Titik Awal Pertobatan Fransiskus Assisi
36
Hal ini mau menegaskan bahwa Fransiskus menekankan hidup doa sebagai hal yang utama dalam setiap pelayanan dan karyanya, mengapa demikian karena doa
menjadi obor yang mampu memhidupkan serta memberi kekuatan dalam karya maupun dalam tugas-tugas yang dilaksanakannya. Maka Fransiskus menghendaki agar
para pengikutnya memili ikatan perasaan dengan Gereja yaitu dengan melakukan Ofisi Ilahi atau Ibadat Harian. Ekaristi sebagai puncak dan sumber hidup mereka Eddy
Kristianto 2009:208. Aspek keheningan menjadi hal yang penting dalam gerakan Ordo ketiga
regular Fransiskan. Dalam keheningan orang mampu mendengarkan suara Allah lewat Sabda Injil. Maka tradisi silensium magnum keheningan total mendapat tempat
dalam praksis hidup para Fransiskan. c.
Hidup dalam semangat kemiskinan Semangat kemiskinandan kedinaan merupakan kembaran warisan rohani
Fransiskus. Roh kedinaan dalam semangat Fransiskus berkaitan dengan pilihan bebas untuk mengambil disposisi batin sebagai minors, bawahan. Pilihan ini muncul bukan
karena sindrom rendah diri inferiority complex ed. Eddy Kristianto 2009: 209. Semangat kemiskinan Fransiskan merupakan suatu kemampuan dasar untuk
melepaskan, mengosongkan diri sebagaimana Kristus yang “walaupun Ilahi, tetapi melepaskan keilahian-Nya dan mengosongkan diri” Flp 2:7.
Hal ini mau mengatakan bahwa kedua hal diatas yaitu kedinaan dan kemiskinan memiliki hubungan yang tak terpisahkan karena dalam kedinaan di sana
terkandung makna kemiskinan yang sesungguhnya, kemiskinan tanpa adanya kerendahan diri tak dapat juga disebut miskin. Pengalaman yang dapat dirasakan
bahwa saat orang mampu mengosongkan diri sebagaimna adanya di sana ada
37
kebahagian dan kedinaan yang menyatakan bahwa manusia bukanlah apa-apa dan apa yang dimiliki manusia adalah pemberian dari kemurahanNya.
Miskin bukan berarti pada materiil saja tetapi dilaksanakan dalam cara hidup mengikuti Kristus menurut gaya Fransiskus sebagai “musafir dan perantau” AngBul
VI:3. Menerima semua dari Allah dan sesama, dan memberi kembali segala-galanya kepada Allah dan sesama.
d. Hidup dalam semangat kehinadinaan Kerendahan Hati
Kehinadinaan muncul karena pilihan bebas untuk hidup seturut teladan Kristus
Luk 22:26, yang datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan memberi hidupNya bagi keselamatan banyak orang dan karena kasih Allah 1Ptr
2:13. Kehinadinaan merupakan ciri khas dalam Fransiskan. Kesetiaan akan sikap hina dina membuat para saudara-saudari tidak mencari
kesuksesan demi kesuksesan dalam karyanya, serta kedudukan terhormat. Hal ini mau mengatakan bahwa kehinadinaan menjadikan orang mampu untuk mensyukuri setiap
kesempatan sebagai anugerah Tuhan. Keempat pilar di atas memberikan gambaran bahwa sebagai seorang peniten
tentunya memiliki semangat pertobatan yang terus menerus, semangat doa dalam keheningan batin, miskin di hadapan Allah dan dapat hidup dalam kehinadinaan
sebagaimana Kristus telah memberikan teladan kepada kita Ia yang kaya mau turun dari surga untuk kita para pendosa.