Kehadiran akan pasangan relasi romantis

“geleng kepala. Nida kan cengeng, kalau ngomong pasti Nida nangis. Kalau Nida nangis, dan ngomong sakitnya perasaan Nida, gimana tertekannya Nida buat berjuang pasti Mamak ikut nangis, jadi Nida gak mau ngomong sama mamak. Nida gak mau lihat mamak sedih. Nida gak pernah bilang apa-apa jadinya ke mamak kalau Nida tahu itu bakal buat mamak sedih, biarpun Nida yang sakit kak.” Fa, 531-542 Adanya ikatan emosional yang sangat dekat dengan sang ibu inilah yang akan membuat Fa 19 merasa sangat sedih bila ia mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan dari sang ibu. Menurutnya, bila sang ibu, orang yang selalu menguatkannya, mampu melakukan hal itu, orang lain akan lebih memungkinkan untuk melakukan hal yang sama. “Jadi makanya Nida sedih kalau mamak ngomongnya agak pedes, Nida bakal mikir, mamak jak gitu ke Nida, apalgi orang lain. Mamak orang yang biasa n guatkan Nida dalam kondisi apapun.” Fa, 658-663 Mengacu pada setiap pengalaman informan, dapat dilihat bahwa ikatan emosional dengan ibu memainkan peran dalam mendukung berjalanan proses terapi. Hal ini terekspresikan dalam berbagai bentuk ikatan emosional seperti rasa bersalah, rasa sayang yang besar, dan ketidakinginan untuk melihat ibu bersedih yang disampaikan oleh setiap informan.

