clxiv Pada bait berikutnya yaitu disebutkan:
Kaping pate ya marang guru sayekti Sembah yang keempat yaitu kepada guru,
Pada bait di atas disebutkan tentang ajaran hormat-menghormati terhadap keluarga dan orang lain yang telah memberikan pengorbanan yang
besar untuk diri pribadi, yaitu hormat kepada guru. Guru wajib dihormati karena memberikan petunjuk hidup yang sempurna hingga akhir hayat,
tidak hanya itu guru juga memberikan nasihat serta arahan apabila seseorang sedang kesusuhan. Sri Pakubuwana IV memberikan pesan pada
bait di atas karena keinginannya untuk bisa memperoleh ilmu harus berguru, dan untuk memperoleh kesempurnaan hidup.
c. Nilai Pendidikan Moral yang Membahas Hubungan Manusia dengan Diri Pribadi dalam Serat Wulangreh
1. Kepemimpinan
Nilai pendidikan kepemimpinan dipaparkan pada Tembang Asmaradana bait 12
Denprih wedi sarta asih, pamengkune maring wadya,
wineruhena ing gawe, denbisa aminta-minta,
karyaning wadyanira, ing salungguh-lungguhipun,
ana karyane priyangga.
Supaya memiliki rasa takut dan sayang, dalam hal memimpin karyawan,
supaya mengenal kerja, supaya bisa menawan hati,
pekerja agar bekerja lebih baik,
clxv masing-masing jabatan,
ada cara kerja sendiri-sendiri.
Pada bait tembang di atas menjelaskan bagaimana seorang pemimpin harus memimpin suatu organisasi atau lembaga ataupun
menjabat suatu negara. Dalam mengerjakan suatu pekerjaan haruslah memakai tengang rasa. Apabila memberikan perintah, berikanlah perintah
yang baik. Seorang pemimpin janganlah bertindak sewenang-wenang terhadap bawahan, dengan alasan bahwa dirinya sebagai pemegang
kekuasaan. Dalam memimpin anak buah, usahakan agar anak buah segan dan
hormat pada yang memimpin. Pemimpin harus mengetahui bermacam- macam tugas pekerjaan. Pemimpin harus membagi pekerjaan pada anak
buahnya masing-masing sesuai dengan jabatan dan tugasnya. Selain itu, pemimpin harus dapat mengetahui mana yang benar dan yang salah.
Hukuman atau tindakan juga harus dilakukan pada bawahan yang berbuat kesalahan agar tidak terjadi kesalahan dan lebih berhati-hati lagi. Ucapan
terimakasih dalam hal ini pemberian hadiah untuk bawahan atau anak buah juga harus diberikan dalam rangka meningkatkan kinerja dan
tangungjawabnya.
2. Ajaran tentang Pengendalian Diri
Nilai ini tertera pada bait 1 -2 tembang Kinanthi berikut: Padha gulangen ing kalbu,
ing sasmita amrih lantip, aja pijer mangan nendra,
ing kaprawiran den kesthi, pesunen sarinira,
clxvi sudanen dhahar lan guling.
Latihlah budimu, agar menjadi lebih tajam baik,
jangan hanya makan dan tidur, cita-citakanlah kaprawiran keluhuran budi,
latihlah dirimu, kurangi makan dan tidur.
Pada bait tembang di atas menjelaskan tentang ajaran atau perintah untuk mengendalikan diri dari segala kenikmatan hidup berupa makan dan
tidur. Dalam masyarakat jawa terdapat istilah prihatin, dalam kamus Baoesastra Djawa prihatin berarti lelaku atau melakukan suatu keadaan
dengan seadanya atau merasakan keadaan yang secukupnya bahkan bisa dikatakan keadaan susah. Perilaku ini dilakukan untuk memperoleh
pencerahan hati, keluhuran hati, hal ini dilakukan dengan cara mengurangi makan dan mengurangi tidur.
Pada bait berikut ini juga dipaparkan tentang upaya untuk mengendalikan diri:
Dadia lakunireku, cegah dhahar lawan guling,
lan aja sukan-sukan, anganggoa sawatawis,
ala watake wong suka, nyuda prayitaning batin.
Jadikanlah sebagai tirakatmu, mengurangi makan dan tidur,
dan janganlah berfoya-foya, pakailah seperlunya tidak berlebihan,
sifat berfoya-foya tidak baik, akan membawa ketidaksadaran diri.
Dalam bait ini, beberapa kata yang digunakan oleh pengarang perlu pengupasan lebih dalam yaitu pada lakunireku yang berarti tindakan atau
clxvii perbuatan. Laku juga berarti tirakat prihatin. Beberapa hal yang harus
dilakukan untuk menjadikan diri lebih tenang dan memperoleh pencerahan, dalam masyarakat Jawa terdapat istilah cegah dhahar lawan
guling, mengurangi makan dan tidur. Hal itu dilakukan dengan cara terus- menerus.
Dalam baris berikutnya terapat kata prayitaning yang berasal dari kata prayitna. Prayitna berarti waspada dan hati-hati. Manusia diciptakan
untuk hidup bersosial, artinya membaur dengan msayarakat. Dalam berkomunikasi dengan individu lain harus waspada dan berhati. Harus bisa
mengendalikan diri terhadap hal-hal yang bisa merusak kekpribadian misalnya suka berfoya-foya atau menghambur-hamburkan apa yang
dimiliki. Pada saat ini cukup banyak tersedia berbagai jenis makanan yang apabila
tidak hati-hati
mengkomsumsi akan
menimbulkan ketidakseimbangan tubuh yang bisa mendatangkan penyakit. Selain itu
juga tidur yang berlebuhan juga akan menimbulkan efek yang tidak baik. Pada bait tembang di atas memberikan ajaran untuk mengendalikan diri
agar tidak lupa dan selalu ingat terhadap kewajiban sebagai umat manusia bahwa semua hal yang ada merupakan pemberian dari Tuhan.
3. Berperilaku Sabar dan Hati-hati