Siswa dengan Motivasi Belajar Rendah dan Sikap Belajar Rendah,

pas mulai sulit materinya udah gak suka lagi. 13. Cita-citanya mau jadi apa? S5 : mau jadi seniman. Mau belajar musik, mau punya tempat les musik. Dari hasil wawancara dapat dilihat bahwa siswa memiliki sikap belajar yang rendah. Hal ini dapat dilihat dari kecenderungannya yang menyukai suatu pelajaran hanya saat materinya mudah, termasuk matematika. Dapat dilihat pula bahwa sikap siswa selama proses pembelajaran juga negatif. Siswa tidak menyukai pekerjaan rumah, melamun dan mengobrol dengan teman saat bosan mengikuti pelajaran, dan tidak peduli terhadap kegaduhan di kelas. Hal ini bertentangan dengan skor koesioner sikap yang menunjukan hasil sangat tinggi.

4. Siswa dengan Sikap Belajar Rendah, namun Hasil Belajar Tinggi

Tabel 4.19 Transkrip Wawancara Siswa No Pertanyaan Jawaban Siswa 1. Adik suka gak sama matematika? Alasannya apa? S16 : suka tergantung gurunya. Pas sama Bu Peni agak suka. Kalau Bu PPL jadi gak suka matematika. Soalnya kalau sama Bu Peni anak-anakbisa pada diem kalau ditegur. Kalau Bu PPL ramai banget kelasnya. 2. Menurut adik, matematika penting gak diajarkan di sekolah? S16 : Penting. Soalnya dipakai untuk UN, di masa depan juga dipakai. 3. Menurut adik, materi matematika yang sulit-sulit perlu diajarkan dan dipelajari di sekolah gak? S16 : Perlu. Alasannya apa yah? Itu dipakai di masa depan juga itu. Aku gak tau apa, tapi nanti mesti dipakai. 4. Pendapat adik tentang guru matematika gimana? S16 : Bu Peni suka. Tapi gak suka guru BK soalnya gurunya kurang tegas, jadi rame. Pas diajar Bu Peni lumayan enak,bisa pada diam kalau ditegur, ya kalau misalnya ngajar masuk ke otak. Jadi memuaskan. 5. Apa saja kekurangan sama kelebihan guru matematika? S16 : Kekurangannya kadang pas ngajar tu, rame, anak- anaknya gak takut sama guru. Jadi pada gak bisa diam. Tapi Cuma kadang aja itu. Itu kekurangannya. Kalau kelebihannya Bu Peni kalau ngajar bisa masuk. Kalau Bu yang PPL dikit aja masuknya. 6. Adik pengen guru matematika itu ngajarnya gimana? S16 : Tegas, ya boleh bercanda juga asal gak sampe ramai anak-anaknya. 7. Adik suka gak sama suasana kelas saat pembelajaran matematika? S16 : Tergantung gurunya. Kalau sama Bu Peni lumayan tenang jadi agak senang. Kalau Bu PPL banyak yang ramai. 8. Adik pengen suasana kelas saat pembelajaran gimana? S16 : Yang hening. Biar bisa dengar guru jelas. Kalau rame ganggu konsentrasi. Jadi males. 9. Kalau lagi serius dengar pelajaran, lalu ada teman yang berisik atau ajak ngobrol, reaksinya gimana? S16 : Ditanggepin sebentar terus lanjutin dengarin guru lagi. 10. Kalau lagi bosan ikut pelajaran matematika, adik ngapain di kelas, selama pembelajaran tu? S16 : Duduk aja. Duduk diam, paling menggambar. 11. Kalau ada kesulitan materi di rumah, nanyanya ke siapa? S16 : Ke teman semeja, kalau di rumah Tanya guru les. Matematika lesnya sekali seminggu 12. Lesnya diwajibkan orang tua? S16 : Iya diwajibkan. 13. Suka gak diwajibkan les? S16 : Suka 14. Kalau belajar, sukanya suasananya gimana? S16 : Sukanya yang tenang banget. Kalau ramai dikit susah masuk. 15. Adik punya masalah gak sama konsentrasi belajar? S16 : Konsentrasi bisa diusahakan. Tapi cepat lupa aja. Kalau ada yang ganggu dikit jadi lupa. 16. Cita-citanya mau jadi apa? S16 : Mau jadi pelukis. Siswa dengan nomor 16 absen ini, sebenarnya memiliki sikap belajar yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari pendapat yang posifif matematika itu sendiri dan manfaatnya. Namun siswa ini punya masalah dengan konsentrasi dan menginginkan susasana yang tenang untuk belajar. Kenyataan yang terjadi selama ini, saat pembelajaran matematika berlangsung, kelas gaduh dan tidak terkontrol, sehingga mengganggu konsentrasinya. Ini yang menyebabkan siswa perpandangan negatif terhadap guru dan prosessuasana pembelajaran matematika. Nilai siswa yang tinggi tampaknyanya dipengaruhi oleh motivasi, dukungan orang tua, dan minat belajarnya yang terlihat dari siswa suka dan bersedia mengikuti les tanpa paksaan siapapun.

F. Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, terdapat beberapa kelemahan dalam proses pelaksanaannya yaitu : 1. Teknik pembagian angket tidak tepat, karena siswa diminta mengisi semua angket pada waktu yang sama. Hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan guru bahwa jika siswa diminta mengisi di dua waktu berbeda, dikhawatirkan pembelajaran akan terganggu dan siswa keberatan. Akibatnya, jumlah angket dengan butir instrumen yang terlalu banyak yaitu 80 butir menyebabkan siswa jenuh untuk mengisinya. 2. Saat proses pengambilan data hasil belajar, guru tidak ikut mengawasi siswa sehingga beberapa siswa sempat berdiskusi dengan teman dan tidak mengindahkan teguran peneliti karena merasa peneliti hanya ada dalam kelas sebagai pengawas dan bukan guru. Anak yang menyontek dan bekerja sama kurang dapat dikendalikan. 3. Pendalaman analisis dengan wawancara hanya dilakukan terhadap enam siswa saja sehingga hasilnya kurang mendalam. 4. Ada reliabilitas soal yang hanya berada pada kategori sedang 91

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil pengisian koesioner diketahui bahwa 8 siswa memiliki motivasi belajar sangat tinggi, 8 siswa memiliki motivasi belajar tinggi, 5 siswa memiliki motivasi belajar sedang, 6 siswa memiliki motivasi belajar rendah, dan 5 siswa memiliki motivasi belajar sangat rendah. Dari jumlah tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta masuk dalam kategori tinggi, karena jumlah siswa yang masuk dalam kategori bermotivasi sangat tinggi dan tinggi adalah 50 dari total keseluruhan 32 siswa. 2. Berdasarkan hasil pengisian koesioner diketahui bahwa 3 siswa memiliki sikap belajar sangat tinggi, 9 siswa memiliki sikap belajar tinggi, 8 siswa memiliki sikap belajar sedang, 6 siswa memiliki sikap belajar rendah, dan 6 siswa memiliki sikap belajar sangat rendah. Dari jumlah tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap belajar siswa kelas VIII G SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta masuk dalam kategori sedang, karena jumlah siswa yang masuk dalam kategori bermotivasi sangat tinggi dan tinggi adalah 37,50 dari total keseluruhan 32 siswa. 3. Berdasarkan tes hasil belajar diketahui bahwa 6 siswa memiliki hasil belajar sangat tinggi, 8 siswa memiliki hasil belajar tinggi, 5 siswa memiliki hasil

Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika|b:Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/2003

0 11 80

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Hubungan antara persepsi dan motivasi belajar fisika dengan hasil belajar fisika pokok bahasan energi siswa kelas 1 cawu III SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 4 69

Pengaruh lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 22 Pamulang

4 47 161

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan bilangan pecahan melalui pembelajaran kontekstual pada siswa kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 6 0

Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan abstraksi siswa di kelas VII SMPN 01 Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 20172018

0 0 6

Pengaruh kecerdasan interpersonal dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VII

0 0 9

Hubungan motivasi belajar dan gaya belajar siswa dengan prestasi belajar matematika siswa mts Islamiyah Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

4 24 150

Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa melalui pokok bahasan pesawat sederhana di SMP Negeri-4 kelas VIII semester II Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 185