Komponen kolektivitas Identitas Tipologi aksi kolektif
tapi dong mereka bilang gaharu, jadi saya ikut tanam itu. Saya tidak tahu manfaat dari itu, saya tanam saja…. Saya tanam tahun 2007 MW
Gambar 24. “Gaharu” versi masyarakat Ungkapan “tapi dong bilang gaharu, jadi saya ikut tanam” dapat memiliki
makna bahwa ‘gaharu’ tersebut memiliki ekonomis yang tinggi. Fenomena pembibitan dan penanaman ‘gaharu’ versi MW dan juga MR menunjukkan bahwa
apabila suatu komoditas dapat diyakinkan sebagai yang bernilai ekonomi tinggi, maka warga cenderung untuk mengupayakan pemanfaatannya semaksimal
mungkin melalui kapasitas yang ada.
Gambar 25. Mahkota dewa Phaleria papuana, dianggap MR sebagai gaharu
39
Ungkapan “tapi dong bilang gaharu, jadi saya ikut tanam” dapat memiliki makna bahwa ‘gaharu’ tersebut memiliki ekonomis yang tinggi. Fenomena
pembibitan dan penanaman ‘gaharu’ versi MW dan juga MR menunjukkan bahwa
39
Another scented species in Thymelaeaceae is Phaleria macrocarpa, commonly known as ‘puk puk gaharu’. This species has no commercial value as it does not give off a desirable aroma
when burnt. Gunn, 2004:5; Phaleria macrocarpa Scheff. Boerl., a member of the Thymelaeaceae, is traditionally used in Indonesia as medicinal plant against cancer Saufi et al,
2008
apabila suatu komoditas dapat diyakinkan sebagai yang bernilai ekonomi tinggi, maka warga cenderung untuk mengupayakan pemanfaatannya semaksimal
mungkin melalui kapasitas yang ada.
Walapun informasi yang diperoleh masyarakat ini belum tentu tepat, namun proses pemaknaan warga adalah aktivitas yang dapat terkait dengan proses
pembingkaian. Pembingkaian ini bisa terjadi dengan sadar ataupun tidak. Suatu informasi yang kemudian dianggap penting oleh pendengar, dapat dibentuk
melalui serangkaian proses unik, yang boleh jadi dianggap sebagai suatu strategi.
Proses pembingkaian tidak serta merta terjadi dan serempak dalam posisi waktu dan ruang yang sama. Proses berjalan dari arah yang berbeda dan
mencapai tingkat ‘kekompakannya’ pada waktu dan ruang tertentu. Mengacu kepada Gamson 1992a maka selain strategi pembingkaian tersebut, yang tidak
kalah pentingnya adalah isi atau komponen bingkai itu sendiri. Komponen bingkai meliputi identitas, solidaritas, dan kesadaran suatu kelompok, atau yang Gamson
elaborasi lagi sebagai identity, injustice, dan agency.
Manifestasi identitas kolektif
Identitas kolektif merupakan pertautan antara individu dan sistem budayanya, atau bagaimana perasaan individu terlibat dengan individu lain
Ketika identitas dikaitkan dengan konsep “we” atau “kami” yang memiliki ciri khusus dibanding dengan kelompok lain di luar “kami”, maka kasus dari lapangan
menunjukkan bahwa di dalam warga, terdapat prinsip “suatu kelompok memiliki perbedaan dengan yang lainnya dengan ciri khas tertentu”. Identitas yang
sifatnya kolektif ini ditunjukkan ketika sekumpulan individu dalam kelompok merasa menyatu karena ada penandaciri khas komoditi tertentu yang dimiliki
atau inovasi yang telah dilakukan, sekalipun – dalam kenyataannya, belum: begitu jelas, terang benderang, atau dapat dijelaskan secara detil dan
sempurna”. MW yang mencoba melakukan budidaya gaharu walaupun dalam skala kecil; kemudian JW yang menangkap informasi dari PNG dan
menerapkannya di Papua, serta TR yang mencoba untuk menanam gaharu di sekitar pekarangannya; adalah suatu gambaran aktualisasi identitas orang Biak
sebagai suatu identitas kolektif. Identitas orang Biak adalah sebagai orang yang punya keinginan dan daya juang yang tinggi, sebagai pelaut yang ulung yang
mampu menundukkan keganasan Samudera, -bahkan Kamma 1982 memberi
kesan- sebagai orang yang berani berperang serta mengambil resiko-resiko berbahaya.
