. Pada tipe aksi kolektif 4, orientasi untuk mengamankan kebutuhan anak-cucu pada masa akan datang ditunjang dengan kondisi klaim lahan yang telah amanmapan, sebagai kepemilikan pribadi.

5.1.4. Jaringan kekerabatan

Antropolog Redfiled menyatakan bahwa suatu komunitas kecil adalah bagian yang terintegrasi dari lingkungan alam, dimana komunitas kecil itu berada. Dengan demikian, suatu komunitas kecil merupakan suatu sistem ekologi dengan masyarakat dan kebudayaan penduduk serta lingkungan alam setempat sebagai dua unsur pokok dalam suatu lingkaran pengaruh timbal balik yang mantap. Itu pulalah sebabnya, mengapa indentitas tempat biasanya sangat kuat dalam pandangan hidup penduduk komunitas kecil sebagai territorially- based social field Redfield dalam Koentjaraningrat, 1990:140 Pernyataan Redfield ini, tidak dapat dilepaskan dari sistem kekerabatan komunitas tersebut. Sebagaimana dijelaskan di bagian sebelumnya, bahwa kelompok kekerabatan di Biak meliputi Sim, Rum, dan Keret; maka berikut akan digambarkan bagaimana suatu kelompok kekerabatan di Biak terlibat dalam kegiatan Reforestasi. Penelusuran dilakukan atas dokumen permohonan masyarakat yang ingin terlibat dalam kegiatan Gerhan, sebagaimana prosedur atau mekanisme yang dipersyaratkan Dinas Kehutanan Biak. Dalam pembentukan kelompok Kelompok Tani Hutan, Hampir semua anggota kelompok memiliki Famnama Marga yang sama. Saya coba melihat lagi pada kesamaan Fam nama marga dalam beberapa Kelompok Tani Hutan yang terlibat dalam gerakan Reforestasi lihat Tabel 10. Tabel 10. Distribusi Fam dalam Kelompok Tani Hutan Nama KTH Ketua Anggota Famorang Pemilik Hak Ulayat sekitar Mnu Mananwir Luas WARMO Matheus Warnares Warnares 12 Warnares, Majar Sunde Biak Timur Warnares 5 Ha KOTIHUPA Agus Orisu Orisu 12 Bonsapia 1 Orisu Kanaan Biak Barat Burdam 25 Ha KAWAWIDORI Silvester Koibur Koibur 17 Rumaropen 1 Koibur Owi SareydiBiak Timur Usior 25 Ha BANBANWE Oktavianus Masosendifu Masosendifu 11, Warnares 3, Rumpampam 1, Wakum 1 Fairio 1 Masosendifu SundeBiak Timur Warnares 20 Ha WARAK Felix Mampioper Mampioper 15; Ayer 2 Mampioper Samber Yendidori Mampioper 17 Ha Tabel 10 dapat menunjukkan bagaimana eksistensi hubungan kekerabatan dalam marga sebagai salah satu faktor untuk membentuk atau menggalang aktivitas melalui kelompok. Formasi ini terlihat pada formasi kegiatan reforestasi yang top-down, dimana pemerintah sebagai inisiator awal. Pada reforestasi yang bernuansa swadaya komunitas, fenomena kekerabatan ini pun, cukup jelas terlihat. Fenomena JW menunjukkan bahwa penanaman gaharu bisa terlaksana di atas tanah keret setelah JW memiliki kewenangan mengusahakannya 40 . Sebelumnya dikatakan bahwa tanah mlik Marga JW yang ada saat inipun, adalah yang tersisa dari okupasi marga lain pada waktu-waktu sebelumnya. 40 Penting dipahami di sini bahwa JW tidak diperbolehkan menjual tanah Keret