Teladan Hidup Fransiskus Assisi Terutama Dalam Memaknai Peniten
39
sukabumi menghayati kasih Yesus Kristus injili dalam hidup persaudaraan yang
ditopang oleh semangat tobat, doa, pelayanan dan kesederhanaan”
Di bawah ini termuat penjabaran mengenai masing-masing arti kata dan makna dalam rumusan spiritualitas SFS
a Menghayati kasih
Allah mewahyukan diri-Nya sebagai kasih bdk 1 Yoh 4:8. Sikap Allah yang adalah kasih itu paling nyata dalam memberi demi kebaikan dan keselamatan manusia,
solider, setia kawan dan terlibat dalam hidup manusia. Kita beriman dan berharap akan Allah dipanggil untuk mengikuti teladan dan kepedulian Allah tersebut. Menghayati
kasih berarti menghadirkan Allah dalam perilaku hidup kita Rekomendasi Kapitel SFS 2012: 1.
Menghayati kasih yang mengutamakan orang lain: solider, setia kawan, terlibat. Allah selalu mengajari kita untuk memberi dengan ketulusan, totalitas,
sepenuh hati tidak hanya pada materi tetapi bakat dan kemampuan serta perhatian sederhana untuk menjadi bahan bagi kita untuk memberi.
b Yesus Kristus Injili
Allah yang Maha baik, Maha luhur, maha kuasa, maha kasih memberikan Putera Tunggal-Nya kepada seluruh ciptaan-Nya melalui peristiwa inkarnasi yang
memuncak pada sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya. Seluruh fungsi dan peran Yesus Kristus Putera Allah itu diwartakan oleh para Rasul dan diimani oleh Gereja
sebagai pribadi yang menyelamatkan Rekomendasi Kapitel SFS, 2012: 1. Menjadi Suster Fransiskan Sukabumi seorang yang tidak menghindari
kesulitan, berani memaknai setiap kesulitan, tidak menyerah pada kesulitan, berani
40
mencari jalan keluar, selalu mengandalkan Allah. Kesulitan yang besar atau kecil menjadi bagian tak terpisahkan bagi para Suster Fransiskan Sukabumi.
c Hidup Persaudaraan
Hidup persaudaran suster fransiskan sukabumi berpola pada persekutuan Yesus dan keduabelas rasul. Dengan ciri-ciri sebagai berikut: terdiri dari orang-orang
sederhana, total, siap sedia, menyertai Guru ke manapun Dia pergi, menjadi saksi kebangkitan-Nya dan pewarta yang tangguh, persekutuan manusiawi, kolegialitas
Rekomendasi Kapitel SFS, 2012: 1. Hidup persaudaraan dimulai dari komunitas, komunitas adalah “starting point” untuk melatih diri dalam penghayatan persaudaraan.
komunitas tempat pembelajaran yang lengkap. d
Tobat Sebagaimana St. Fransiskus Assisi memulai hidupnya yang baru dalam
semangat pertobatan, demikian pula para suster menghayati panggilan mereka sebagai batu dari pertobatan untuk mengikuti Yesus Kristus. Ada banyak cara hidup yang
ditawarkan oleh dunia, tetapi berkat kasih karunia Allah ia berkenan menggerakkan hati orang-orang pilihanNya untuk membaktikan diri mereka demi kerajaan-Nya Mat
19:11. Menjadi anggota SFS yang dihayati sebagai suatu “tanda pertobatan” adalah berusaha “mengenakan hidup baru” dalam Yesus Kristus. Spirit ini menggerakkan
para suster untuk mengusahakan pembaharuan diri terus menerus dalam hidup mereka setiap hari dengan saling mengampuni dan menyelamatkan Rekomendasi Kapitel
SFS, 2012: 2. e
Doa “Allahku dan semuaku” Deus meus et omnia menjadi ungkapan hati St.
Fransiskus Assisi atas keagungan Allah yang diimaninya. Ungkapan itu merupakan
41
bentuk komunikasi intensif antara manusia hina dina dengan Allah yang melampaui segalanya. Para suster disadarkan bahwa hidup doa dan kontemplasi doa pribadi, doa
bersama, ekaristi, relfeksi atas realita hidup dalam terang sabda merupakan sumber dan roh yang menjiwai seluruh hidup dan pelayanan mereka konst. Pasal 32. Dari
sumber ini mengalir kekuatan dan semangat hidup bagi para suster Rekomendasi Kapitel SFS 2012: 2.
Spirit doa mampu membawa orang untuk bertindak sesuai apa yang dikehendaki Allah. Kesadaran akan kebutuhan untuk selalu bersama Allah. Doa
mampu menyuburkan hidup sebagai SFS. f
Pelayanan Yesus bersabda kepada para murid-Nya: jikalau Aku membasuh kakimu, Aku
yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki Yoh 13:14. Hal ini jugalah yang diharapkan oleh Ibu Rosa de Bie dari para suster, untuk
hidup saling melayani dengan gembira agar dapat menjadikan diri mereka sebagai pengungsian bagi yang berkesusahan konst. Ps: 45. Pengalaman saling melayani
dalam hidup berkomunitas inilah yang kemudian mengalir keluar kepada semua orang yang dilayani melalui perbuatan kasih dalam berbagai bentuk karya pelayanan yang
dilaksanakan oleh para suster. Dengan cara ini para suster ikut membawa sekaligus mengalami dan menyadari kasih Allah secara nyata. Allah adalah tempat pengungsian
bagi orang lain, khusunya yang menderita Rekomendasi Kapitel SFS, 2012 : 2. g
Kesederhanaan Semangat dasar dalam menghayati kesederhanaan bagi para suster adalah
teladan hidup Ibu Rosa de Bie sendiri. Selain totalitasnya dalam pelayanan kepada orang-orang yang membutuhkan, kesederhanaankesahajaan hidup dihayatinya dalam
42
sikap lepas bebas pada jabatan, barangharta benda dan tempat yang dapat menjamin hidup serta kelangsungan hidup kongregasinya. Para suster hendaknya menampakkan
kesederhanaan dalam: penggunaan barangfasilitas, cara bergaul yang terbuka menerima siapa saja, penuh syukur dan gembira atas apa yang disediakan, mau bekerja
keras apapun jenisnya, rela berbagi baik materi maupun kemampuan dengan orang lain bdk. Konst ps: 20, melepaskan hak untuk menggunakan dan mengurus milik
pribadi bdk, Konst ps 23. Rekomendasi Kapitel SFS, 2012 hal: 2. Tarekat suster Fransiskan Sukabumi mempunyai spiritualitas yang diambil dari
semangat St. Fransiskus Assisi. St. Fransiskus sebagai teladan dalam kehidupan para suster yang memiliki devosi kepada salib. Salib menjadi tanda serta lambang bagi
kongregasi untuk lebih menjiwa seluruh kehidupannnya sebagai seorang peniten yang sejati. Yesus yang tersalib dan miskin menjadi bentuk penghayatan dalam kehidupan
sehari-hari. Merenungkan sengasara Kristus dan ketekunannya bersama Maria Bunda Yesus.