Dapat terlihat bahwa identitas ini sangat melekat bagi Orang Biak dan bahwa terdapat relasi dengan pelaksanaan reforestasi, telah temukan di
lapangan. TR mengungkapkan bahwa ada pihak lain yang meragukan kemampuan pengetahuan TR mengenai budidaya gaharu, padahal TR sudah
melakukan dan mengetahui secara persis tentang daya adaptasi jenis gaharu di Mnsen:
Suatu saat ada seorang insinyur kehutanan yang melihat saya telah menanam gahru dibelakang sini. Dia katakan, bahwa dia sekolah sampai tinggi sarjana
tapi belum pernah menemukan bibit gaharu yang baru saja dicabut dari bawah pohon induknya langsung ditanam dan berhasil. Saya katakana ya…
sebenarnya adalah, saya ketika berburu gaharu, dalam hati saya adalah kebaikan, oleh krena itu kebaikan tersebutlah yang mengakibatkan bibit gaharu
yang saya tanam bisa tumbuh. Karena menurut orang, apabila dalam berburu gahatu hatinya tidak baik, dia tidak bisa kembali, bahkan hilang terus di hutan.
Insinyur itu bertanya terus karena kalau ditanam langsung, pasti bibitnya mati. , Saya jawab bahwa semua akal-akalan teknikstrategi saya telah coba, dan
saya coba rendam 1 jam dalam air. Anakan yang sudah dicabut tersebut, harus habis ditanam. Apabila ada sisa, maka akan kering. Tidak bisa
ditinggakan sampai besok, hari itu harus ditanam semuanya.
Sementara itu, OK sebagai tokoh adat mengungkapkan bagaimana identitas orang Biak itu penting, sehingga kemudian mendorong untuk bekerja
sekuat tenaga, jujur, dan menegakkan harga diri itu sendiri.
Ya.. saya pahami baik itu, seperti program kehutanan menanam, selalu saya ingatkan kepada masyarakat. Bahwa kita harus jaga harga diri, kepercayaan.
Kalau kita jaga harga diri dengan baik, tentu kita tidak dianggap biasa-biasa saja. Prinsip dasar orang Biak adalah biar miskin tapi harga diri selalu di jaga.
Bahasanya
Biar konaroi nofa, kanggenem.. Mencuri dan menipu adalah 2
hal yang orang Biak tidak boleh miliki. Jadi misalnya ada pencuri yang lewat ditengah jalan, di masyarakat dia akan diceritadiperbincangkan, misalnya:
“orang ini ganteng tapi curi-curi, atau penipu nomor satu”. Satu hal yang mendapat pujian dan tidak kenal timbangan di airport pertaruhan harga diri
adalah: “membunuh dan membawa anak gadis orang, inilah yang mendapat pujian….bahwa dia hebat… bahkan ketika orang tersebut baru keluar dari
lembaga penjara, apabila ada kumpulan orang dan orang ini melintas, bahkan ketika dia bertanya sesuatu, maka orang-orang akan menjawab
dengan menambahkan kalimat “kamu yang kami cerita karena kamu bisa melakukan…”
Melluci dalam Gamson 1992a:56 menyarankan bahwa konstruksi identitas kolektif adalah yang paling sentral dalam suatu gerakan, lebih khusus
pada gerakan sosial baru new social movement. Proses ini -sebagai negosiasi untuk memasukkan “we” atau “kami” dalam suatu AK, adalah juga suatu proses
elaborasi dan pemaknaan. Teoritisi NSM menekankan refleksivitas gerakan, dan bahwa ada tendensi untuk mempertanyakan kepada diri sendiri
“siapakah
sebenarnya kami ”
Sebagaimana prinsip hidup orang Biak kebanyakan, maka identitas kolektif ini yang memiliki potensi besar dalam AK terkait reforestasi
dari pada kita hanya menonton dia tanam, lebih baik kita ikut tanam..” atau kita harus bergabung dengan dia supaya kita bisa punya pohon seperti itu. Istilah
biaknya “kofuken” Kofukno caran sawitker bik dundo nanenya.. yu ker naya .. insa mai do bisa kak furda…muda for muda kak keri norari, sehingga kalau
suda berhasil, do ko ka ko , kako berhasil. Kita sama-sama menanam, kita semua laki-laki dan kita semua bisa …TR
Identitas kolektif yang terdapat di Biak cenderung berciri kuasi primordial tradisional. Masyarakat adat Biak diketahui sebagai masyarakat yang ingin untuk
membangun hubungan dengan pihak luar. Semua tipe aksi kolektif terkait reforestasi, menunjukkan bagaimana aktor-aktornya telah memiliki pengalaman-
pengalaman di luar Biak. Berdasarkan pengalaman yang diperoleh di luar Biak, beberapa yang terkait dengan reforestasi kemudian dikembangkan di Biak.
