Nilai Pendidikan Moral yang Terkandung dalam Serat Wulangreh

cliv memperkonkret kata-kata, maka pembaca seolah olah melihat, mendengar atau merasa apa yang dilukiskan oleh penyair. Dengan demikian pembaca terlibat penuh secara batin dalam puisi. Baris-baris tembang Dhandhanggula berikut yang menunjukan kata konkret: Nanging yen sira nggugurukaki, amiliha manungsa kang nyata, ingkang becik martabate, sarta kang wruh ing kukum, kang ngibadah lan kang wirangi, sokur oleh wong tapa, ingkang wus amungkul, tan mikir pawehing liyan, iku pantes sira guronana kaki, sartane kawruh ana Wr.t. Dh.b.4 Apabila anda berguru, pilihlah manusia yang benar, yang baik martabatnya, serta mengerti hukum, suka beribadah dan tirakat, sukur mendapatkan petapa, yang bertawakal, tidak memikir balasan orang, kepadanyalah pantas berguru, untuk mendapatkan ilmu. Untuk memperjelas gambaran jiwa pengarang tentang seorang guru baik, pengarang memperjelas dengan penggunanaan kata-kata yang konkret. Beberapa ukuran untuk memilih seorang guru, pengarang menyebutkan kriteria-kriteria yang jelas, dan menggambarkan kepada pembaca untuk memperoleh seorang guru seperti tersebut di atas.

3. Nilai Pendidikan Moral yang Terkandung dalam Serat Wulangreh

Karya Sri Susuhunan Pakubuwana IV clv Serat Wulangreh karangan Sri Susuhunan Pakubuwana IV di Surakarta, mengandung ajaran budi pekerti yang merupakan warisan dan memiliki nilai yang tinggi dalam kesastraan estetika ataupun isinya yang cukup berbobot. Isi dari serat Wulangreh salah satunya mengandung nilai-nlai pendidikan yang bisa diambil manfaatnya.

a. Nilai Pendidikan Moral yang Membahas Hubungan Manusia dengan

Tuhan dalam Serat Wulangreh 1. Pengakuan adanya kekuasaan Tuhan Nilai pendidikan Ketuhanan yang terdapat pada Serat Wulangreh tercantum pada Tembang Maskumambang bait 19 dan 20 berikut: Kaping lima dununge sembah puniki, mring Gusti kang murba, ing pati kalawan urip, miwah sandhang lawan pangan. Sembah yang kelima yaitu, Sembah kepada Tuhan Yang mencipta, hidup dan mati, juga sandang dan pangan. Tembang di atas menjelaskan tentang lima hal yang harus wajib dihormati sembah. Salah satunya yaitu sembah kepada Tuhan. Manusia sebagai mahkluk ciptaan Tuhan wajib menyembah kepada Tuhan. Istilah mempersembahkan berarti memberi sesuatu. Dalam agama atau ajaran kepercayaan terdapat istilah sembahyang berarti mempersembahkan sesuatu kepada Allah, kepada Tuhan. Doa-doa yang dipanjatkan atau diamalkan merupakan sembah. Perlu disadari bahwa manusia harus sadar akan hidup clvi dan mati, karena semua itu telah ada yang menciptanya yaitu ‘Gusti kang murba ing pati kalawan urip’ ‘Gusti Yang mencipta hidup dan mati’. Ajaran tembang di atas menjelaskan konsep Ketuhanan yang memberikan ajaranperintah untuk menyembah kepada Tuhan, wujud dari sembah bisa berupa ucapan rasa syukur, menerima segala apa yang diberikanNya, doa- doa. Pada bait berikutnya juga menjelaskan tentang konsep Ketuhanan, yang bisa di lihat pada bait 20 tembang Maskumambang di bawah ini: Wong ing dunya wajib manuta ing Gusti, lawan dipun awas, sapratingkah dipun esthi, aja dupeh wus awirya. Orang hidup di dunia harus tunduk pada Tuhan, dan hendaklah waspada, terhadap tingkah lakunya, jangan membanggakan kedudukan yang tinggi. Pada bait tembang di atas, dijelaskan tentang perintahajaran untuk tunduk dan patuh kepada Tuhan, seperti yang tertera pada baris pertama yang berbunyi ‘Wong ing dunya wajib manuta ing Gusti’ orang hidup di dunia harus tunduk dan patuh kepada Tuhan. Pada bait tersebut jelas menyebutkan tentang hakikat ketuhanan, yaitu manusia harus eling dan ngrumangsani bahwa dirinya adalah makhluk yang lemah. Dengan pemberianNya wajib bersyukur dan mensyukuri semua yang ada, baik pangkat, kedudukan. Pada baris keempat disebutkan ‘aja dupeh wus awirya’ ‘jangan membanggakan kedudukan yang tinggi’. Wirya Baoesastra Djawa berarti kuasa, luhur, atau mulya. Pada bait tembang disini bisa diartikan sebagai kedudukan yang tinggi clvii kuasa. Ajaran yang terdapat dalam tembang tersebut berupa perintah untuk selalu eling kepada Tuhan, atau jangan lupa kepada Tuhan karena kedudukan atau pangkat. Pernyataan tersebut mempertegas bahwa manusia harus selalu ingat kepada Tuhan atas apa yang dierolehnya karena semua itu merupakan pemberianNya.

2. Patuh dan Tunduk kepada Tuhan