Unsur-unsur Struktur Pembentuk Novel

omongan putri. Seluruh keluarga berduka cita atas kematian Yangti saat acara pesta pernikahan Bowo.

2. Unsur-unsur Struktur Pembentuk Novel

PBS dan Pintu Tema dalam novel PBS secara umum pengarang ingin mengungkapkan bahwa perlunya pengakuan eksistensi perempauan . Sedangkan Tema novel Pintu, menceritakan tentang kehidupan sosial tokoh utama dari masa sekolah dan para wanitanya. Budaya Jawa dalam novel ini sangat kental. Dengan demikian, tema sentral dalam novel ini adalah keluhuran budi pekerti seseorang yang tercabut dari akar budayanya. Alur novel PBS dan Pintu bila dikaji secara cermat menggunakan model alur yang sama, yaitu alur konvensional yang sama. Penokohan tokoh utama dalam novel PBS adalah Annisa Nuhaiyyah. Nisa panggilan akrabnya ini juga disebut tokoh protagonis, yaitu yang mendominasi dan mendukung jalan atau kronologis cerita. Samsudin adalah tokoh antogonis, tokoh yang menjadi sumber konflik utama dalam kehidupan Nisa selaku tokoh utama. Dan juga Kiai Hanan Abul Malik ayah Nisa, Rizal dan juga Wildan. Sedangkan Hajjah Mutmainah ibu Nisa, Lek Khudhori, Kalsum adalah tokoh tritagonis. Sedangkan Pak Joko, Mbak May, Mbak Ulfah, dan Aisyah adalah tokoh tambahan. Dalam novel Pintu tokoh utama adalah Djati Suryo Wibowo Subagio. Bo panggilan akrabnya ini juga disebut tokoh protagonis, yaitu yang mendominasi dan mendukung jalan atau kronologis cerita. Paris, Erna Damayanti dan Paris adalah tokoh antogonis, tokoh yang menjadi sumber konflik utama dalam kehidupan Bowo selaku tokoh utama. Dan, Mama-Papa, Yangti, June, Putri Kemuning sebagai tokoh tritagonis. Pak Haji Brewok adalah tokoh tambahan. Setting waktu novel PBS dan Pintu tidak ada persamaan, kecuali yang terkait dengan perubahan suasana misalnya penggambaran suasana pagi, siang, dan malam. Dalam novel PBS tidak secara tersirat maupun tersurat dijelaskan kapan peristiwa itu terjadi. Namun novel P intu secara gamblang disebutkan waktunya. Sehingga dalam Pintu secara terperinci dapat dicermati dengan detail. Secara intertekstualitas terkait dengan setting tempat novel PBS dan Pintu juga mempunyai perbedaan.Dengan demikian, dapat dikatakan terkait dengan setiing tempat bahwa novel PBS tidak hipogram novel Pintu. Dalam novel ini juga, keduanya sama- sama mengangkat kultur Jawa yang dominan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel Pintu merupakan hipogram dari PBS bila kita tinjau dari sisi setting sosial budayanya. Sudut pandang pengarang dalam novel PBS dan Pintu, menggunakan sudut pandang orang pertama. Sudut pandang ini pengarang menampilkan tokoh-tokoh cerita dengan sebutan kata akuan.

3. Persamaan dan Perbedaan Unsur-unsur Struktur Novel