Dari identitas menuju solidaritas
Identitas sebagai orang Biak juga tergambar dari eksisnya kepemilikanhak lahan. Setiap kegiatan yang akan melibatkan masyarakat Biak –apalagi
berhubungan dengan penggunaan lahan, harus jelas peruntukannya dan dampak jangka panjangnya terhadap eksistensi lahan itu sendiri. Itulah
sebabnya, seorang Aktor yang berusaha membangun kebersamaan diantara sesama anggota keret, sedapat mungkin bisa menjamin “eksistensi penguasaan
lahan keret” yang merupakan salah satu simbol identitas Keret. Apabila identitas ini bisa diamankan, maka akan muncul solidaritas yang kuat antara sesama
anggota keret. Penguatan identitas hingga munculnya solidaritas dapat dilihat pada kasus reforestasi di Asarkir- Biak Barat
Pada dasarnya, manusia memiliki pendapat yang tidak sama. Pada awalnya banyak masyarakat yang meragukan kegiatan penanaman ini. Mereka
khawatir bahwa ketika telah dilakukan penanaman, lahan mereka atau hak ulayat mereka akan diambil. Saya kemudian mengumpulkan mereka untuk
adakan sosialisasi. Saya bilang “tidak, hak ulayat tetap pada posisinya, tapi ini kepercayaan dari pemerintah, itu adalah salah satu berkat besar yang
diberikan oleh Tuhan lewat tangan pemerintah untuk salurkan ke masyarakat. Jadi kamu punya wilayah ini bisa untuk mampu untuk melakukan penanaman
seluas 300 hektar. Tapi 300 itu terlalu luas dan mungkin akan jauh sampai ke pantai jika diambil sendiri oleh satu orang, jadi kita upayakan disekitar
kampung untuk itu perlu untuk dibagi ke beberapa kelompok. . Pemerintah juga katakan bahwa lokasi kita ini adalah marires, sehingga perlu dilakukan
penanaman, dan kayu-kayu ini adalah untuk generasi kitorang kedepan. Besok-besok kitorang punya anak dengan cucu ini, mereka mau hidup
bagaimana? Akhirnya pemerintah ambil salah satu kebijaksanaan untuk menanam kembali”. Jadi mereka terima dan tidak menimbulkan sesuatu
masalah SM.
Pernyataan SM tersebut, merupakan gambaran bahwa: untuk melaksanakan reforestasi sebagai program pemerintah, SM sebagai Mananwir
sekalipun, tidak akan mampu untuk mengerjakan sendiri. Tawaran disampaikan kepada sesama warga melalui pendekatansosialisasi bahwa hasil penanaman
ini, nantinya akan bermanfaat bagi keluarga sendiri anak cucu. Pengertian ‘besok anak cucu mau hidup bagaimana’ bermakna sebagai suatu kewajiban
warga atau para orang tua untuk dapat menjamin identitas keluarga dalam jangka panjang, melalui eksistensi anak cucu mereka. Anak cucu akan menjadi
penciri identitas keluarga dan orang tua bertangung jawab untuk memfasilitasinya. Identitas keluarga adalah anak cucu yang berhasil dan juga
memiliki lahan untuk bisa berkebun.
Solidaritas di sini sebagai kekompakan sesama kelompok untuk
melakukan tugas atau penanaman masing-masing pada arealnyakebunnya. Solidaritas yang terbangun tidak lepas dari upaya-upaya bersama untuk
menjaga, agar tidak terjadi penyimpangan atau kesewenang-wenangan dalam distribusi benefit antar anggota. Dalam hal ini, solidaritas berjalan berbarengan
dengan unsur trust percaya. Fenomena pencairan dana bantuan untuk kelompok tani pelaksana reforestasi mesti diketahui oleh seluruh anggota, dan
jika perlu, langsung dapat didistribusikan kepada yang bersangkutan, secara fair dan transparan. Inilah sebabnya maka proses pencairan dana KTH akan lebih
bernilai ketika disaksikan oleh lebih banyak anggota kelompok.
