Tema kekeluargaan KAJIAN TEMA, NILAI ESTETIKA, DAN PENDIDIKAN DALAM SERAT WULANGREH KARYA SRI SUSUHUNAN PAKUBUWANA IV

cv manusia akan dihargai dan dihormati karena kata-kata yang diucapkannya. Dari pernyaatan di atas agar manusia selalu berhati-hati dalam tindakan dan lisannya dalam rangka untuk mencari kesempurnaan hidup. Apabila tidak berhati-hati dalam ucapan akan mengakibatkan turunnya harkat dan martabat sebagai manusia, dengan alasan semakin banyak menghina seseorang akan membuat diri pribadi dijauhi oleh manusia disekitar dan masyarakatnya. Pakubuwana IV memberikan ajaran kepada keluarga dan kalangan kerajaan untuk selalu bisa menghargai hasil karya dari orang lain.

9. Tema kekeluargaan

Tema ini terdapat pada tembang Pucung bait 2 berikut: Den budia kapriye ing becikipun, aja nganti pisah, kumpula kaya enoma, enom kumpul tuwa kumpul kang prayoga, Usahakan bagaimana baiknya, jangan sampai pisah, kumpul seperti mudanya, muda bersatu tuanyapun bersatu itu yang utama, Selanjutnya, pada bait 4 tembang pucung juga menunjukan bahwa tema tersebut merupakan tema kekeluargaan, pernyataan tersebut dapat dilihat bait berikut: Wong sadulur nadyan sanak dipunrukun, aja nganti pisah, ing samubarang karsane, padha rukun dinulu teka prayoga, Bersaudara meskipun bukan sanak bukan saudara dekat, hendaklah bersatu, jangan sampai retak, cvi jika dalam aktivitas bersatu rukun dilihat akan baik. Pernyataan di atas memberikan ajaran untuk hidup rukun dengan sanak saudara. Pernyataan tersebut digambarkan pada kehidupan waktu muda yang selalu kumpul dan rukun dengan harapan bahwa pada usia tua tetap rukun raket. Untuk menjaga keutuhan suatu keluarga harus selalu menjaga dan saling menghormati dalam segala hal. Nilai ajaran tersebut digambarkan bahwa suatu keluarga hendaknya jangan sampai terpecah belah, karena akan menyebabkan perpecahan dalam hubungan keluarga yang bisa berimbas kepada rakyatnya. Pada bait 13 tembang Pucung juga memberikan indikator tentang kekeluargaan: Pernyataan tersebut bisa dilihat pada bait 13 tembang Pucung berikut: Pan sadulur tuwa kang wajib pitutur, marang kang taruna, kang anom wajibe wedi, sarta manut wuruke marang sadulur tuwa. Saudara tualah yang wajib memberi nasehat, kepada yang muda, yang muda seharusnya takut, serta mengindahkan nasehat saudara tua. Hidup rukun bisa terwujud dengan cara keluarga yang tua memberikan contoh atau nasehat yang baik terhadap yang muda, sebaliknya orang yang lebih muda hendaklah mengetahui atau menghormati yang lebih tua. Ajaran yang terkandung dalam bait tersebut adalah kewajiban orang tua atau pihak yang lebih tua untuk mengajarkan atau memberi nasehat kepada orang yang lebih muda. cvii

10. Tema keselamatan