Analisis Data PELAKSANAAN PENELITIAN, TABULASI DATA, ANALISIS DATA, DAN

Tabel 4.15 Hasil Analisis Keaktifan Kelompok Pertemuan Pertama Berdasarkan tabel diatas terdapat 7 kelompok yang mengikuti kegiatan belajar mengajar pada pertemuan pertama. Dari tabel diatas dapat diketahui terdapat 1 kelompok dengan kriteria keaktifan sangat tinggi dengan presentase 14,285 dan 6 kelompok dengan kriteria keaktifan tinggi dengan presentase 85,714. b. Pertemuan Kedua 1. Keaktifan Individu Siswa Dari lembar observasi pada pertemuan kedua dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Think Pair Square pada pokok bahasan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel didapat hasil observasi keaktifan siswa pada pertemuan kedua. Kriteria Pencapaian Aktifitas Kelompok Jumlah Kelompok Persen Sangat Tinggi 81-100 1 14,285 Tinggi 61-80 6 85,714 Cukup 41-60 - - Rendah 21-40 - - Sangat Rendah 20 - - Jumlah 7 100 Tabel 4.16 Hasil Analisis Keaktifan Individu Siswa Pertemuan Kedua Berdasarkan tabel diatas terdapat 30 siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar pada pertemuan kedua. Dari tabel diatas dapat diketahui terdapat 5 siswa dengan kriteria keakifan sangat tinggi dengan presentase 16,667, 16 siswa dengan kriteria keaktifan tinggi dengan persentase 53,333, dan 9 siswa dengan kriteria keaktifan cukup dengan persentase 30. 2. Keaktifan Kelompok Dari data observasi kelompok pada pertemuan kedua dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Think Pair Square pada pokok bahasan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel didapat hasil observasi keaktifan siswa pada pertemuan kedua. Kriteria Pencapaian Aktifitas Siswa Jumlah Anak Persen Sangat Tinggi 81-100 5 16,667 Tinggi 61-80 16 53,333 Cukup 41-60 9 30 Rendah 21-40 - - Sangat Rendah 20 - - Jumlah 30 100 Tabel 4.17 Hasil Analisis Keaktifan Kelompok Pertemuan Kedua Berdasarkan tabel diatas terdapat 7 kelompok yang mengikuti kegiatan belajar mengajar pada pertemuan kedua. Dari tabel diatas dapat diketahui terdapat 2 kelompok dengan kriteria keaktifan sangat tinggi dengan presentase 28,571 dan 5 kelompok dengan kriteria keaktifan tinggi dengan presentase 71,428. c. Pertemuan Ketiga 1. Keaktifan Individu Siswa Dari lembar observasi pada pertemuan ketiga dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Think Pair Square pada pokok bahasan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel didapat hasil observasi keaktifan siswa pada pertemuan ketiga. Kriteria Pencapaian Aktifitas Kelompok Jumlah Kelompok Persen Sangat Tinggi 81-100 2 28,571 Tinggi 61-80 5 71,428 Cukup 41-60 - - Rendah 21-40 - - Sangat Rendah 20 - - Jumlah 7 100 Tabel 4.18 Hasil Analisis Keaktifan Individu Siswa Pertemuan Ketiga Berdasarkan tabel diatas terdapat 30 siswa yang mengikuti kegiatan belajar mengajar pada pertemuan ketiga. Dari tabel diatas dapat diketahui terdapat 8 siswa dengan kriteria keaktifan sangat tinggi dengan presentase 26,667, 11 siswa dengan kriteria keaktifan tinggi dengan presentase 36,667, dan 11 siswa dengan kriteria keaktifan cukup dengan persentase 36,667. 2. Keaktifan Kelompok Dari data observasi kelompok pada pertemuan keiga dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode Think Pair Square pada pokok bahasan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel didapat hasil observasi keaktifan siswa pada pertemuan ketiga. Kriteria Pencapaian Aktivitas Siswa Jumlah Anak Persen Sangat Tinggi 81-100 8 26,667 Tinggi 61-80 11 36,667 Cukup 41-60 11 36,667 Rendah 21-40 - - Sangat Rendah 20 - - Jumlah 30 100 Tabel 4.19 Hasil Analisis Keaktifan Kelompok Pertemuan Ketiga Berdasarkan tabel diatas terdapat 7 kelompok yang mengikuti kegiatan belajar mengajar pada pertemuan ketiga. Dari tabel diatas dapat diketahui terdapat 2 kelompok dengan kriteria keaktifan sangat tinggi dengan presentase 28,571 dan 5 kelompok dengan kriteria keaktifan tinggi dengan presentase 71,428. Tabel 4.20 Hasil Analisis Keaktifan Individu Siswa Seluruh Pertemuan Berdasarkan tabel diatas dari ketiga pertemuan terlihat bahwa secara keseluruhan kriteria keaktifan siswa dengan