Bagi Nn 20, kepercayaan dan kebebasan yang diberikan oleh orangtua adalah hal paling berarti dan paling ia butuhkan untuk rajin
menjalani pengobatan. Hal tersebut bagi Nn 20 adalah bentuk dukungan terbesar yang akan mendorongnya minum obat. Nn 20 menggarisbawahi
dirinya tidak menginginkan apapun selain kebebasan dari orangtua untuk membuat keputusan dan memilih hal-hal yang ia suka, bisa berkumpul
dengan teman-teman dan tidak terlalu dibatasi lagi. Bila Nn 20 mendapatkan itu semua, ia akan lebih rajin berobat.
Kebebasan untuk melakukan segala sesuatu yang ia sukai beririsan pula dengan sarana pendukung lainnya yaitu suasana hati. Suasana hati
memegang peranan penting bagi Nn 20 dalam proses pengobatan yang ia jalani. Nn 20 menyatakan terkait hal ini terkadang ia menjadi malas
untuk minum obat bila suasana hatinya sedang buruk. Nn 20 mengaku setiap kali suasana hatinya memburuk ia menjadi risau dan tidak mau
berobat. Malas dan tidak peduli adalah efek dari suasana hatinya yang memburuk. Ia menekankan bahwa permintaan ibu dan perasaan senang
adalah pendorong baginya untuk lebih rajin berobat. Perasaan senang setelah pergi bersama teman-teman tersebut menurutnya kerap kali
mendorong perasaan ingin menjalani pengobatan dari dalam dirinya.
d. Pengalaman terapi : kejenuhan, rasa sakit dan ketidakleluasaan
Proses terapi yang dilakukan secara terus menerus serta banyaknya pengobatan yang harus Nn 20 lakukan membuat ia merasa jenuh dan
bosan. Hal ini sudah ia rasakan sejak di bangku SMP kelas tiga. Semenjak
itu, Nn 20 mulai memiliki keinginan untuk tidak lagi berobat. Kejenuhan untuk menjalani proses pengobatan diiringi pula dengan pengalaman
negatif terkait terapi medis yang dirasakan Nn 20. Nn 20 mengalami ketidakleluasaan untuk bergerak dan beraktivitas secara bebas setiap kali
melakukan desferal. Ketidaknyamanan lain muncul dari rasa sakit dan bekas suntikan karena suntikan yang selalu berulang. Hal ini mendorong
Nn 20 untuk memilih terapi secara oral yang menurutnya lebih nyaman dibandingkan ketidakleluasaan yang dirasakan karena menggunakan
desferal. Sebagai sebuah harapan berkenaan penyakit dan proses terapi, Nn 20 memiliki harapan akan kuantitas tranfusi yang dijalani dapat
berkurang, tranfusi darah yang biasanya dua kali dalam sebulan, dapat menjadi sekali saja dalam sebulan.
e. Keinginan untuk sembuh: alasan untuk bertahan
Proses pengobatan dipahami Nn 20 sebagai usaha yang dilakukan untuk diri sendiri demi menjaga dirinya untuk tetap sehat dan mampu
mengejar apapun yang ia inginkan. Melakukan tranfusi darah, dan keteraturan dalam melakukan terapi kelasi mengkonsumsi berbagai obat
dan melakukan desferal adalah usaha-usaha yang dilakukan Nn 20 untuk menjaga kondisi fisiknya, meski ia menggarisbawahi bahwa
terkadang dirinya masih sering kali lupa. Keinginan untuk sembuh adalah harapan yang membuat Nn 20
terus berjuang menjalani proses terapi hingga kini. Keinginannya untuk sembuh menjadi keinginan yang seringkali muncul bila dirinya berobat.
Bagi Nn 20, selama masih ada sahabat dan juga orangtua yang selalu menunggunya untuk pulang, Nn 20 akan terus berpikir bahwa dirinya
harus sehat. Keinginan untuk memperoleh kesembuhan juga dilakukan agar
Nn 20
dapat mengejar
cita-cita dan
mengembangkan kemampuannya dalam menari. Keinginan untuk sembuh dikarenakan Nn
20 ingin menjadi orang lain yang hidup tanpa rutinitas pengobatan. Keinginan untuk sembuh juga tidak terlepas dari keinginannya untuk
membuat ibu lebih tenang dan tidak lagi mengkhawatirkan kondisi dirinya. Kesadaran diri ialah sesuatu yang penting bagi individu dalam
melakukan berbagai hal yang rutin. Hal ini jugalah yang dirasakan oleh Nn 20 terutama sejak ia menginjak masa SMA. Nn 20 menyadari bahwa
dirinya seharusnya sudah bisa mengatur diri sendiri dan mulai lebih rajin berobat. Ia berpikiran bahwa semua orang tidak mungkin selalu ada
baginya sehingga perlu usaha yang datang dari diri sendiri. Segala manfaat dari proses terapi menurut Nn 20 akan dirasakan pribadi sehingga usaha
perlu dikembangkan diri sendiri sedangkan orang lain hanya berperan sebagai pendukung. Nn 20 menyadari bahwa pengobatan yang ia jalani
sepenuhnya berguna bagi dirinya sendiri, agar tetap sehat dan bisa meraih segala hal yang diinginkan atau dicita-citakan. Ia beranggapan ada kalanya
terjadi mukjizat yang tidak diketahui kapan datangnya sehingga usaha adalah satu-satunya hal yang bisa ia lakukan. Hal inilah yang membuatnya
memiliki keinginan untuk berobat berdasar keinginan sendiri selain demi kesembuhan. Keinginan ini terutama karena adanya harapannya untuk
sembuh demi bisa terus sehat dan bisa berkumpul bersama orang-orang yang ia sayangi.
f. Rasa malas dan aktivitas kerja sebagai penghambat