clxxxviii
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, serta temuan penelitian dari Serat Wulangreh, maka peneliti mencoba menarik kesimpulan yaitu dalam
menciptakan suatu karya sastra berupa serat, pengarang
tidak hanya
menyusun kata-kata tanpa memberikan isi atau maksud yang mendasari diciptakannya suatu karya sastra:
1 Tema yang ada pada Serat Wulangreh,
menurut analisis
peneliti dapat diuraikan sebagai berikut: 1 Ajaran untuk memilih guru,
yaitu ajaran untuk memilih seorang guru pilihlah pilihah guru yang benar-benar
baik martabatnya dan mengerti hukum, semuanya untuk memperoleh kesempurnaan hidup, 2 Kebijaksanaan dan bergaul, yaitu bergaul dengan
sesama tidak harus memilih, memandang dari pangkat dan jabatannya
3 Kepribadian, yaitu dalam membina
perilaku khususnya
bersama dengan sesama manusia hendaknya memiliki kepribadian
yang baik dilakukan dengan sikap yang sabar, lembut, dan berhati-hati, teliti dalam perbutan, dan harus waspada 4 tata krama, yaitu Manusia
diciptakan sebagai makhluk individu dan sosial. Manusia dalam
bermasyarakat hendaknya memperhatikan tata krama dan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat, hal itu perlu dilakukan untuk menjaga
keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. 5
Ajaran
17 2
clxxxix menghormati keluarga, yaitu manusia dilahirkan di dunia, dengan lantaran
kedua orang tua yang telah meberikan ajaran, pendidikan yang berguna sehingga wajib dihormati. Selain itu kepada mertua, saudara, dan guru
juga harus dihormati 6 ajaran Ketuhanan, yaitu manusia hidup di dunia harus patuh dan berserah diri kepada Allah, karena merupakan Dzat Yang
Maha Tinggi dan Maha Kuasa. 7 ajaran berbakti kepada pemerintah, Orang yang bekerja pada instansi atau lembaga tertentu wajib menjalankan
tugasnya sesuai dengan kewajiban, hal-hal yang ditugaskannya 8 pengendalian diri, yaitu pengendalian diri dilakukan dengan cara prihatin,
yaitu mengurangi makan, minum berpuasa, menahan nafsu. Semua hal tersebut di atas makan, minum, nafsu adalah kenikmatan hidup.
2 Nilai estetika karya sastra bentuk puisi dapat diuraikan juga dalam struktur
fisik yang membangun struktur luar puisi. Keindahan bahasa dan sastra pada puisi tradisional adanya ritma dan rima serta bunyi bahasa menambah
keindahan dalam puisi tradisional salah satu Adanya purwakanthi swara, purwakanthi guru swara, dan purwakanthi lumaksita. Pemahaman tentang
diksi Pemilihan kata, aliterasi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif, dan metrum terdapat dalam serat Wulangreh menambah
keindahan dalam tembang. 3.
Nilai Pendidikan moral yang terdapat dalam Serat Wulangreh meliputi: Nilai dalam karya sastra berupa ajaran, pesan, dan nilai-nilai kehidupan
yang dapat digunakan sebagai bahan piwulang ajaran. Nilai pendidikan moral yang ada pada serat Wulangreh
meliputi 1 nilai moral yang
cxc hubungan antara manusia dengan Tuhan meliputi berserah diri kepada
Tuhan, patuh kepada Tuhan, pengakuan adanya kekuasaan Tuhan, berserah diri kepada Tuhan, bertaubat kepada Tuhan, bersyukur atas
nikmat Tuhan, selalu berdoa kepada Tuhan, memohon kepada Tuhan, 2 nilai pendidikan moral hubungannya antara manusia dengan sesama
meliputi ajaran memilih guru, berhati-hati dalam bergaul, pergaulan, tata karma, penghormatan, penghormatan kepada Tuhan, mengabdi kepada
pemerintahan, kekeluargaan, keutuhan keluarga, rajin mencari ilmu, memberikan nasihat kepada yang muda, menghormati sesama, bersikap
hati-hati dalam berkomunikasi, menghormati orang tua, 3 nilai
pendidkan moral hubungannya antara manusia dengan diri pribadi meliputi ajaran tentang pengendalian diri, mengendalikan diri untuk tidak sombong,
rajin dalam bekerja, berhati-hati dalam bertingkah laku, ajaran kejiwaan, mawas diri dan hati-hati, kemantapan dalam mencari ilmu, berperilaku
yang baik, 4 nilai keagamaan meliputi pengakuan adanya kitab masing- masing agama, sumber-sumber hukumagama Islam, melaksanakan sholat
lima waktu, menjalankan rukun Islam, mengetahui perjuangan para wali, mempercayai adanya kehidupan setelah kehidupan dunia.
4. Persamaan dan perbedaan pada serat Wulangreh dan serat Wedhatama,
pada naskah keduanya yaitu tentang isi serat yang yang menguraikan tentang ajaran budi pekerti yang luhur, dan keduanya merupakan karya
pujangga besar di masyarakat Jawa, adanya ajaran tentang sembah penghormatan. Perbedaan pada kedua serat di atas bahwa ajaran pada serat
cxci Wulangreh merupakan ajaran tentang tata kaprajan ‘ajaran tentang serat
wulangreh merupakan ajaran tata kaprajan ‘ajaran tentang perintah memberikan pengajaran untuk mencapai keluhuran hidup, ajaran pada
serat Wedhatama merupakan ajaran tentang ilmu keutamaan atau keluhuran hidup. Ajaran sembah pada serat Wulangreh berupa ajaran
tentang sembah lelima, ajaran sembah pada serat Wedhatama berupa sembah catur.
B. Implikasi