Mereka setuju. Karena tepat dengan momen perayaan natal. Hamper 3 kali natal, pada waktu Pasar Inpres belum pindah ke Darfuar, masyarakat Asarkir,
Wasiai dan Andei yang menguasai taksi dalam kota maupun angkutan pedesaan. Nanti hari ini kitong kami ikut 1 mobil ke kota, selesai belanja
begitu, saya carter sendiri, paman carter sendiri, adik carter sendiri. Mulai rame dari tanggal 24 sampai 1 Januari. Jadi kesemangatan dari 5 kampung yang
saya sebut itu, tidak menimbulkan sesuatu atau persoalan. Tidak ada yang mau rebut-rebutan ke Dinas Kehutanan, ataupun ke saya atau turun ke Pa
Nasir mitra gerhan. Nanti om peneliti tanya, tidak pernah ada keributan. Malah mereka dorong saya untuk “coba cek ada proyek lagi ka…?” hahaha,
saya bilang, kitong kami baru pulang dari Kalimantan Penas XIII jadi… saya tidak tahu…” hahaha, saya ini anak kecil jadi tidak tahu sampai di sana.
Apabila kitong kami dapat rejeki pun tong kami berdoa. Jadi itu tidak jadi masalah. SM
Berlangsungnya suatu gerakan tidak terlepas dari komitmen yang diaktualisasikan dalam bentuk tindakan setiap individu dalam kelompok. Dari
perspektif masyarakat, komitmen terkait Reforestasi di Biak dapat dilihat dari sudut individu atau kelompok KTH yang bersedia melakukan penanaman pohon
dilahannya, baik dalam ranah orientasi yang bersifat: instrumental, cenderung afektif atau bahkan bernuansa moral. Komitmen bahkan melampaui sekedar
memenuhi syarat dan perjanjian kontrak tertentu, namun komitmen juga
menjangkau ranah melaksanakan kewajiban-kewajiban moral dari aktor yang harus dijalankan, guna memenuhi nilai-nilai hakiki yang dimiliki masyarakat.
Dalam hal ini, boleh jadi komitmen yang kredibel komitmen yang dibuktikan merupakan bahan bakar utama untuk membangun trust.
TR bahkan tidak khawatir bilamana bantuan dana pemerintah terhenti dikemudian hari. TR sangat yakin karena lahan tanaman gaharu dan jenis
lainnya yang lain telah terbangun dan keberlangsungannya akan sangat bergantung pada kemampuan kelompoknya untuk mengamankan asset-aset
dimaksud.
Di sisi lain, komitmen MR untuk tetap menanam dan merawat tanaman reforestasi diaktualisasikan dalam bentuk i melanjutkan penanaman-
penanaman walapun dalam skala kecil dan ii melibatkan pihak lain amber untuk membantu merawat tanaman yg telah ada melalui aktivitas tumpang sari.
Tindakan MR ini justru menjadi indikator, bagaimana komitmen telah menjangkau dimensi instrumental, afektif dan moral. Selain bermanfaat bagi Keret sendiri,
kelangsungan hidup tanaman sebagai tanggung jawab moral kepada pemerintah serta sesama sudah diaktualisasikan.
Gambar 26. Interaksi saling menguntungkan antar MR dan Amber Setelah mengklarifikasi dengan petani amber yang dimaksud informan,
terdapat 3 petani pendatang yang berasal dari Sulawesi yang telah memanfaatkan lahan kurang lebih 5 Ha areal milik MR. Adalah AT yang
mengolah hampir 2 hektar lahan milik informan, dan juga merupakan anggota PNS Pemda Biak. Kebutuhan untuk keluarga mendorong AT mencari peluang
tambahan melalui pengolahan lahan. Ini adalah satu-satunya fenomena penggunaan lahan Gerhan oleh masyarakat pendatang di Biak Gambar 26.
