Doa Dalam Kehidupan Para Suster SFS

63 Mengusahakan silensium sebagai usaha untuk memusatkan hati dan budi kepada kehendak Allah. Silensium ini dilakukan pada hari jumat di mulai dari kamis malam setelah makan malam dan diakhiri pada sore hari setelah ibadat sore bersama, hal ini untuk melatih para suster dalam mengendalikan diri serta menata kembali hidupnya Konstitusi, 1898 hal:49. 7. Meditasi Meditasi adalah merenungkan dengan serius salah satu kebenaran agama kita, supaya kehendak digerakkan untuk sesuai dengan kebenaran itu demi membangkitkan pernyataan iman, sesal dan terimakasih dan untuk membuat niat-niat yang baik. Latihan ini adalah latihan yang penting untuk hidup rohani. Dalam keheningan meditasi jiwa belajar mengenal Allah, dan kesempurnaan-kesempurnaan yang tak terbatas Kontitusi, 1898 hal:52. 8. Pemeriksaan Batin Pemeriksaan batin perlu dilakukan untuk dapat maju dalam keutamaan, tanpa pemeriksaan batin seorang tidak akan sampai untuk mengenal dirinya sendiri yaitu kecenderungan yang jahat dan semua dosa untuk dapat menyembuhkan penyakit- penyakit jiwa dan merawat luka Konstitusi, 1898 hal:54. 9. Bacaan Rohani Bantuan dalam hidup rohani, khususnya untuk belajar bermeditasi dengan baik dan memperoleh pengetahuan tentang dirinya sendiri. Bertekun dalam membaca dan mendengarkan bacaan rohani yang sesuai dengan ketentuan pemimpin. Para suster harus banyak membaca dan merenungkannya supaya mereka dapat mengarahkan seluruh cita-cita dan perbuatannya Konstitusi 1898, hal:57. 64 10. Sakramen Pengakuan Sakramen Pengakuan adalah sarana yang paling mujarab dan paling kuat yang disediakan Yesus bagi orang yang berdosa untuk bertobat dan untuk orang yang baik untuk sampai akhir berjalan maju dengan berani pada jalan keutamaan. Dalam perjumpaan tentang anak yang hilang, kita temukan gambaran yang menarik tentang bels kasih Allah dan cinta kasihNya yang berbelas kasih terhadap orang yang berdosa, yang kembali kepadanya dengan rasa sesal yang jujur. Setiap kali orang mengakukan dosanya dengan rendah hati dan penuh sesal maka akan dikembalikan kepadanya pakaian rahmat ilahi mulia dan diterima sebagai jaminan dari cinta kasih dan persahabatan Allah Konstitusi, 1898 hal:60. 11. Retret Tahunan Para religius yang telah meninggalkan dunia dan semua kesia-siaan berkewajiban terus menerus mengejar tujuan agung yang mereka maksudkan pada saat memeluk status religius, yaitu menyerahkan dirinya kepada Allah dan selalu berjalan pada jalan kesempurnaan. Supaya mereka bertekun dalam semangat itu maka para suster harus menganggap sebagai rahmat istimewa bahwa mereka setiap tahun boleh melangsungkan beberapa hari dalam kesepian rohani. Sebab hari hari penuh doa dan meditasi, Allah menganugerahi pemberiannNya secara berlimpah dan religius itu diajak untuk membersihkan dirinya dari debu dosa dan meneruskan karya kesempurnaan dengan semangat yang disegarkan lagi Konstitusi 1898 hal:67. 12. Rekoleksi Bulanan Rekoleksi bertujuan untuk mawas diri secara sungguh-sungguh dan memeriksa bagaimana sesudah retret terakhir atau selama bulan yang terakhir orang telah melakukan kewajibannya, maupun untuk memperbaharui dan menghidupi niat-niat 65 baik yang telah dibuat pada retret treakhir serta membuat niat itu menghasilkan buah dan juga untuk menyiapkan diri atas kematian yang menyenangkan. Pada kenyataannya komunitas SFS selalu menyediakan waktu untuk dapat melaksanakan doa yang kongkret hal ini nampak dalam praktek doa masing-masing komunitas baik secara pribadi maupun bersama. Komunitas bertanggungjawab untuk mengaturnya sesuai dengan keperluan pribadi, sedangkan untuk kegiatan komunitas disesuaikan dengan karya yang dilakukan oleh para suster. Setiap suster berdoa Rosario setiap hari, bersama dengan komunitas setiap hari senin sampai minggu Minggu biasanya didoakan secara pribadi sesuai jam yang disepakati oleh komunitas. Waktu untuk kontemplasi, meditasi sekurang-kurangnya setengah jam sampai satu jam setiap hari. Suasana silensium dimulai dari malam sesudah doa malam dan diakhiri pagi sebelum makan pagi. Jika memungkinkan diadakan Perayaan Ekaristi di komunitas setiap hari atau mengikuti misa di gereja. Ibadat harian selalu didoakan secara bersama dalam konunitas kecuali ada halangan. Ibadat harian sebagai Ibadat resmi gereja, sehingga para suster selalu berusaha mengusahakan untuk dapat berdoa bersama dengan komunitas Konstitusi 1898, hal:69.