melihat rata- rata persentase seluruh pertemuan. Persentase siswa yang mencapai kriteria keaktifan sangat tinggi adalah 17,778, keaktifan tinggi adalah 37,777 , kriteria cukup aktif adalah 43,333 , dan kriteria keaktifannya rendah adalah 1,111 . Hal hasil tersebut Kriteria Pencapaian Aktifitas Kelompok Jumlah Kelompok Persen Sangat Tinggi 81-100 2 28,571 Tinggi 61-80 5 71,428 Cukup 41-60 - - Rendah 21-40 - - Sangat Rendah 20 - - Jumlah 7 100 Kriteria Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Rata-rata Sangat Tinggi 10 16,667 26,667 17,778 Tinggi 23,333 53,333 36,667 37,777 Cukup 63,333 30 36,667 43,333 Rendah 3,333 - - 1,111 Sangat Rendah - - - - Jumlah 100 100 100 menunjukan bahwa siswa cukup aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan penggunaan metode Think Pair Square efektif meningkatkan keaktifan siswa. Tabel 4.21 Hasil Analisis Keaktifan Kelompok Seluruh Pertemuan Berdasarkan tabel diatas dari ketiga pertemuan terlihat bahwa secara keseluruhan kriteria keaktifan kelompok dengan melihat rata-rata persentase seluruh pertemuan. Persentase siswa yang mencapai kriteria keaktifan sangat tinggi adalah 23,809 dan keaktifan tinggi adalah 37,777 . Hal hasil tersebut menunjukan bahwa siswa cukup aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan penggunaan metode Think Pair Square efektif meningkatkan keaktifan siswa. 4. Analisis Keaktifan Siswa Secara Kualitatif Data keaktifan siswa dari hasil pengamatan observasi keaktifan: Tabel 4.22 Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran Kode Aktifitas Keaktifan Siswa A Aktivitas siswa dalam memperhatikan guru dan teman ketika menjelaskan Sewaktu guru menerangkan siswa terlihat tenang, namun sebagian siswa masih banyak yang sibuk sendiri di belakang. Dalam hal perhatian siswa kepada teman ketika menjelaskan, siswa Kriteria Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Rata-rata Sangat Tinggi 14,285 28,571 28,571 23,809 Tinggi 85,714 71,428 71,428 76,19 Cukup - - - - Rendah - - - - Sangat Rendah - - - - Jumlah 100 100 100 Kode Aktifitas Keaktifan Siswa cenderung kurang memperhatikan teman dan ada beberapa siswa yang meremehkan teman yang sedang menjelaskan B Aktivitas siswa bertanya kepada guru Dalam bertanya kepada guru, siswa cenderung pasif dalam hal bertanya. Hanya ada beberapa siswa yang berani bertanya kepada guru mengenai materi. Kebanyakan siswa bukan bertanya tetapi malah menyanggah guru karena merasa bosan dengan latihan soal yang diberikan setiap pertemuan C Aktivitas siswa dalam bertanya kepada teman Dalam hal bertanya kepada teman, sebagian besar siswa sudah mulai aktif bertanya kepada teman mengenai materi sehingga terjadi diskusi antar siswa. Akan tetapi ada beberapa siswa yang malah kurang serius dalam diskusi kelompok dan bukan menanyakan materi kepada teman D Aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru Dalam menjawab pertanyaan dominan siswa hanya menjawab seadanya dan sepengetahuan mereka saja E Aktivitas siswa dalam menjawab pertanyan yang diajukan teman Dalam persentasi teman lain jarang mengajukan pertanyaan karena jawaban mereka cenderung sama karena sewaktu diskusi kelompok beberapa kelompok tidak hanya diskusi didalam kelompoknya saja tetapi juga bertanya kepada teman lain yang sudah selesai mengerjakan F Aktivitas siswa dalam mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok Siswa kurang memiliki kemampuan dalam mempresentasikan siswa cendrung hanya menulis jawabannya saja di papan tulis, dalam mempresentasikan jawabannya, siswa cenderung hanya membaca apa yang dia tulis di papan tulis tanpa menjelaskan proses yang tepat supaya teman lain bisa memahami jawabanya G Aktivitas siswa mengeluarkan ide atau gagasan dalam pasangan maupun diskusi kelompok Siswa mudah putus asa jika didalam kelompok tidak menemukan pemecahan masalah langsung melihat jawaban kelompok lain.namun ada beberapa siswa yang aktif mengeluarkan ide bagi kelompoknya untuk menyelesaikan soal H Aktivitas siswa dalam mengeluarkan ide atau gagasan dalam diskusi kelas Siswa kurang memiliki keberanian dalam mengeluarkan ide kepada teman