Sudah 11 tahun sejak mulai mengajar di salah satu sekolah swasta itu 1994 tapi honor. Sampai tahun 2000 baru diangkat, dan saya ditempatkan di SMA
YPK 2 Biak di kota. Kemudian setelah itu, saya ngajar pikir2 dari pada tinggal nganggur kalau pulang sekolah, lebih baik kita cari lahan di luar kota untuk
sekedar refresing begitu… Dulu yang kasi ketemu, orang Buton yang berkebun juga di sini. Kebetulan
teman lama di kota. Dia bilang ada lahan di mantan kepala desa AdibaiRimba Raya, kalau mau silahkan ketemu dengan beliau. Saya ketemu, akhirnya dia
MR bilang tidak apa-apa kamu bikin saja, yang penting kayu di dalam kamu rawat dengan baik.
Penggunaan lahan oleh AT telah berlangsung sejak tahun 2009. Jenis yang diusahakan adalah jagung, kacang panjang, sawi, buncis, dan kacang
tanah. Hasil pendapatan bersih perbulan jika dirata-ratakan bisa di atas 50 pendapatannya sebagai PNS. Tidak hanya manfaat ekonomi, namun menurut
informan, eksistensi tanaman Gerhan menunjukkan performance yang menggembirakan.
Itu dulu waktu saya masuk, oooo kayu ada yang mati sebagian dan kuning. Karna.. sdh dibersihkan, dikasih pupuk, disamping itu juga kayu isap pupuk itu,
sehingga bagus juga tumbuhnya. Sampai disebelah sana saya buka. Itulah yang saya bilang, kasih dispensasilah dari kehutanan dan yang punya tanah,
supaya kita bebas kerja di dalam, tidak ada gangguan, aman saja kerja, disamping kita rawat itu kayu. Ada hasil sedikit-sedikit, kalau tuan tanah
datang, kita kasih sedikit-sedikit juga. Yang penting datang, menghargai kita, kita juga menghargai sebagai kerja di dalam supaya ada timbal baik
begitulah…
Solidaritas yang nampak pada aksi kolektif tipe1, 2, dan 3 merupakan wujud perkembangan dari solidaritas mekanik sebagaimana yang diteorikan
Durkheim. Walaupun demikian, pada tipe 4 solidaritas terlihat bersifat eksternal, yang ditandai dengan penerimaan pihak luar, melalui institusi perkawinan.
Solidaritas eksternal terlihat juga pada tipe aksi lainnya. Di Biak Timur, pada suatu kasus, reforestasi berbentuk solidaritas-eksternal yang terlihat ketika
mananwirpemimpin memberikan ijin kepada pihak luarnon orang Biak untuk mengusahakan sela-sela tanaman jangka panjang pada lahan-lahan yang ada,
dengan tanaman pertanian. Solidaritas yang ada umumnya memiliki jangkauan pada sekitar lokasi terkait aksi kolektif.
Kesadaran
Sebagai suatu keterpautan antara keyakinan individu mengenai dunia sosialnya atau keyakinan budayanya, aspek kesadaran di wilayah Warsa, adalah
JW yang melakukan penanaman gaharu. Penjelasan yang dikemukakan sangat terkait dengan upaya-upaya dalam rangka mempertahankan lahan yang tersisa
setelah terjadi okupasi pada beberapa waktu lalu.
Ia itu dari saya punya saudara, saya punya Bapa-bapa ade, Jadi kalau bersaudara itu, dari sini sampai ujung yang ada di sana itu, ya itu kami punya,
keluarga. Sebenarnya kami punya ada panjang ke sana, tapi karena ada persoalan orang dulu, persoalan itu… waktu orang tua kami ada, mereka tidak
singgung, tapi begitu waktu orang tua kami sudah tidak ada, dari marga lain mereka masuk, mereka klaim tempat itu sebagai yang mereka punya. Itupun
dari keluarga kami. Kalau kami kuat bicara, itu akan kembali kepada kami. Tapi dari keluarga bilang, ah biar sudah… mereka dapat…Kaka saya itu mengalah
saja, dia tidak pikir, bagaimana adik-adik dia ini, mereka bagaimana… Jadi tidak kuat, akhirnya kami punya tempat ini, banyak keluarga yang
masuk….Dulunya waktu masih anak-anak, kami punya tempat berkebun, yang saya tahu kami punya orang tua berkebun di sini.
Reforestasi kemudian menjadi bukti bahwa selain motivasi yang bersifat instrumental, masyarakat sebenarnya memiliki strategi untuk mengamankan
lahan-lahan milik keretkeluarganya dengan cara melakukan penanaman tanaman jangka panjang. Dinamika politik lokalpun tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan setiap kelompok masyarakat adat yang ada disuatu wilayah tertentu.