C. Jalan Mistik Dan Asketik Dalam Doa

1. Kontemplatif Kontemplatif adalah salah satu bentuk dalam doa. Doa adalah adalah suatu tindakan manusia, doa suatu realita hidup manusia. Latihan doa setahap demi setahap sehingga tidak terkesan sebagai suatu kewajiban apalagi sebagai beban melainkan 66 melihatnya sebagai pertemuan dengan Tuhan yang sangat merindukan dan penuh dengan Roh Kudus James Borst, MHM, 1981:7. Hidup kontemplatif berarti hidup yang berpusat pada Allah sebagai pencipta dan sumber hidup. Setiap kongregasi selalu memupuk dimensi kontemplatif. Dimensi kontemplatif adalah pengalaman akan Allah. Dimensi kontemplatif pada dasarnya suatu realita rahmat yang dialami oleh setiap orang beriman sebagai anugerah. Kontemplasi membuat manusia terlibat dalam hidup sesama seperti halnya Allah terlibat dalam hidup manusia. Dimensi ini diungkapkan dengan adanya kerinduan untuk mencari kehendak Allah. hasil dari kontemplasi adalah sikap rendah hati akan misteri kehadiranNya dalam peristiwa-peristiwa, selalu membawa damai kepada sesama Darminta, 1983:32-33. 2. Askese Doa merupakan perjuangan selama hidup, sebagaimana hidup rohani merupakan perjuangan Darminta, 1983: 54. Pengalaman menunjukkan bahwa dalam kehidupan rohani manusia mengalami pasang surut sesuai situasi yang dialaminya. Untuk mencapai kematangan dalam hidup rohani perlu mengalami proses yang tidak mudah perlu perjuangan, keuletan dan tekat yang sungguh sehingga dapat mewujudkan hal itu. Manusia perlu memiliki disiplin hidup dan disiplin dalam doa sehingga hidup rohani kita berkembang. a. Keheningan Keheningan perlu kita ciptakan karena hening adalah salah satu askese memupuk keheningan hidup dan hati. Kehingan hati yang menjadi tuntutan utama 67 dalam doa. seperti perasaan teratur, perhatian terpusat, nafsu teraur dan pikiran juga teratur. Keteraturan dalan hati dapat juga akan nampak dalam keteraturan lahiriah, seperti tutur kata teratur, gerak-gerik yang teratur, hidup teratur. Kehieningan mempunyai makan dalam aksese batiniah. Hening tempat yang nyaman untuk dapat menciptakan kerukunan, penghargaan, dan saling menghormati.Darminta, 1983:54. b. Kesunyian Kesunyian hidup yaitu berani sendiri menghadapi diri sendiri untuk memahami keadaan diri dan menciptakan keheningan dalam hidup. Hal ini memang sulit, karena akan berhadapan dengan sisi lemah yang kita miliki. Kesunyian perlu kita usahakan untuk dapat mencapai hidup rohani yang matang dan dewasa. Darminta, 1983:55. c. Laku Tapa Batin Seorang yang mampu menciptakan keheningan dan kesunyian berarti orang tersebut melakukan laku tapa batin yaitu mampu mengalahkan segala kecenderungan tak teratur. Pengingkaran diri mengatur segala kecenderungan diri dan mampu mengenali hambatan yang ada dalam diri. Laku batiniah seperti halnya penyerahan diri dan kemauan yang keras Darminta, 1983: 55. d. Tabah dan Setia Doa adalah proses perjuangan selama hidup. adakalanya doa terasa kering, sukar tetapi dalam situasi semacam itu kita tertantang untuk tidak putus asa. maka diperlukan kepasrahan diri, ketabahan dan kerendahan hati. Ketabahan dan kesetiaan dituntut dalam pengalaman berdoa orang harus tabah dan setia menciptakan kondisi doa, dan perlu juga rendah hati sabar membiarkan Allah yang bekerja dalam doa Darminta, 1983:55. 68 3. Hubungan antara Kontemplasi dan Askese Hubungan antara kontemplasi dan aksese adalah bagaimana doa itu sendiri dihayati bukan hanya dari apa yang tampak tetapi juga yang memancar dari kedalaman hati. Kontemplasi adalah salah satu bentuk doa di mana orang sudah mencapai tarap yang paling tinggi, mengalami Allah yang merupakan sumber hidup, pengalaman yang menyenangkan dan menguatkan. Askese adalah suatu bentuk latihan rohani yang perlu diusahakan terus menerus dalam kehidupan karena doa tidak mudah. Pengalaman mengajak kita untuk selalu menyadari bahwa kita bukan apa-apa sehingga semua keberhasilan dan kegagalan itu semua adalah campur tangan Allah. Doa adalah sebuah perjuangan yang selalu memerlukan proses dan mengalami banyak tantangan maka perlu terus diperjuangkan, setiap hari sehingga dalam doa itu akan menemukan pengalaman bersama Allah yang tidak dapat terlupakan. Seperti halnya pengalaman kontemplasi adalah pengalaman indah bersama Allah. Pengalaman ini akan menjadi kekuatan bagi kita untuk selalu mengusahakan doa yang baik karena bersama Allah itu akan menemukan kedamaian dan ketenangan. Manusia memerlukan itu dalam kehidupannya agar semakin mampu memaknai setiap kesempatan sebagai rahmat Allah.