yang mempresentasikan jawabannya di depan kelas. Siswa cendrung pasif karena siswa Kode Aktifitas Keaktifan Siswa berpikiran jawaban mereka hamper sama I Akivitas siswa dalam mengerjakan soal di depan kelas Siswa kurang aktif dalam mengerjakan soal di depan kelas, namun setelah beberapa kali pertemuan, beberapa siswa sudah mulai berebut untuk mengerjakan soal di depan kelas. J Aktivitas siswa dalam memberikan tanggapan pada diskusi kelas Sedikitnya siswa sudah berani memberi tanggapan, siswa beranggapan jika jawaban kelompok lain sama dengan mereka walaupun dengan cara yang berbeda sehingga siswa tidak ada yang bertanya. K Aktivitas siswa dalam memberi tanggapan pada diskusi kelompok Pada diskusi kelompok, siswa cenderung lebih aktif dalam member tanggapan karena merasa lebih santai jika memberikan tanggapan kepada teman sendiri 5. Analisis Hasil Belajar Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Think Pair Square pada materi menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel akan dilihat dengan mengadakan pre tes dan pos tes. Pre tes merupakan langkah awal untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa, kesulitan siswa tentang materi menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel sedangkan untuk pos tes merupakan langkah akhir yang digunakan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa mengenai menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel setelah pembelajaran dengan menggunakan metode Think Pair Square. Jumlah soal pre tes dan pos tes sama hanya nonor soal yang diacak yaitu 8 soal dengan kisi-kisi yang sama juga. Berikut ini adalah hasil pre tes dan pos tes yang sudah didapat : Tabel 4.23 Kriteria Hasil Pre Tes No Nama Nilai Kriteria Ketuntasan 1 Siswa1 32,35 Tidak Tuntas 2 Siswa 2 42,64 Tidak Tuntas 3 Siswa 3 25 Tidak Tuntas 4 Siswa 4 52,9 Tidak Tuntas 5 Siswa 5 13,2 Tidak Tuntas 6 Siswa 6 42,64 Tidak Tuntas 7 Siswa 7 41,17 Tidak Tuntas 8 Siswa 8 61,76 Tidak Tuntas 9 Siswa 9 70,58 Tuntas 10 Siswa 10 52,94 Tidak Tuntas 11 Siswa 11 70,58 Tuntas 12 Siswa 12 64,70 Tidak Tuntas 13 Siswa 13 51,47 Tidak Tuntas 14 Siswa 14 51,47 Tidak Tuntas 15 Siswa 15 57,35 Tidak Tuntas 16 Siswa 16 8,82 Tidak Tuntas 17 Siswa 17 80,88 Tuntas 18 Siswa 18 82,35 Tuntas 19 Siswa 19 55,88 Tidak Tuntas 20 Siswa 20 76,47 Tuntas 21 Siswa 21 60,29 Tidak Tuntas 22 Siswa 22 77,94 Tuntas 23 Siswa 23 67,64 Tuntas 24 Siswa 24 70,58 Tuntas 25 Siswa 25 57,35 Tidak Tuntas 26 Siswa 26 20,59 Tidak Tuntas 27 Siswa 27 60,29 Tidak Tuntas 28 Siswa 28 38,23 Tidak Tuntas 29 Siswa 29 80,88 Tuntas 30 Siswa 30 27,94 Tidak Tuntas Jumlah 1596,88 Rata-rata 53,22933 Persentase ketuntasan 30 Dari hasil pre tes diatas, terdapat 9 siswa yang tuntas pre tes dan 21 siswa tidak tuntas pre tes. Adapun hasil belajar dari pos tes sebagai berikut: Tabel 4.24 Kriteria Hasil Pos Tes No Nama Nilai Kriteria Ketuntasan 1 Siswa1 35,29 Tidak Tuntas 2 Siswa 2 66,17 Tuntas 3 Siswa 3 70,58 Tuntas 4 Siswa 4 80,88 Tuntas 5 Siswa 5 58,82 Tidak Tuntas 6 Siswa 6 67,64 Tuntas 7 Siswa 7 67,64 Tuntas 8 Siswa 8 79,41 Tuntas 9 Siswa 9 92,65 Tuntas 10 Siswa 10 88,23 Tuntas 11 Siswa 11 80,88 Tuntas 12 Siswa 12 72,06 Tuntas 13 Siswa 13 66,18 Tuntas 14 Siswa 14 67,65 Tuntas 15 Siswa 15 72,06 Tuntas 16 Siswa 16 52,94 Tidak Tuntas 17 Siswa 17 80,88 Tuntas 18 Siswa 18 86,76 Tuntas 19 Siswa 19 72,06 Tuntas 20 Siswa 20 80,88 Tuntas 21 Siswa 21 76,47 Tuntas 22 Siswa 22 70,58 Tuntas 23 Siswa 23 73,54 Tuntas 24 Siswa 24 83,82 Tuntas 25 Siswa 25 67,65 Tuntas 26 Siswa 26 77,94 Tuntas 27 Siswa 27 80,88 Tuntas 28 Siswa 28 72,06 Tuntas 29 Siswa 29 100 Tuntas 30 Siswa 30 76,47 Tuntas Jumlah 2219,07 Rata-rata 73,969 Persentase Ketuntasan 90 Dari hasil pos tes diatas, terdapat 27 siswa yang tuntas pos tes dan 3 siswa tidak tuntas pos tes. 6. Analisis Jawaban Siswa Secara Kualitatif Data jawaban siswa dari pretes dan postes merupakan data hasil belajar siswa. Tabel 4.27 Analisis Soal Pre Tes dan Pos Tes Kisi-Kisi Isi Soal Pretes Postes Membuat model matematika dari masalah sehari- hari yang berkaitan dengan SPLDV pada tingkat pemahaman siswa a. Menentukan variabel- variabel