Komponen bingkai yang diangkat berdasarkan pemaparan para informan dapat disarikan sebagaimana dalam Tabel 9.
Tabel 9. Komponen bingkai terkait reforestasi
Aspek Contoh pernyataan
Komponen Frame
Penjelasan
Identitas Kolektif
“Ya.. saya pahami baik itu, seperti program kehutanan, selalu saya ingatkan kepada
masyarakat. Bahwa kita harus jaga harga diri, kepercayaan. Kalau kita jaga harga diri
baik, tentu kita tidak dianggap biasa-biasa saja. Prinsip dasar orang biar miskin tapi
harga diri selalu di jaga. Bahasanya Biar konaroi nofa, kanggenem.. mencuri dan
menipu adalah dua hal yang orang Biak tidak boleh miliki”
“tapi dong bilang gaharu, jadi saya ikut tanam”
Identity Bekerja sekuat tenaga,
jujur, dan menegakkan harga diri. Bandingkan
Kamma 1994 yang memberi kesan orang
Biak sebagai orang yang berani berperang serta
mengambil resiko-resiko berbahaya,
termasuk melakukan
perjalanan lintas
pulau dan
samudera Solidaritas
“dari pada kita nonton dia tanam, lebih baik kita ikut tanam… atau kita harus bergabung
dengan dia supaya kita bisa punya pohon seperti itu. Istilahnya “KOFUKEN” Kofukno
caran sawitker bik dundo nanenya.. yu ker naya .. insa mai do bisa kak furda…muda for
muda kak keri norari, sehingga kalau suda berhasil, do ko ka ko, kako berhasil. Sama-
sama laki-laki…., kita semua bisa… Agency
Orang lain yang berhasil, menjadi motivasi bagi
orang Biak untuk sama- sama
menikmati keberhasilan
“ada Amber yang saya taruh di atas. Bukan dia datang berkebun di sini untuk dia mau
ambil tanah ini, hanya dia cari hidup, tapi bagaimana sekarang kita mau atur? Saya
berikan tempat, saya tidak mau tuntut satu sen dari Bapa, tapi saya minta tolong
bersihkan saya punya tanaman ini tanaman reforestasi”
Agency Memelihara
tanaman sekaligus
membantu warga
lain yang
membutuhkan pertolongan; Memberikan
motivasi dan kesediaan mentransfer
teknologi motif:
instrumental,
Aspek Contoh pernyataan
Komponen Frame
Penjelasan
afektif, moral “Mari kita kerja. Kita pancuri… dipukul
selesai masuk lembaga. Tapi kita kerja barang ini berguna buat keluarga kita. Mari
kita kerja, dan saya kasih ilmu ini, kamu berusaha supaya seperti saya juga. Jangan
saya sendiri. Kemudian hari kamu juga bisa pimpin kitorang. Saya juga jadi anggota,
kenapa tidak bisa” Kesadaran
Sebenarnya kami punya lahan ada panjang ke sana cukup luas, tapi karena
ada persoalan…, persoalan itu waktu orang tua kami ada, mereka tidak singgung, tapi
begitu waktu orang tua kami sudah tidak ada, dan marga lain mereka masuk, mereka
klaim tempat itu mereka punya. Injustice
Penanaman pohon
sebagai upaya untuk mempertahankan lahan
yang tersisa
akibat okupasi sepihak keret
lain lahan.
Dari keempat tipe aksi kolektif terkait reforestasi yang ada, menunjukkan kesadaran yang ada bermanifestasi sebagai suatu bentuk kesadaran praktis.
Aktor memahami bahwa reforestasi yang dilakukan selain memiliki konsekwensi, juga dapat memberikan jaminan keamanan pada kehidupan anak cucu mereka
pada masa akan datang. Pada tipe1 dan tipe 3, aktor memahami bahwa keutuhan wilayah keret dapat dipertahankan melalui aktivitas reforestasi.
Sementara pada tipe 2, aktor meyakini bahwa aktivitas reforestasi yang berlangsung dengan sukses tidak hanya mengamankan masa depan anak cucu,
namun dapat menjadi tolok ukur untuk terlibat lebih banyak lagi dengan program atau proyek pemerintah lainnya. Pada tipe aksi kolektif 4, orientasi untuk
mengamankan kebutuhan anak-cucu pada masa akan datang ditunjang dengan kondisi klaim lahan yang telah amanmapan, sebagai kepemilikan pribadi.