31
yang dikehendakiNya, hal ini terwujud dalam sikap hidupnya setelah ia mendengarkan suara Allah.
a. Titik Awal Pertobatan Fransiskus Assisi
“Kami bersyukur kepadaMu karena sebagaimana dengan perantaraan Putramu, Engkau telah menciptakan kami, demikian pula karena belas kasihMu yang
mahakudus, yang telah Engkau berikan kepada kami, Engkau telah membuat Dia, yang sungguh Allah dan sungguh Manusia, lahir dari Santa Maria tetap
perawan, yang mulia dan amat berbahagia dan oleh salib, darah dan wafatNya, Engkau mau menebus kami, orang tawanan. Dan kami bersyukur kepadamu,
karena PuteraMu itu akan datang lagi dalam semarak keagunganNya, untuk mengirim ke dalam api yang kekal orang-orang terkutuk yang belum
melakukan pertobatan dan belum mengenal Engkau serta mengabdi kepadamu dalam pertobatan: “Marilah kamu yang diberkatioleh bapaKu, terimalah
kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia di jadikan.Mat 25:34, AngTBul 23:3-5
Fransiskus memulai langkah “Pertobatannya dalam Anggaran dasar Tanpa
Bulla dengan doa syukur. Pertobatan Fransiskus adalah suatu ungkapan terima kasih karena kebaikan Allah atas belas kasih Allah bapa yang telah mengutus puteranya
untuk manusia. Pertobatan dilakukan bukan karena semata-mata dorongan manusiawi,
melainkan tindakkan Allah. “Jadi hal itu tidak tergantung pada kehendak orang atau usaha orang, tetapi karena kemurahan hati Allah”.Rom 9:16
Apa yang dikerjakan Allah bukan karena jasa baik kita tetapi karena kebaikan hati dan kasihnya, maka hal ini menjadi landasan untuk selalu dapat bersyukur. Hidup
dalam pertobatan adalah suatu tanggapan manusia akan kasih yang menyelamatkan manusia, karena rasa syukur seseorang dapat melaksanakannya secara tulus dan
sepenuh hati.
32
Fransiskus memberikan petunjuk kepada kita arah hidup religius yang sejati khususnya dengan pertobatan yang tidak hanya dipergunakan untuk sendiri tetapi
menyeluruh. Pertobatan seturut injil suci, khususnya kotbah di bukit bdk.Mat 5-7.
b. Praktik Hidup Pertobatan oleh Fransiskus Assisi sebagai jawaban total
Fransiskus menjalani hidup pertobatan dengan penuh kebahagiaan, yang terungkap dalam keseluruhan hidupnya. Hidup pertobatan adalah jawaban total dan
terang-terangan dari hati penuh rasa syukur atas semua karunia Allah melalui Kristus. Fransiskus bertekun dalam pertobatan yakni penyangkalan diri secara total menuju
kepada Tuhan. Marilah kita mencinta Tuhan dengan segenap hati, dengan segenap jiwa,
dengan segenap budi, dengan penuh kekuatan dan ketabahan, dengan penuh daya pengertian, dan segenap tenaga, dengan segala jerih payah, dan segenap
perasaan, dengan seluruh sanubari, dengan penuh hasrat, dan kemauan, Dia sudah dan masih memberikan kepada kita semuanya: seluruh badan, seluruh
jiwa, dan seluruh hidup kita, Dia yang menciptakan kita dan menebus kita serta akan menyelamatkan kita karena belaskasihNya semata-mata, Dia sudah dan
masih mengerjakan segalanya yang baik untuk kita, orang yang malang dan hina ini, busuk dan berbau, tak tahu terima kasih dan jahat” AngTBul 23:8.
Dalam AngTBul 23:8 tersebut mau dikatakan bahwa sebagai rasa syukur
perlulah mencintai Tuhan dengan sepenuh hati dengan ketulusan dan cinta sejati karena karya keselamatan yang telah dianugerahkan kepada manusia. Ia telah menebus
manusia yang berdosa dengan belaskasih yang tak ternilai. Melakukan pertobatan berarti membiarkan dirinya dipersatukan dan dipadukan
menjadi bagian kesatuan dengan Allah. Kerajaan Allah terwujud lewat kehadiran manusia yang mau bertobat. Jawaban dan kesanggupan manusia untuk menjawab
panggilan Allah akan memampukan manusia berjuang dan mampu mewujudkan pertobatan itu. Pertobatan bukan hanya semata-mata atas kemauan manusia tetapi
Allah memiliki berperan dalam hidup manusia.