b. Kehadiran akan pasangan relasi romantis

Setiap orang tentunya mendambakan kehadiran seseorang istimewa di dalam hidupnya untuk menemani dalam berbagai proses. Kehadiran mereka inilah yang akan membawa nuansa dan makna tersendiri bagi masing-masing orang di sepanjang rentang kehidupannya. Hal serupa juga dirasakan oleh para informan, dimana adanya pasangan yang hadir dalam sebuah relasi romantis turut mengambil peran penting dalam hidup para informan, khususnya dalam memberi semangat untuk lebih rajin berobat ataupun terus bertahan menjalani proses pengobatan. Ketika informan memiliki latar belakang relasi romantis yang berbeda satu sama lain. Seperti yang disampaikan oleh informan Dd 18, meskipun saat ini ia sedang tidak menjalin relasi romantis dengan siapapun, pengalaman atas hadirnya sosok kekasih memungkinkan ia untuk lebih menurut dalam proses pengobatan. Bagi By 18, yang telah beberapa kali menjalin relasi romantis, kehadiran sosok kekasih dapat membawa perubahan pada dirinya dalam menjalani pengobatan. Setiap kali menjalin relasi romantis, ia selalu terbuka dengan kekasihnya terkait kondisi sakit yang ia miliki. Pemahaman atas kondisi sakit yang ia miliki membuat kekasihnya selalu mengingatkan dirinya untuk menjaga kondisi fisik, seperti tidak boleh kelelahan dan selalu menjalani proses terapi tranfusi dan terapi kelasi. Hal inilah yang kemudian membuatnya melihat sosok kekasih sebagai hal yang penting baginya “Selain itu.. yang bisa buat aku semangat sejujurnyaa ya.. ada sih.. Umm.. mungkin pengganti Santi mantan kali ya ce, hehe. Pengganti santi nih orang yang bener-bener bisa aku sayang ce.. yang gimana yaa.. yang bukan dalam status keluarga ce. Justru dari luar keluarga yang bisa buat semangat. Gimana yaa.. udah biasa ce, uda bosan kalau keluarga, hehe. Kalau pacar sejauh ini gak ada.” Dd, 486-496 Hal yang sama juga disampaikan oleh informan Fa 19. Informan Fa 19 berbeda dengan kedua informan lainnya. Hingga usianya sekarang, ia belum pernah menjalani relasi romantis. Sebelumnya, menjalin relasi romantis ialah hal yang belum menjadi perhatian utamanya. Meski belum pernah menjalin relasi romantis, ia mengaku memiliki seorang sahabat laki-laki yang dinilainya cukup dekat dan dirasa mampu mendengarkan dan memahami dirinya. Oleh karena itulah, ia mengharapkan adanya sosok kekasih sebagai sarana pendukung untuk lebih rajin dalam menjalani pengobatan dan merawat kondisi fisiknya. Ia mengandaikan kemungkinan hadirnya sosok pasangan dalam hidupnya yang akan memberi perhatian dan semangat untuk berobat. “ Selain itu.. Nida tertawa, lagi sedeng nih Nida kak.. malu Nida, kan misalnya nih punya pacar yang ingetin, jangan lupa minum obat ya.. kan kita kan gak ada, ga usah pacar, temen deket aja deh yang ingetin Nida. Kalau gini kan Nida sendiri, harus begini, harus begitu. Sendirian beda, bosan ga ada semangat.” Fa, 419- 427 Informan Dd 18 dan Fa 19 menggambarkan adanya perbedaan antara perhatian yang mereka dapatkan dari keluarga dan pasangan. Berbeda dengan keluarga yang sudah sering ditemui, sosok pasangan dianggap sebagai sosok baru yang kedua informan sayangi. Bagi informan Dd 18, sosok pasangan juga dirasa lebih dekat secara emosional. Kondisi tersebut membuat kedua informan merasa lebih berarti dan bahagia dengan kehadiran pasangan. “ Kalau ada pacar sih nurut ya. Dulu soalnya nurut.. kalo sekarang sih gak ada pacar. Pacar lebih nurut soalnya kalau pacar tuh gimana ya.. dekat. Ga ada malu-malunya. Lebih dekat secara emosional, kalau benar-benar sama orang yang kita sayang, lawan jenis, sayang yang benar-benar beda sama sayangnya keluarga tuh lebih mau dengar gitu, merasa lebih berarti dan bahagia. Bisa sayang dia. Bahagia aja karena diingetin pacar.” Dd, 314-325 “Kalau punya pacar juga mungkin bakal bantu Nida lebih semangat, karena merasa lebih disayang dan dibutuhkan, Nida juga bisa lebih sayang ke dia. Beda kan sama keluarga yang tiap hari ketemu.” Fa, 444-449 “Bedanya sama keluarga? umm.. gimana ya. Susah jelasinnya, kalau pacar tuh kayak orang baru yang ngingetin dan lebih-lebih karena aku sayang. Lebih dekat secara emosional, keluarga iya sih, cuman beda aja kalo sama pacar. Jadi tuh pasti mau dengar. Kalau keluarga tuh udah bosan. Kehadiran pacar, kayak dulu waktu sama Santi, mungkin itu bisa buat aku semangat minum obat. Dulu soalnya aku rajin minum obat. Kalau sekarang belum punya pacar” Dd, 326-339 Berbeda dengan kedua informan sebelumnya yang belum memiliki pasangan, informan telah menjalin relasi romantis selama setahun lebih. Bagi informan Nn 20, pasangannya saat ini adalah satu-satunya orang yang mau menerima dan tetap bertahan menjalin relasi romantis dengannya walaupun dengan kondisinya yang punya penyakit. Kehadiran pasangan membuat Nn 20 semangat dan merasa ingin terus melakukan pengobatan. “Nini punya pacar. Dia sangat mensupport Nini cc. Jadi semangat. Meski beda agama dan ras. Tapi menurut Nini, dia satu-satunya cowok Nini yang tahu kalau Nini punya sakit. Kalau dari kawan dan dari cowok lain yang kenal Nini punya sakit cuma dia” Nn, 599-606 “Dimas banyak tahu soal Nini yang sakit.. Banyak tahu kok dari mama sebenarnya, sempet mama telpon dia, mama bilang Nini tuh sakit dan harus minum obat, tapi dia tuh tetap mau menerima Nini dan menjaga Nini, dia sering ingatin juga untuk minum obat dan gak pulang malam. Itu berarti buat Nini. Kalau gitu, Nini jadi pengen tranfusi, dan ingatin Nini tranfusi. Desferal juga. Jadi kan Nin i merasa ada penyemangatnya.” Nn, 625-636 “Dia orang yang sangat ce. Sangat mensupport dan menerima, nini pernah pacaran sebelumnya, tapi dia tahu penyakit Nini dan dia langsung ninggalin. Nini baru dua kali pacaran, dan baru yang sekarang bisa menerima. ” Nn, 637-644 Bagi Nn 20, sikap pasangan yang selalu menjaga dan mengingatkan dirinya untuk berobat sangat berarti untuknya. Terlebih pasangannya saat ini juga mendukung Nn 20 untuk mengejar cita-citanya dan mengembangkan kemampuan dirinya dalam hal menulis. “Yang buat dia beda sama yang lain dan mendorong Nini kalau dari dia sih selalu ingetin untuk minum obat dan ingetin bulan ini sudah tranfusi belum. Dia pasti selalu tanya begitu.” Nn, 645- 649 “… kalau dari support Dimas gak ada, malasnya Nini pasti tambah bertambah” Nn, 786-788 “Dimas selalu dukung Nini untuk masukin tulisan-tulisan Nini, di suruh share ke blog. Dan Nini merasa ada yang mau support cita- cita Nini dan membantu dan menerima Nini.” Nn, 817-822 Dapat dilihat dari apa yang disampaikan ketiga informan kehadiran pasangan dipandang memiliki peranan penting dalam mendukung berjalannya proses terapi. Hanya saja, bila ditilik lebih lanjut terdapat perbedaan nuansa berkenaan dengan cara setiap informan melihat dan memaknai kehadiran pasangan dalam hidupnya. Sebagai seseorang yang memiliki kekasih, informan Nn 20 memaknai kehadiran pasangan penting untuknya karena ia mendapatkan bentuk dukungan riil yang datang dari pasangannya. Dengan demikian, adanya dukungan yang ia peroleh dari pasangan menggambarkan adanya hal yang ia terima dari pasangannya sehingga kehadiran pasangan menjadi penting. Pada informan yang lain, yaitu Dd 18 dan Fa 19 yang saat ini belum menjalani relasi romantis, mereka memaknai kehadiran pasangan sebagai seseorang yang memungkinkan dirinya merasa lebih berarti, dibutuhkan dan diperhatikan. Oleh karena itulah, kehadiran pasangan memberikan kesempatan bagi Dd 18 dan Fa 19 untuk merasa bahwa dirinya dapat berarti bagi orang lain.

c. Kehadiran keluarga dan sahabat