yang terdapat pada soal cerita b. Memberikan alasan atas variabel yang ditentukan siswa a. Untuk soal nomor 1 poin pertama pada Pre Tes Seluruh siswa bisa mengerjakan soal pada poin ini tetapi banyak jawaban siswa yang kurang tepat dan kesalahan konsep awal. b. Untuk soal nomor 1 poin kedua pada Pre Tes Sebagian besar siswa tidak bisa memberikan alasan dari jawaban mereka, kebanyakan mereka menjawab seadanya dengan pengetahuan yang mereka miliki a. Untuk soal nomor 8 poin pertama pada Pos Tes Siswa dapat mengerjakan soal poin ini. Walaupun ada beberapa siswa yang kurang tepat dalam pengerjaan, namun banyak siswa yang sudah tepat dalam menjawab soal. c. Untuk soal nomor 8 poin kedua pada Pos Tes Beberapa siswa sudah bisa memberikan alasan dengan tepat dan sebagian besar siswa sudah memberikan alasan dengan cukup tepat Membuat model matematika dari masalah sehari- hari yang berkaitan dengan SPLDV pada tingkat aplikasi dan analisis Memodelkan matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua veriabel a. Untuk soal nomor 3 pada Pre Tes Sebagian besar siswa sudah dapat memodelkan matematika dari soal yang berkaitan dengan masalah sehari-hari dengan tepat. Kebanyakan siswa terbiasa memodelkan masalah-masalah yang berkaitan dengan jual beli. b. Untuk soal nomor 4 pada Pre Tes Hampir seluruh siswa tidak bisa memodelkan masalah pada soal nomor 4. Siswa masih kesulitan untuk menggabungkan antara keliling persegi panjang dengan model matematika c. Untuk soal nomor 5 pada Pre Tes Sebagian dari siswa sudah dapat memodelkan masalah matematika yang berkaitan dengan a. Untuk soal nomor 2 pada Pos Tes Semua siswa sudah dapat memodelkan matematika dengan tepat b. Untuk soal nomor 7 pada Pos Tes Siswa masih kesulitan dalam memodelkan matemaika, akan tetapi ada beberapa siswa sudah bisa memodelkan dengan tepat c. Untuk soal nomor 4 pada Pos Tes Hampir sumua siswa sudah dapat memodelkan dengan tepat Kisi-Kisi Isi Soal Pretes Postes masalah jual beli Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya Menyelesaikan model matematika dari masalah sehari-hari serta menyimpulkan jawaban a. Untuk soal nomor 6 pada Pre Tes Sebagian besar siswa sudah menyelesaikan model matematika dengan tepat, akan tetapi ada beberapa siswa yang kurang teliti dalam menyelesaikan model matematika dari masalah sehari-hari b. Untuk soal nomor 7 pada Pre Tes Sebagian besar siswa sudah bisa menyelesaikan model matematika dan menemukan nilai masing-masing variabel, akan tetapi masih banyak yang tidak membaca soal dengan cermat sehingga ada beberapa poin yang idak dikerjakan c. Untuk soal nomor 8 pada Pre Tes Hanya beberapa siswa yang dapat menyelesaikan model matematika pada soal, sebagian siswa yang lai masih kurang teliti dalam menyelesaikan model matematika dari soal a. Untuk soal nomor 5 pada Pos Tes Hampir semua siswa sudah dapat menyelesaikan model matematika dengan tepat b. Untuk soal nomor 6 pada Pos Tes Beberapa siswa sudah dapat menyelesaikan model matematika, akan tetapi masih ada siswa yang tidak membaca soal dengan cermat sehingga masih ada jawaban yang kurang tepat c. Untuk soal nomor 1 pada Pos Tes Hamper semua siswa sudah dapat menyelesaikan model maematika dengan tepat 7. Analisis Lembar Kerja Siswa LKS Lembar kerja siswa LKS merupakan instrumen yang digunakan untuk membantu siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode Think Pair Square guna membantu memahami materi menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel. Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti menggunakan lembar kerja siswa LKS untuk tiap pertemuaannya. Berikut deskripsi dari lembar kerja siswa LKS: a. Lembar Kerja Siswa LKS 1 Tabel 4.28 Analisis Lembar Kerja Siswa 1 No Lembar Kerja Siswa 1 Pembahasan 1 Soal: Vio membeli 3 celana jeans dan 4 kaos batik seharga Rp 400.000,00 Sedangkan harga 1 celana jeans dan 3 kaos batik Rp 200.000,00. Tentukan a. Harga 1 kaos batik dan 1 celana jeans b. Uang kembalian jika Vio membeli 2 celana jeans dan 5 kaos batik jika ia membayar Rp 450.000,00 Jawaban Siswa: Pada LKS 1, siswa diminta untuk menyelesaikan masalah sistem persamaan linier dua variabel dengan pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya. Siswa diharapkan dapat menentukan variabel-variabel dalam soal, memodelkan matematika dan dapat menyelesaikan model matemaika tersebut. Akan tetapi sebagian hampir semua siswa tidak menentukan variabel-variabel yang ada pada soal dan langsung menyelesaikan model matematika yang telah mereka tentukan. No Lembar Kerja Siswa 1 Pembahasan 2 Soal: Harga 7 ekor ayam dan 6 ekor itik adalah Rp 67.250,00 Sedangkan harga 2 ekor ayam dan 3 ekor itik adalah Rp 25.000.00. Berapakah harga seekor ayam dan seekor itik? Jawaban Siswa: Membahas mengenai masalah sistem persamaan linier dua variabel dengan menentukan variabel-variabel pada soal, memodelkan dan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sebagian besar kelompok sudah dapat mengisi LKS dengan tepat, disamping itu guru juga membimbing siswa dalam mengerjakan LKS tersebut. Sebagian besar kelomok dapat dengan jelas menyebutkan variabel-variabel apa saja yang ada pada soal, teai masih banyak siswa yang tidak menuliskan pada lembar jawaban mereka. Pada kesimpulan, seluruh siswa dapat menjawab menyelesaikan LKS dengan tepat. 3 Soal: Jumlah dua bilangan cacah adalah 55 dan selisih kedua bilangan itu 25. Tentukan model matematika dari soal tersebut dan sebutkan kedua bilangan tersebut Jawaban Siswa: Pada bagian ini, siswa diminta mengerjakan soal yang tidak berkaian dengan kehidupan sehari-hari tetapi menyelesaikan model matematika yang berkaitan dengan bilangan. Pada soal seperti ini siswa masih kesulitan untuk memodelkan dan masih harus bertanya kepada peneliti. Siswa diminta untuk mempelajari hal-hal yang tidak hanya berkaitan dengan jual beli saja karena selama ini siswa hanya terbiasa menyelesaikan soal yang berhubungan dengan jual beli. Sebagian besar kelompok dapat menyelesaikan masalah yang terdapat dalam LKS tersebut, siswa belajar untuk mencari tau bagaimana cara memodelkan matematika dari soal yang sedikit berbeda. Pada laihan ini siswa diharapkan dapat mencari solusi menurut pikiran mereka sendiri. Namun ada beberapa kelompok yang tidak mengerjakan soal tersebut. No Lembar Kerja Siswa 1 Pembahasan Banyak dari mereka yang masih kurang mengerti tentang soal tersebut. 4 Soal: Didalam dompet Yudha terdapat 25 lembar uang yang terdiri dari lima ribuan dan sepuluh ribuan. Jumlah uang itu adalah Rp 200.000,00. Tentukan model matematika dari soal tersebut dan sebutkan jumlah lembar masing-masing uang lima ribuan dan sepuluh ribuan? Jawaban Siswa: Siswa diminta untuk menyelesaikan masalah sistem persamaan linier dua variabel dengan pengetahuan yang telah mereka miliki sebelumnya. Siswa diharapkan dapat menentukan variabel-variabel dalam soal, memodelkan matematika dan dapat menyelesaikan model matemaika tersebut. Akan tetapi sebagian kurang tepat dalam menyebutkan variabel-variabel dalam soal. b. Lembar Kerja Siswa LKS 2 Tabel 4.29 Lembar Kerja Siswa 2 No Lembar Kerja Siswa 2 Pembahasan 1 Soal: Harga 1 kg bawang putih dan 4 kg bawang merah Rp 14.000,00. Sedangkan harga 2 kg bawang putih dan 1 kg bawang merah Rp10.500,00. Tentukan harga masing-masing: Jawaban Siswa: Pada LKS 2 ini, tidak berbeda jauh dengan pertemuan pertama. Siswa diminta untuk menyelesaikan masalah sistem persamaan linier dua variabel dengan pengetahuan yang telah dapat pada pertemuan sebelumnya. Siswa diharapkan dapat menentukan variabel-variabel dalam soal, memodelkan matematika dan dapat menyelesaikan model matemaika tersebut. Akan tetapi sebagian siswa tidak menentukan variabel-variabel yang ada pada soal dan langsung menyelesaikan model matematika yang telah mereka tentukan. 