Ketidakberdayaan atas situasi Hasil Penelitian

pembohongan dirinya melainkan dirinya sendiri yang ingin merasa sebagaimana yang orang sehat rasakan. Ia merasa dengan membohongi dirinya sendiri, yakni pandangan bahwa dengan tidak berobat ia seperti orang yang tidak sakit, membuatnya seperti orang sehat. Ia menggarisbawahi pula hal ini muncul karena ia sendiri berpikiran bahwa dirinya sendiri tak bisa melakukan apapun untuk mengubah kondisi sakitnya yang tak akan bisa sembuh.

f. Ketidakberdayaan atas situasi

Ketidakberdayaan atas kondisi yang dialami menjadi persoalan lain yang dihadapi Dd 18 terkait penyakitnya. Dd 18 merasa bosan menjalani hidup yang begitu-begitu saja, hanya tranfusi lalu minum obat, terus menerus berlanjut terlebih penyakit thalassaemia merupakan penyakit seumur hidup yang tidak dapat sembuh. Dd 18 menyatakan bahwa ia merasa jenuh melakukan aktivitas pengobatan yang terus- menerus, begitu-begitu saja, dan tidak ada perubahan yang terjadi atas penyakitnya. Ia juga menyadari bahwa harapan untuk sembuh adalah sesuatu yang tidak bisa ia harapkan. Oleh karena itu, Dd 18 melihat proses terapi sebagai suatu hal yang percuma dilakukan secara terus menerus. Hal ini memunculkan kepesimisan dalam diri Dd 18 terkait proses pengobatan yang seharusnya ia jalani. Sebagai alasan untuk tetap menjalani pengobatan Dd 18 mengungkapkan bahwa berobat untuk keluarga daripada diri sendiri adalah hal yang menjadi prioritasnya. Hal ini menurut Dd 18 dikarenakan ia tidak merasakan adanya perubahan dalam menjalani pengobatan. Perubahan hanya terlihat ketika melakukan uji ferritin dan cek darah yang menunjukkan kadar zat besi dalam tubuh yang berkurang. Perubahan yang terjadi menurut Dd 18 tidak berdampak terlihat secara langsung. Selain itu, Dd 18 menjelaskan bahwa rasa malas yang ia rasakan hanya hadir saat menjalani proses terapi selain tranfusi darah. Selain itu, ia juga tahu bahwa dirinya lebih rajin melakukan tranfusi dibandingkan melakukan desferal atau minum obat. Adapun pengabaian atas kondisi diri ini juga berkaitan dengan pandangan Dd 18 terkait risiko kematian yang kurang mendukung berjalannya proses pengobatan. Dd 18 mengaku lebih rajin melakukan transfusi dibandingkan penyuntikan desferal karena menurutnya, risiko kematian yang disebabkan tidak melakukan transfusi memiliki jangka waktu yang lebih pendek dibanding risiko kematian yang muncul perlahan bila tidak melakukan suntik desferal.

g. Keluarga : alasan untuk bertahan