clxii wangi’. Bakul lenga wangi diibaratkan sebagai orang yang berperilaku
baik. Pada bait tembang di bawah ini juga memaparkan tentang pergaulan:
Nadyan asor wijilipun, yen kalakuane becik,
utawa sugih carita, carita kang dadi misil,
iku pantes raketana, darapon mundhak kang budi.
Meskipun dari kalangan bawah, tetapi jika perbuatannya baik,
atau kaya akan cerita, cerita yang berguna,
maka dekatilah, supaya kamu bertambah ilmu.
Berdasarkan kutipan tembang di atas, orang berperilaku yang baik, orang yang kaya cerita, cerita yang berguna, diharapkan bergaul dengan
orang tersebut dapat menambah ilmu. Pengarang memberikan nasehat atau perintah untuk dapat selektif dalam memilih teman. Jika seseorang
memiliki orientasi untuk tumbuh dan berkembang ke arah perilaku yang tidak melanggar aturan atau norma dalam masyarakat maupun negara
maka bergaulah dengan orang yang berperilaku tersebut di atas. Konsep pergaulan atau tata cara bergaul yang baik yaitu ‘kalakuane becik, utawa
sugih carita’ ‘berkelakuan baik dan kaya cerita’. Hal itu akan membawa kepada kebaikan dalam kehidupan pribadi dan masyarakat.
3. Menghormati Sesama
Nilai ini dipaparkan pada bait 8, 9 tembang Maskumambang:
clxiii Ingkang dhingin rama ibu kaping kalih,
marang maratuwa, lanang wadon kang kaping tri,
ya marang sadulur tuwa.
Pertama kepada ayah-ibu kedua, kepada mertua,
suami istri ketiga, kepada saudara tua.
Pendidikan hormat-menghormati penting sekali ditanamkan untuk kelangsungan hidup yang tenang dan tenteram. Bisa diterima oleh keluarga
maupun sesama. Dalam hubungan sosial dengan orang lain perlu diterapkan komunikasi yang baik. Untuk bisa menjalin komunikasi yang baik
diperlukan adanya sopan santun dari lingkungan lingkungan keluarga yang utama. Dari tembang di atas memberikan nasehat tentang adanya
penghormatan atau sembah. Sembah berarti tanda bukti baktinya kepada pihak yang lebih tinggi kedudukannya dengan sarana mengepalkan tangan
yang dilekatkan pada hidung atau jidat. Dalam istilah Jawa dikenal dengan ‘sembah lelima’ lima hal yang patut dihormati. Pada bait tersebut
disajikan kepada siapa saja yang patut dihormati, pada baris pertama disebutkan sembah kepada orang tua. Sembah kedua kepada mertua,
mereka patut kita hormati karena memberikan kenikmatan dan kegembiranaan hal ini sesuai dengan bait13 tembang Maskumambang yang
berbunyi ‘aweh rasa ingkang nyata’ ‘memberikan rasa yang sejati’. Rasa yang telah menaburkan benih keturunan atau bersaudara. ketiga kepada
saudara tua. Saudara tua harus dihormati karena kelak akan menggantikan orang tua yang telah meninggal.
clxiv Pada bait berikutnya yaitu disebutkan:
Kaping pate ya marang guru sayekti Sembah yang keempat yaitu kepada guru,
Pada bait di atas disebutkan tentang ajaran hormat-menghormati terhadap keluarga dan orang lain yang telah memberikan pengorbanan yang
besar untuk diri pribadi, yaitu hormat kepada guru. Guru wajib dihormati karena memberikan petunjuk hidup yang sempurna hingga akhir hayat,
tidak hanya itu guru juga memberikan nasihat serta arahan apabila seseorang sedang kesusuhan. Sri Pakubuwana IV memberikan pesan pada
bait di atas karena keinginannya untuk bisa memperoleh ilmu harus berguru, dan untuk memperoleh kesempurnaan hidup.
c. Nilai Pendidikan Moral yang Membahas Hubungan Manusia dengan Diri Pribadi dalam Serat Wulangreh
1. Kepemimpinan