dalam hal ini dipandang dari sudut berapa banyak materi yang dikuasai siswa; bSecara institusional ditinjau dari kelembagaan, belajar
dipandang sebagai proses validasi terhadap penguasaan siswa atas materi- materi yang telah ia pelajari. Bukti intitusional yang menunjukan siswa
telah belajar dapat diketahui dalam hubungannya dengan proses mengajar. Ukurannya adalah, semakin baik mutu mengajar yang dilakukan guru,
akan semakin baik pula mutu perolehan siswa yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai; cSecara kualitatif ditinjau dari mutu, belajar
adalah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian
ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa.
Adapun ciri –ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku
belajar yang penting menurut Muhibbin Syah 2003:117 adalah aPerubahan intensional dalam arti bukan pengalaman atau praktik yang
dilakukan dengan sengaja dan disadari, atau dengan kata lain bukan kebetulan; bPerubahan positif dan aktif dalam arti baik, bermanfaat, serta
sesuai harapan. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya seperti karena proses kematangan, tetapi karena usaha siswa itu
sendiri; cPerubahan efektif dan fungsional dalau arti perubahan tersebut membawa pengaruh, makna, dan manfaat bagi siswa. Perubahan proses
belajar fungsional dalam arti bahwa ia relatif menetap dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat diproduksi dan dimanfaatkan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perbuatan belajar terjadi karena interaksi seseorang dengan lingkungannya yang akan
menghasilkan suatu perubahan tingkah laku pada berbagai aspek, diantaranya pengetahuan, sikap, keterampilan. Perubahan
–perubahan yang terjadi disadari oleh individu yang belajar, berkesinambungan dan akan
berdampak pada fungsi kehidupan lainnya. Selain itu perubahan bersifat positif, terjadi karena peran aktif dari pembelajar, tidak bersifat sementara,
bertujuan, dan perubahan yang terjadi meliputi keseluruhan tingkah laku pada sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Belajar sebagai proses atau aktivitas disayaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Sumadi Suryabrata 1984:233 merumuskan
faktor-faktor tersebut, sebagai berikut: 1
Faktor Internal Siswa Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.
a. Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Selama proses belajar berlangsung,
peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfunsi
dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik
pula. dalam proses belajar, merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehinga
manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh
karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga panca indra dengan baik, baik secara preventif maupun secara yang bersifat
kuratif. Dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan fungsi mata dan telinga
secara periodik, mengonsumsi makanan yang bergizi, dan lain sebagainya.
b. Psikologis
Faktor –faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang
dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang
utama memengaruhi
proses belajar
adalah kecerdasanintelegensi, sikap, bakat minat dan motivasi siswa.
Terutama dalam penelitian ini, peneliti akan menelaah lebih jauh mengenai motivasi dan sikap siswa.
2 Faktor Eksternal Siswa
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini,
Muhibbin Syah 2003:102 menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan,
yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan non-sosial
a Lingkungan sosial
i. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan harmonis antara ketiganya dapat
menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan
seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.
ii. Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat
tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan
anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar,
diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
iii. Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat
memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga letak rumah, pengelolaan
keluarga, semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan anatara anggota keluarga, orangtua,
anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.