70
3. Hubungan timbal balik antara Doa dan Peniten Rekolek
Hubungan doa dalam pelaksanaan peniten rekolek. Menjadi seorang peniten rekolek berarti bahwa hidupnya dipenuhi dengan sikap mawas diri, menyadari bahwa
dirirnya adalah manusia yang mudah untuk berbuat salah atau dosa. Doa merupakan perjumpaan seorang religius dengan Allah. Melalui perjumpaan dengan Allah seorang
religius mampu berdialog dengan Allah, saling berbicara dan mendengarkan serta terbuka hatinya untuk setiap hal yang dihadapinya. Untuk mampu melakukan
pertobatan sejati dan terus menerus maka perlulah seorang religius mengusahakan adanya relasi yang mendalam dengan Kristus yang merupakan teladan hidupnya.
Pertobatan yang dilakukan karena menyadari sungguh bahwa Allah sungguh Maharahim yang memberikan pengampunan dan kasih besar kepada manusia.
Memiliki sikap keterbukaan hati untuk mampu melaksanakan pertobatan itu dengan kesungguhan
. Doa yang sungguh memiliki buah dalam kehidupan dan terutama
tercermin dalam keseluruhan hidup. Seorang religius yang menghayati doa dengan baik akan tercermin dalam kehidupannya. Buah yang tercermin dalam kehidupannya
dapat dirasakan oleh orang lain, dan seorang yang mampu bertobat adalah seorang yang memiliki relasi baik dengan Tuhan. Begitu juga seorang yang berdoa bak maka
akan membuat ia mampu untuk melaksanakan pertobatan karena keyakinan bahwa Alah adalah Allah yang maha baik.
Komunikasi dengan Tuhan melalui doa hanya akan terjadi kalau kita sungguh percaya, terbuka, mencintai dan membiarkan diri di semangati oleh cinta Tuhan. Cinta
Tuhan akan tumbuh subur kalau dalam diri kita ada usaha untuk memperbaharui diri melalui tobat. Dengan semangat pertobatan hati kita menjadi bersih dan menjadi bait
Allah. Hidup menjadi damai, gembira, bermakna dalam semangat cinta dari Tuhan
71
sendiri. Kekuatan doa dalam kehidupan kita sebagai seorang yang beriman hidup menjadi damai dan senantiasa berada dalam kebersamaan dengan Tuhan.
Alberto.2008:49-50. Seorang religius yang peniten rekolek akan semakin membuat ia dekat dengan
Tuhan karena melalui doa inilah relasi intim antara keduanya dapat terjalin baik. Karena menyadari bahwa kerahiman Tuhan dalam hidup ini menjadikan kita semakin
yakin dan percaya bahwa ia adalah Sang Penyelamat yang mampu memberi kesegaran baru serta pengampunan. Oleh karena kasihNya maka hubungan dekat semakin terbina
lewat karya pegampunan, karena manusia diselamatkan olehnya. Manusia tak dapat hidup tanpa kehadiran Allah dengan berkat pengampunan maka kita juga mampu
mensyukuri setiap kesempatan sebagai berkat yang melimpah.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHAYATAN DOA
DAN PENITEN REKOLEK
Tantangan yang dihadapi oleh para suster fransiskan sukabumi terutama dalam mewujudkan doa dalam semangat peniten rekolek. Doa bukan hanya sekedar hadir di
kapel dan mengikuti kegiatan secara rutin dan teratur tetapi bagaimana doa sendiri memberi suatu kekuatan dalam hidup tabah dalam menghadapi tantangan, cobaan.
menjadi orang yang damai. Peniten rekolek artinya dapat melakukan pertobatan terus menerus terutama bagaimana dalam kehidupan komunitas apakah kehadiran kita
sungguh sudah merupakan juru damai, mudah mengampuni, rendah hati, mau mengakui kelebihan orang lain dengan baik.
Para suster sudah sungguh membatinkan semangat peniten rekolek dalam hidupnya. memiliki keheningan dan juga kesediaan untuk mampu menjadi berkat bagi
72
sesama. Menyadari bahwa kehadiran para suster sebagai tanda pertobatan yang nantinya memampukan untuk dapat menggerakkan orang lain dalam melakukan
pertobatan. Tantangan yang dihadapi juga berkaitan erat dengan perkembangan
zaman. Zaman mempengaruhi pola hidup seseorang, dalam menentukan pilihannya, anak-anak harus belajar untuk mengerjakan sesuai perintah tetapi juga mampu untuk
memperiotaskan hidup. 1.
Faktor mentalitas zaman Zaman ini adalah masa millennium ke tiga dengan budaya instans.Tantangan
yang terbesar yang dihadapi adalah mentatilitas tidak mau susah, orang sulit untuk mau berusaha dalam situasi yang sulit. maunya enak tetapi tidak mau berusaha.
Budaya instans cepat saji, dan tidak menghabiskan waktu maupun tenaga praktis. Individualisme semakin banyak ditemukan. Masing-masing memiliki
kesibukannya sendiri yang sulit untuk mau merelakan waktu bagi orang lain. Gejala Individualisme terlihat dari begitu kuatnya keinginan untuk mengejar aktualisasi diri.
Tantangan yang ada dan timbul itu menunjukkan bahwa zaman yang berubah juga mengubah pola pikir orang.
Zaman yang selalu berubah juga membawa dampak yang sangat besar bagi suatu penghayatan doa secara khusus, karena orang zaman ini dipengaruhi oleh
macam-macam tawaran yang selalu membujuk dan merayu sebagaimana iklan dalam televisi. Penghayatan doa mulai luntur karena dikalahkan oleh tawaran-tawaran.
Apabila kita kurang bijaksana ada bahaya terlarut dalam mentalitas zaman sehingga hidup religius kita tidak lagi berdampak.
73
2. Faktor Internal
Faktor Internal ini adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri, bagaimana orang mengusahakan yang terbaik dalam hidupnya. Orang zaman ini juga
mengalami tantangan khususnya dalam hal harga diri atau kurang mampu mengatur kegiatan atau kurang dewasa dan bijaksana. Harga diri dan prestasi menjadi suatu yang
sangat berharga sehingga orang jatuh pada kesombongan. Kesombongan menganggap bahwa keberhasilan hanya karena usahanya sendiri sehingga melupakan peran serta
Allah dalam kehidupannya. Doa menjadi sesuatu yang tidak penting dalam hidupnya. 3.
Faktor Eksternal Faktor yang berasal dari luar diri yang mempengaruhi hidup seseorang adalah
pekerjaan yang banyak sehingga menghabiskan tenaga. Orang sudah merasa lelah dengan pekerjaannya sehingga memberi ampun pada diri sendiri, bahwa bekerja
adalah doa. Bekerja dianggap sebagai doa bahaya yang terjadi bahwa orang merasa bahwa dengan bekerja baik dan rajin sehingga tidak perlu berdoa. Padahal doa adalah
komunikasi dengan Tuhan, waktu berkomunikasi perlu ada keintiman dan juga kerelaan untuk mendengarkan, kalau kita sibuk bekerja apakah dapat mendengarkan
dengan baik apa yang dikatakan oleh Tuhan. Maka perlu waktu khusus untuk dapat mendengarkan dan berbicara dengan Tuhan secara pribadi. tertentu agar dapat
berkomunikasi dengan Tuhan dengan baik.