33
c. Puncak hidup pertobatan Fransiskus Assisi
Puncak pertobatan Injili adalah sebagaimana orang mampu melepaskan diri sendiri demi Allah bahkan sampai melupakan diri. Hal ini berarti bahwa orang
mengarahkan hidupnya menuju pada Allah sampai kekal. Fransiskus menyebut dirinya”jalan pentobat”. Pertobatan berhubungan dengan
metanoia pertobatan sejati. Pertobatan berasal dari Allah yang telah mencurahkan kasihNya kepada manusia. Titik awal hidup pertobatan tidak terletak pada diri
seseorang tetapi terletak pada tindakan Allah. Allahlah yang menciptakan untuk melakukan petobatan, melalui kristus Allah menyelamatkan manusia yang jatuh dalam
dosa. Keseluruhan hidup Fransiskus adalah melakukan pertobatan Hidup dalam
rencana Allah adalah sesuatu yang membahagiakan. Maka janganlah menginginkan dan menghendaki hal lainnya, janganlah sesuatu yang lain menyenangkan dan
menggembirakan kita, kecuali pencipta dan penebus serta penyelamat kita AngTBul 23:9.
Kesempurnaan dan kepenuhan hidup pertobatan dipaparkan Fransiskus dalam Anggaran Tanpa Bulla 23: 10-11
“Maka apa pun juga tidak boleh mencegah, merintangi dan menghalangi, di manapun juga, di segala tempat, pada setiap saat dan setiap waktu, setiap hari
dan senantiasa, hendaklah kita semua mengasihi, menghormati, dan menyembah, mengabdi, memuji dan memuliakan, meluhurkan dan menjujung
tinggi, mengagungkan dan mensyukuri Allah yang kekal, mahatinggi dan mahaluhur, Tritunggal dan Keesaan, Bapa, Putra dan Roh Kudus, Pencipta
segala sesuatu, Penyelamat semua orang yang menaruh kepercayaan, harapan dan kasih kepadaNya, Dia yang tanpa awal dan tanpa akhir, tidak berubah,
tidak kelihatan, tidak terkatakan, tidak terperikan, tidak terhingga, tak terduga, yang patut dihormati dan dipuji, mulia, agung, tinggi dan luhur, manis memikat
hati, dan menyenangkan, seluruhnya patut dirindukan, melampaui segala- galanya, sepanjang masa. Amin.
34
Dalam seluruh hidupnya Fransiskus menampakkan bagaimana ia telah memberi teladan kesalehan khususnya dalam melakukan pertobatan sejati. Fransiskus
menyadari bahwa dirinya adalah adalah seorang pendosa yang perlu selalu kembali kepada sang sumber rahmat. Kesadaran itu ia hidupi dan ia pancarkan lewat
kehidupannya setiap hari. Sikap radikal yang dimiliki Fransiskus adalah pembaharuan diri terus menerus.
2. Teladan Hidup Fransiskus Assisi Terutama Dalam Memaknai Peniten
Rekolek Wasiat-Wasiat
Bagi pengikut Fransiskus hidup Fransiskus merupakan teladan dalam kehidupan. Hidup dijiwai oleh roh Fransiskan yang menjadi dasar atau disebut pilar
utama yang menopang kehidupan sebagai seorang Fransiskan. Berikut ini diuraikan secara singkat ke-4 pilar utama roh Fransiskan itu:
a. Semangat Melakukan Pertobatan
Pertobatan merupakan tuntutan untuk suatu hidup religius, tetapi merupakan elemen hakiki dari hidup kristiani. Pertobatan dalam semangat Fransiskan
mengandung dua unsur yang hakiki dan khas. Suatu pertobatan terus menerus dalam arti biblis”metanoia” yaitu suatu gerakan batin manusia yang mengarahkan diri
kembali kepada Allah. Allah sebagai pusat hidup aspirasi dan aktivitas hidup. Pertobatan dalam pandangan Fransiskan menunjukkan sikap batin psikologi spiritual
yang mengarahkan kerinduan utama jiwa dan gerakan hati yang tak henti-hentinya Eddy Kristianto 2009:203.
Gerakan hidup beroroientasi pada Allah mendorong pula aspek pekerjaan karitatif-aktif terhadap orang-orang yang sungguh membutuhkan. Pelayanan karitatif
karya amal kasih dipandang sebagai suatu ciri corak khas kehidupan tarekat ordo