2. Soal: Umur Sani 7 tahun lebih tua dari umur Ari. Sedangkan jumlah umur mereka adalah 43 tahun. Tentukanlah: a Model matematika dari soal tersebut b Umur masing-masing Jawaban Siswa: Pada bagian ini, siswa diminta mengerjakan soal yang berkaian dengan kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan umur. Pada soal seperti ini siswa masih kesulitan untuk memodelkan dan masih harus bertanya kepada peneliti. Siswa diminta untuk mempelajari hal-hal yang tidak hanya berkaitan dengan jual beli saja karena selama ini siswa hanya terbiasa menyelesaikan soal yang berhubungan dengan jual beli. Sebagian besar kelompok dapat No Lembar Kerja Siswa 2 Pembahasan menyelesaikan masalah yang terdapat dalam LKS tersebut, siswa belajar untuk mencari tau bagaimana cara memodelkan matematika dari soal yang sedikit berbeda. Pada laihan ini siswa diharapkan dapat mencari solusi menurut pikiran mereka sendiri. Namun ada beberapa kelompok yang tidak mengerjakan soal tersebut. Banyak dari mereka yang masih kurang mengerti tentang soal tersebut. 3. Soal: Dalam sebuah kantong plastik terdapat dua jenis kelereng, yaitu kelereng besar dan kelereng kecil. Berat seluruh kelereng besar dikurangi berat seluruh kelereng kecil 50 gram. Jumlah berat semua kelereng 1550 gram. Jika berat setiap butir kelereng besar 50 gram, dan berat setiap butir kelereng kecil 30 gram, banyak setiap jenis kelereng berturut- turut adalah…… Jawaban Siswa: Seperti soal lainnya, pada sooal nomor 3 ini siswa diminta mengerjakan soal cerita tentang sistem persamaan linier dua variabel. Kebanyakan siswa sudah bisa mengerjakan soal, akan tetapi semua kelompok tidak menyimpulkan jawaban mereka. No Lembar Kerja Siswa 2 Pembahasan c. Lembar Kerja Siswa LKS 3 Tabel 4.30 Lembar Kerja Siswa 3 No Lembar Kerja Siswa 3 Pembahasan 1 Soal: Diketahui tiga tahun yang lalu, umur Anisa sama dengan 2 kali umur Bintang. Dua tahun yang akan datang, 4 kali umur Anisa sama dengan umur Bintang ditambah 36 tahun. Umur Anisa dan Bintang sekarang adalah……… Jawaban Siswa: Pada LKS 3, siswa diharapkan mampu menyelesaikan soal aplikasi yang sedikit berbeda dari soal pada LKS 1 dan 2. Dalam mengerjakan LKS 3 ini, siswa kebingungan dalam memodelkan dan memnyelesaikan soal. Guru membimbing siswa untuk mengerjakan LKS tersebut. Siswa dapat menurunkan rumus dengan baik walaupun dengan waktu yang lumayan lama dan dibimbing oleh guru. Metode Think Pair Square ini menuntut siswa dapat mencari tahu solusi untuk memecahkan masalah secara individu dan kelompok. 2 Soal: Sebuah bilangan terdiri dari dua angka. Tiga kali angka pertama dikurangi 2 hasilnya merupakan angka kedua. Angka pertama ditambah dua kali angka kedua hasilnya 17. Bilangan tersebut adalah …………………. Pada bagian ini, siswa diminta mengerjakan soal yang tidak berkaian dengan kehidupan sehari-hari tetapi menyelesaikan model matematika yang berkaitan dengan bilangan. Pada soal seperti ini siswa masih kesulitan untuk memodelkan dan masih harus bertanya kepada peneliti. Sebagian besar kelompok dapat menyelesaikan masalah yang terdapat dalam LKS tersebut, siswa belajar untuk mencari tau bagaimana cara memodelkan matematika dari soal. Pada laihan ini siswa diharapkan dapat mencari solusi menurut pikiran mereka sendiri. Namun ada beberapa kelompok yang tidak mengerjakan soal tersebut. Banyak dari mereka yang masih kurang mengerti tentang soal No Lembar Kerja Siswa 3 Pembahasan Jawaban Siswa: tersebut bahkan ada kelompok yang malas mengerjakan soal. 3 Soal: Sebuah truk mengangkut 125 karung beras. Beberapa karung beras mempunyai berat 100 kg dan sisanya mempunyai berat 50 kg. jika total beras yang diangkut truk 8750 kg, banyak karung beras 100 kg dan 50 kg berturut- turut………………. Jawaban Siswa: Seperti soal lainnya, pada sooal nomor 3 ini siswa diminta mengerjakan soal cerita tentang sistem persamaan linier dua variabel. Kebanyakan siswa sudah bisa mengerjakan soal, akan tetapi tidak semua kelompok menyimpulkan jawaban mereka. No Lembar Kerja Siswa 3 Pembahasan 8. Analisis Data Wawancara Wawancara ini dimaksudkan untuk mengetahui tanggapan dari obyek penelitian yaitu kelas X SMA Santa Maria Rembang tentang penggunaan metode Think Pair Square dalam proses pembelajaran matematika pada pokok bahasan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel terhadap hasil belajar dan keaktifan siswa. Namun peneliti tidak dapat menganalisis data hasil wawancara dikarenakan kerusakan pada alat yang digunakan dalam proses wawancara. Ini adalah salah satu kelemahan dari penelitian ini.

