Hubungan Keempat Kongregasi Peniten Rekolek

34 Dalam seluruh hidupnya Fransiskus menampakkan bagaimana ia telah memberi teladan kesalehan khususnya dalam melakukan pertobatan sejati. Fransiskus menyadari bahwa dirinya adalah adalah seorang pendosa yang perlu selalu kembali kepada sang sumber rahmat. Kesadaran itu ia hidupi dan ia pancarkan lewat kehidupannya setiap hari. Sikap radikal yang dimiliki Fransiskus adalah pembaharuan diri terus menerus.

2. Teladan Hidup Fransiskus Assisi Terutama Dalam Memaknai Peniten

Rekolek Wasiat-Wasiat Bagi pengikut Fransiskus hidup Fransiskus merupakan teladan dalam kehidupan. Hidup dijiwai oleh roh Fransiskan yang menjadi dasar atau disebut pilar utama yang menopang kehidupan sebagai seorang Fransiskan. Berikut ini diuraikan secara singkat ke-4 pilar utama roh Fransiskan itu: a. Semangat Melakukan Pertobatan Pertobatan merupakan tuntutan untuk suatu hidup religius, tetapi merupakan elemen hakiki dari hidup kristiani. Pertobatan dalam semangat Fransiskan mengandung dua unsur yang hakiki dan khas. Suatu pertobatan terus menerus dalam arti biblis”metanoia” yaitu suatu gerakan batin manusia yang mengarahkan diri kembali kepada Allah. Allah sebagai pusat hidup aspirasi dan aktivitas hidup. Pertobatan dalam pandangan Fransiskan menunjukkan sikap batin psikologi spiritual yang mengarahkan kerinduan utama jiwa dan gerakan hati yang tak henti-hentinya Eddy Kristianto 2009:203. Gerakan hidup beroroientasi pada Allah mendorong pula aspek pekerjaan karitatif-aktif terhadap orang-orang yang sungguh membutuhkan. Pelayanan karitatif karya amal kasih dipandang sebagai suatu ciri corak khas kehidupan tarekat ordo 35 ketiga regular. Pertobatan bagi Fransiskus adalah perubahan orientasi yaitu dengan memeluk orang kusta dan merawat mereka. Maka dalam sejarah kongregasi Peniten Rekolek perhatian pada orang sakit, anak terlantar, orang miskin amat jelas Eddy Kristianto 2009:205. Karya karitatif merupakan dimensi konstitutif dari hal melakukan pertobatan dalam semangat cinta kasih kristiani. Pada saat ini kongregasi yang memiliki semangat Peniten Rekolek juga memiliki karya-karya yang diperuntukkan untuk membantu mereka yang sakit dan menderita sesuai dengan semangat pertobatan. Pelayanan karya karitatif disesuaikan dengan zaman yang ada namun tetap dijiwai oleh semangat pelayanan kasih. b. Semangat Berdoa Berdoa merupakan puncak dari pertobatan. Dalam doa orang mengkontemplasikan misteri dan karya Allah dan mengangkat pujian serta syukur kepada Bapa dengan perantaraan Kristus dalam Roh Kudus. Berdoa mencakup keberadaan manusia sebagai makhluk yang selalu menundukkan diri kepada kehendak Allah. Dalam konteks hidup religius bercorak Fransiskan, dimensi hidup doa mendapat tempat utama. Wejangan berkenaan dengan setiap orang yang bekerja berbunyi: “Saudara-saudara yang diberi karunia oleh Tuhan untuk bekerja, hendaknya bekerja dengan setia dan bakti, sedemikian rupa.... sehingga mereka tidak memadamkan semangat doa dan kebaktian suci....” AngBul V:1-2. Sedangkan kepada setiap orang yang belajar dan studi, Fransiskus mengingatkan kita dalam surat kepada Antonius: “Aku setuju, engkau mengajarkan teologi suci kepada para saudara, asal engkau tidak memadamkan semangat doa dan kebaktian kepada studi itu, sebagaiamana tercantum dalam Anggaran Dasar.” Leo Laba Ladjar 2001:272.