Tantangan Zaman Modern bagi para suster SFS

BAB III DOA DALAM KEHIDUPAN PARA SUSTER FRANSISKAN SUKABUMI

Pada bab III, penulis akan menjelaskan doa dan peniten rekolek dalam kehidupan para Suster Fransiskan Sukabumi. Doa menjadi bagian penting dalam kehidupan religius. Dengan berdoa seorang religius SFS mengungkapkan rasa kedekatannya dengan Allah. Hubungan kedekatan bukan hanya sebagai gambaran atau gagasan saja melainkan adanya relasi yang mendalaman antara Allah dan manusia. Manusia menjawab kasih Allah yang besar dengan berdoa. Dalam menanggapi kasih Allah yang besar maka perlu ada keterbukaan hati serta kerelaan untuk mau dibimbing dan diarahkan sehingga mampu menjawab kasih Allah. Peniten rekolek sebagai ciri khas tarekat merupakan penggerak untuk semakin maju dalam hidup doa. Doa yang dilakukan ini menggandung semangat peniten rekolek yang mampu memberi daya kehidupan untuk para suster Fransiskan Sukabumi dalam kehidupan rohani. Doa menyuburkan semangat peniten rekolek, sebaliknya semangat peniten rekolek menyuburkan doa.

A. Doa

Doa ialah pertama-tama merupakan sikap hidup yang sadar akan kehadiran Allah, yang menyempurnakan semangat cinta kepada Sang Pencipta, dan menghasilkan sikap benar kepada sesame dan citaanNya Arah Dasar Pendidikan SFS, 2001:4. Sikap manusia yang menyadari kehadiran Allah ini merupakan salah satu bentuk bakti manusia kepada Sang Pencipta. Sikap sadar ini menjadi daya yang 49 menggerakkan manusia untuk mampu berbuat kasih sebagaimana Allah mengajarkannya kepada manusia. Doa merupakan kewajiban Injili Luk 11:1, tetapi juga merupakan tuntutan rohani, sebab cinta Allah perlu juga diungkapkan dalam bentuk kata-kata dan percakapan dan pengangkatan hati terus menerus Darminta, 1983:44. Doa merupakan kewajiban bagi manusia karena Allah sungguh mengasihi manusia sebagaimana manusia juga mengungkapkan kasih kepada Allah cara satu-satunya adalah bersatu dengannNya, berdialog dan melakukan doa. Tanpa adanya doa kehidupan rohani akan mengalami kekeringan dan akhirnya tidak berkembang dan berbuah.

1. Pengertian Doa

KWI 1996:194 menguraikan bahwa: doa berarti mengangkat hati, mengarahkan hati kepada Tuhan, menyatakan diri anak Allah, mengakui Allah sebagai Bapa. Dalam hal ini manusia manusia mempunyai kerinduan untuk dapat bersama Allah. Kedekatan sebagai anak membuat manusi berani mengungkapkan apa yang menjadi kebutuhannya, karena yakin bahwa Allah adalah Bapanya. Dalam kamus bahasa Indonesia doa adalah: permohonan harapan, permintaan, pujian kepada Tuhan. Doa yang berisikan permohonan bukan hanya harapan tetapi juga disertakan pujian kepada Tuhan karena hidup manusia itu merupakan hadiah dari Tuhan. Doa adalah relasi antara manusia dan Allah yang didalamnya manusia yang mampu berkomunikasi, dan mengakui keberadaan Allah yang transenden. Doa merupakan pertemuan antara keduanya, ada sapaan dan juga jawaban. Darminta 50 1982:49 menguraikan bahwa: doa sebagai ungkapan norma dari cinta manusia kepada Allah. Dalam hal ini manusia memiliki kerinduan akan Allah. Kerinduan itu bukan hanya diwujudkan dalam pikiran tetapi juga dalam tindakan nyata yaitu taat kepada kehendak Allah. Kehendak Allah yang dilakukan dengan penuh cinta akan membuahkan sikap mengenal Allah dalam iman , harapan dan kasih. Darminta 1983:33; 38-39 menyatakan bahwa: doa merupakan ungkapan kenyataan manusia sebagai makhluk religius yang menuju pada Allah. Doa sebagai ungkapan kerinduan dan keinginan religius untuk menuju kepada Allah. Doa merupakan ungkapan bahwa betapa manusia ini adalah kecil di hadapan Allah, semua bergantung pada kebaikanNya. Kesadaran bahwa sebagai manusia yang lemah memiliki keterbatasan dan juga kebutuhan akan kebahagian yang sejati dan juga kekuatan untuk dapat menjalani kehidupan di dunia ini dengan penuh berkat. Doa adalah gerak Allah menuju manusia dan manusia menuju Allah. Artinya bahwa tanpa peran serta Allah sungguh nyata dalam kehidupan manusia. Tanpa peran serta Allah maka tidak akan terjadi komunikasi timbal balik.

a. Doa menurut Kitab Suci

Doa menurut Kitab suci berarti bahwa apa yang diungkapkan sesuai dengan situasi yang dialami, secara sederhana tetapi menyentuh pada pengalaman manusiawi. Dalam kitab suci terdapat banyak contoh bagaimana berdoa yang berkenan kepada Allah yaitu dengan berani dan pasrah menyerahkan apa yang dialai secara jujur dan terbuka akan rahmat Allah. Dalam kitab suci terdapat banyak pengalaman yang juga kita alami setiap hari sehingga kitab suci sebagai dasar dari doa-doa kita. Doa merupakan salah satu hal yang mutlak dilakukan oleh manusia apapun agamanya. Dalam kehidupan kita sebagai umat beriman yang percaya kepada Yesus 51 kitapun belajar dari pribadi Yesus terutama dalam hal berdoa, seperti ada dalam Luk 11:1 “Tuhan ajarilah kami berdoa” hal ini mau mengatakan bahwa manusia merindukan suatu relasi yang mendalam dengan Sang pemberi kehidupan Darminta, 1983:39. Dalam kitab suci, doa juga dialami oleh Musa dan bahkan diajarkan oleh Yesus. Doa Musa berkaitan denagn perjalanan ke tanah terjanji. Doa Musa ini merupakan perjuangan untuk menaklukkan kelemahan-kelemahan diri Kel 17:8-13 merupakan pergulatan untuk keluar menjadi pemenang Kej 32:22-32 Doa dilakukan untuk memenangkan kwalitas hidup kekal dan hidup Ilahi. Kwalitas hidup doa terungkap dalam tindakakan nyata Mat 25:35-36 Segelas air kepada yang haus dan sesuap nasi bagi yang kelaparan. Segala sesuatu yang dilakuakn untuk Tuhan.”Lakukanlah ini untuk Aku” Hal ini mau menyatakan baha Yesus mengajak manusia untuk mampu berbuat kasih bagi sesamanya. Bagi Yesus doa adalah komunikasi personal dengan BapaNya, komunikasi ini terjalin dengan baik dalam suasana kesunyian. Yesus mengatakan:”Jikalau engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapa yang ada di tempat yang tersenbunyi.....” Mat 6:6. Kesunyian ini menandakan adanya relasi intim antara manusia dan Allah. Allah saja yang mengetahui apa yang sedang terjadi dengan manusia. Mazmur 51: 15 menggunakan nama Tuhan Allah adalah demi mendukung kebenaran dan ketaatan kepada diri-Nya. Dengan demikian namanya dikuduskan dan dihormati. Dengan begitu berdoa merupakan bukti bahwa manusia menghormati dan menghargai nama-Nya yang tinggi luhur.