D. Pembahasan

1. Keaktifan

Keaktifan siswa adalah segala kegiatan perubahan tingkah laku individu dengan melakukan interaksi dengan lingkungannya tepatnya dikelas dalam proses pembelajaran. Keaktifan siswa dilihat dari siswa ikut berperan aktif siswa dalam pembelajaran serta kriteria keaktifan siswa dengan kriteria keaktifan sangat tinggi dengan presentase 26,667, 11 siswa dengan kriteria keaktifan tinggi dengan presentase 36,667, dan 11 siswa dengan kriteria keaktifan cukup dengan persentase 36,667. Keaktifan siswa setiap pertemuannya semakin meningkat dan siswa memang semakin aktif dikelas. Aktif dalam mengikuti proses pembelajaran matematika. Siswa sudah berani dan tidak takut ataupun malu untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah Kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan kegiatan belajar atau hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah ia melakukan perubahan dengan cara belajar. Dalam proses pembelajaran siswa sudah banyak belajar mengenai hal-hal yang sekiranya mereka belum dimengerti. Pada pokok bahasan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel siswa yang kesulitan untuk memodelkan dan menyelesaikan soal- soal sistem persamaan dua variabel yang berkaitan dengan kehidupan sehari- hari, sekarang siswa sudah sedikit banyak mengerti dan paham. Dari hasil analisis data mengenai hasil belajar, sebagian besar siswa kelas X SMA Santa Maria Rembang tahun ajaran 20132014 mengalami peningkatan hasil belajar setelah pembelajaran matematika pada pokok bahasan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel dengan metode Think Pair Square. Pada hasil belajar ini siswa memang mengalami peningkatan dan dapat dilihat dari persentase ketuntasan siswa, peningkatan sudah cukup bagus. Hal ini terbukti dari hasil pre tes dengan hanya 9 siswa yang tuntas KKM 65, tidak ada setengah dari jumlah siswa dari kelas tersebut persentase dari ketuntasan siswapun hanya 30. Sedangkan pada saat pos tes hasil belajar siswa meningkat dengan 27 siswa dari 30 siswa yang tuntas KKM 65 dengan persentase ketuntasan siswa 90.