D. Hubungan Doa dan Semangat Peniten Rekolek

Peniten rekolek dan doa saling ada keterkaitan satu dengan yang lain. Doa menjadi sumber dalam melaksanakan pertobatan. Pertobatan membuahkan doa yang nyata. Doa yang memiliki daya kekuatan dan juga memiliki sebuah kekuatan yang dialiri oleh semangat peniten rekolek, sehingga memberi daya dampak dalam kehidupan. 69 1. Semangat Peniten Rekolek menyuburkan Doa Peniten Rekolek artinya pertobatan. Pertobatan itu mampu menyuburkan doa karena sebagai suatu semangat yang mendasari doa, dengan menyadari bahwa manusia yang masih memiliki banyak kekurangan dan tidak sempurna. Makna peniten rekolek dalam doa adalah menyuburkan doa. Artinya bahwa dengan memiliki semangat peniten rekolek yang tinggi seseorang dapat semakin dekat dengan Tuhan hal ini terlihat nyata dalam kehidupan doanya. Seorang peniten tentulah adalah seorang pendoa. Doa menjadi kekuatan seorang peniten rekolek, karena seseorang akan kuat bertahan dalam semangat ini kalau memiliki kehidupan doa yang baik. Doa menjadi makanan pokok sehari-hari bagi jiwanya dan peniten adalah wujud nyata penyerahannya kepada penyelenggaraan illahi. 2. Doa menyuburkan Semangat Peniten Rekolek Doa adalah relasi yang perlu kita bangun bersama Allah. Doa merupakan kekuatan dalam kehidupan religius, tanpa doa maka hidup akan terasa kering dan tak memiliki arti apa-apa. Doa akan menyuburkan peniten rekolek karena doa menjadi kekuatan untuk dapat melakukan pertobatan. Relasi mendalam dengan Allah akan membuat manusia makin dekat dengan Allah dan merasakan bahwa Allah sungguh baik hati. Pengalaman ini mau mengajak untuk selalu disadarkan bahwa pertobatan itu dialami sebagai suatu tanda kasih Allah yang nyata dalam kehidupan manusia. Pengalaman doa menjadi kekuatan untuk dapat melakukan pertobatan yang sejati dan penuh dengan kerelaan. Kerinduan akan ketenangan bersama Allah yang akan menjadi penyemangat dalam setiap doa. Seorang pendoa akan selalu terpacu untuk dapat melakukan pertobatan. 70 3. Hubungan timbal balik antara Doa dan Peniten Rekolek Hubungan doa dalam pelaksanaan peniten rekolek. Menjadi seorang peniten rekolek berarti bahwa hidupnya dipenuhi dengan sikap mawas diri, menyadari bahwa dirirnya adalah manusia yang mudah untuk berbuat salah atau dosa. Doa merupakan perjumpaan seorang religius dengan Allah. Melalui perjumpaan dengan Allah seorang religius mampu berdialog dengan Allah, saling berbicara dan mendengarkan serta terbuka hatinya untuk setiap hal yang dihadapinya. Untuk mampu melakukan pertobatan sejati dan terus menerus maka perlulah seorang religius mengusahakan adanya relasi yang mendalam dengan Kristus yang merupakan teladan hidupnya. Pertobatan yang dilakukan karena menyadari sungguh bahwa Allah sungguh Maharahim yang memberikan pengampunan dan kasih besar kepada manusia. Memiliki sikap keterbukaan hati untuk mampu melaksanakan pertobatan itu dengan kesungguhan . Doa yang sungguh memiliki buah dalam kehidupan dan terutama tercermin dalam keseluruhan hidup. Seorang religius yang menghayati doa dengan baik akan tercermin dalam kehidupannya. Buah yang tercermin dalam kehidupannya dapat dirasakan oleh orang lain, dan seorang yang mampu bertobat adalah seorang yang memiliki relasi baik dengan Tuhan. Begitu juga seorang yang berdoa bak maka akan membuat ia mampu untuk melaksanakan pertobatan karena keyakinan bahwa Alah adalah Allah yang maha baik. Komunikasi dengan Tuhan melalui doa hanya akan terjadi kalau kita sungguh percaya, terbuka, mencintai dan membiarkan diri di semangati oleh cinta Tuhan. Cinta Tuhan akan tumbuh subur kalau dalam diri kita ada usaha untuk memperbaharui diri melalui tobat. Dengan semangat pertobatan hati kita menjadi bersih dan menjadi bait Allah. Hidup menjadi damai, gembira, bermakna dalam semangat cinta dari Tuhan