Rumusan Permasalahan Tujuan Penulisan

14 Gerakan peniten rekolek adalah salah satu pembaharuan dalam kehidupan religius pada abad ke-17. Gerakan ini juga dipengaruhi oleh seorang tokoh yaitu Martin Luther. Pembaharuan dalam hidup membiara ditunjukkan dengan semangat untuk semakin menghayati Injil suci Tuhan Yesus Kristus tanpa terlepas dari tradisi hidup membiara. Gerakan ini melestarikan tradisi hidup membiara menggunakan unsur baru tetapi juga tidak melupakan unsur lama. Gerakan pada abad itu disebut “peniten” yang artinya pentobat. Fransiskus Assisi memperkenalkan kelompoknya sebagai “pentobat dari Assisi”. Para religius yang tertarik pada cara hidup Fransiskus dan meneladan pola menghayati Injil ala Fransiskus disebut sebagai para peniten.

1. Sejarah Peniten Rekolek Suster Fransiskan Sukabumi

Sejarah peniten rekolek berawal dari St. Fransiskus Assisi yang memberi perhatian besar pada pembaharuan. Pembaharuan bagi Fransiskus adalah semacam usaha untuk kembali ke awal simple, sederhana, tidak mencolok sesuai dengan bentuk hidup Fransiskus Eddy Kristianto 2009: 21-22. Gerakan peniten rekolek ini hanya terdapat dalam gerakan religius Fransiskan “Minoriten” atau OFM saja Eddy Kristianto, 2009: 19. Hal ini mengatakan bahwa gerakan peniten rekolek ini tidak terdapat pada dua ordo OFMConv dan OFMCap, meskipun ketiganya sama-sama meneladan cara hidup Fransiskus Assisi tetapi masing-masing ordo memiliki kekhasannya yang berbeda satu dengan yang lain. Karena cara hidup Fransiskus yang khas membuat banyak orang tertarik untuk bergabung bersama dengan Fransiskus, meskipun pada awalnya Fransikus tidak memiliki cita-cita untuk mendirikan ordo. Ordo pertama Santo Fransiskus yang melaksanakan Anggaran Dasar Regula dengan setia dan bakti disebut sebagai rekolek yang merupakan salah satu cabang 15 yang lahir dari ranah Observan. Fransiskan Observan berusaha menepati regula dengan baik. Hal itu mau menegaskan bahwa “penyesuaian” terus menerus untuk menjadi pribadi yang berkwalitas dengan tetap menyadari keterbatasannya sebagai manusia. Kesetiaan pada regula St. Fransiskus Assisi dengan tidak ada pemaafan keterbatasan diri dan juga pembenaran diri karena situasi, sehingga regular dilaksanakan dengan penuh ketaatan dan kesetiaan tanpa terkecuali Eddy Kristianto, 2009:23. Dalam perjalanan waktu, untuk dapat sungguh menghayati regula dengan setia tidak selalu dapat berjalan sebagaimana mestinya, karena ada juga kemerosotan dalam upaya penghayatan semangat awal. Eddy Kristianto 2009: 24. Maka muncullah gerakan pembaharuan untuk menghidupkan jiwa regula. Untuk melakukan pembaharuan itu diperlukan upaya yang pelik, unik dan rumit sehingga hal ini berujung pada pemisahan. Kelompok Observan; melaksanakan, melakukan, menghayati adalah rekolek. Gerakan ini merupakan usaha bersama Eddy Kristianto ,2009: 25. Hal ini mau mengatakan bahwa gerakan pembaharuan ini bukan hanya diprakasai oleh seorang tokoh saja tetapi merupakan gerak bersama yang akhirnya menghasilkan suatu pembaharuan. Reformasi katolik disuburkan oleh Reformasi Protestanisme Martin Luther cs dan Kontra Reformasi Konsili Trento. Tahta suci berkepentingan untuk mengawasi, dan terutama memelihara dengan penuh perhatian kelompok-kelompok religius supaya kelompok ini menghayati dengan benar nasehat Injil dan memenuhi harapan Gereja Katolik Roma Eddy Kristanto, 2009:25. Sri Paus Clemens VII menerbitkan surat edaran yang berjudul In Suprema Kan 1532, bahkan Paus Gregorius XIII menulis surat untuk menyemangati bagi