E. Keterbatasan Penelitian

Dalam sebuah penelitian pasti tak lepas dari adanya kekurangan penelitian yang dapat digunakan untuk referensi penelitian berikutnya. Berikut keterbatasan dari penelitian ini: 1. Peneliti kesulitan dalam mengelola siswa sehingga siswa masih sulit diatur dalam setiap pergantian tahapan metode Think Pair Square. Hal ini dikarenakan kurangnya observasi kelas. 2. Waktu yang terbatas menjadi salah satu kendala ketika penelitian berlangsung karena pelaksanaan menjadi tergesa-gesa hal ini menyebabkan pelaksanaan penelitian kurang maksimal. Peneliti harus pandai mengatur waktu sehingga setiap tahapan metode Think Pair Square dapat dilalui dengan baik. 3. Kerusakan alat perekam dalam pemungutan data wawancara menjadi kendala pengolahan data sehingga peneliti tidak dapat melampirkan hasil wawancara dengan siswa. Hal ini merupakan kelemahan dari penelitian ini. 4. Dikarenakan kesulitan mencari observer saat penelitian, peneliti meminta bantuan salah satu teman progam studi non pendidikan dari Universitas lain untuk membantu dalam observasi keaktifan siswa. Hal ini merupakan kelemahan dari penelitian ini. 107 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas X SMA Santa Maria Rembang tahun ajaran 20132014, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Melalui penggunaan metode Think Pair Square pada proses pembelajaran matematika pada pokok bahasan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel dikatakan efektif terhadap keaktifan siswa. Akumulasi prosentase keseluruhan siswa mencapai kriteria keaktifan individu siswa sangat tinggi adalah 17,778, keaktifan tinggi adalah 37,777, kriteria cukup aktif adalah 43,333, dan kriteria keaktifannya rendah adalah 1,111. Prosentase pada keaktifan individu siswa yang mencapai kriteria keaktifan sangat tinggi adalah 23,809 dan keaktifan tinggi adalah 37,777 . Dengan hasil keaktifan tersebut, maka penggunaan metode Think Pair Square efektif terhadap keaktifan siswa kelas X SMA Santa Maria Rembang tahun ajaran 20132014.

2. Melalui penggunaan metode Think Pair Square pada proses pembelajaran

matematika pada pokok bahasan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel dikatakan efektif terhadap hasil belajar. Hal ini terlihat dari meningkatnya hasil pre tes dan pos tes dari siswa kelas X dengan KKM 65. Rata-rata hasil dari pre tes yaitu 53,22933 dengan prosentase ketuntasan siswa adalah 30. Sedangkan untuk pos tes dengan rata-rata hasilnya 73,969 dengan prosentase ketuntasan siswa 90. Dengan hasil belajar tersebut, maka penggunaan metode Think Pair Square efektif terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Santa Maria Rembang tahun ajaran 20132014.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan sebagai berikut: 1. Metode Think Pair Square dapat digunakan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran matematika. Pelaksanaan metode Think Pair Square lebih menekankan pada proses belajar siswa dan situasi serta kondisi siswanya. Metode Think Pair Square memberikan banyak kesempatan siswa untuk bisa berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

Pembelajaran PS Ekonomi Pokok Bahasan Pasar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

0 5 90

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA SUB POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS X SMK SE

1 22 182

PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SQUARE.

0 2 20

Efikasi diri dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP BOPKRI 3 Yogyakarta dalam pembelajaran sub pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student

0 12 254

Pemanfaatan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Square pada pembelajaran matematika pokok bahasan menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linier dua variabel kelas X SMA

0 8 261

Pembelajaran PS-Ekonomi Pokok Bahasan Pasar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share.

0 0 1

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DITINJAU DARI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA.

0 0 21

PERBEDAAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF- KOLABORATIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABELTERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP PGRI 1 PURI MOJOKERTO

0 0 25

IDENTIFIKASI KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL MATEMATIKA POKOK BAHASAN PERSAMAAN KUADRAT PADA SISWA KELAS XA TAHUN AJARAN 20122013 SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA

0 1 137