Bila diperhatikan maka dapat disimpulkan bahwa satelit berhubungan dengan predikasi, dalam hal ini predikasi inti. Satelit ini secara nyata berisi terma yang
mengacu pada satu tempat tertentu. Namun demikian, satelit lebih bersifat periferal bila dibandingkan dengan argumen. Ini berarti bahwa kehadiran satelit cenderung
bersifat manasuka.
3.3 Perikeadaan
Perikeadaan diterjemahkan dari istilah the state of the affair. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan perikeadaan, Dik yang disunting oleh
Hengeveld 1997a mengatakan sebagai berikut: The nuclear predication as a whole designates a set of States of Affairs SoAs, each
member of the set being defined by the particular property or relation designated by the predicate. The term State of Affairs is here used in the wide sense of
conception of something which can be the case in some world,
Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa perikeadaan berhubungan dengan predikasi inti karena predikasi inti menunjukkan seperangkat perikeadaan. Perangkat
ini ditentukan oleh jenis ciri atau relasi yang dimiliki oleh predikat. Perikeadaan diartikan sebagai “konsepsi tentang sesuatu yang terjadi di dunia”. Oleh sebab itu,
perikeadaan bisa merupakan entitas, peristiwa, kejadian, situasi, suasana, yang diperoleh yang digambarkan oleh predikasi inti. Menurut Dik dan Hengeveld 1997a:
79 fungsi semantis memberitahu kita peran apa yang dimiliki oleh entitas argumen dalam perikeadaan yang ditetapkan oleh predikasi.
Perikeadaan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis. Pembagian ini didasarkan pada nilai yang dimilikinya menurut parameter semantik. Parameter ini
Universitas Sumatera Utara
bersama nilainya menentukan pengelompokan semantis Perikeadaan. Dalam TBG digunakan lima parameter semantik untuk tipologi Perikeadaan, yang meliputi
kedinamisan, telisitas, pungtualitas, pengendalian, dan pengalaman. Dari segi kedinamisan maka diperoleh dua tipologi, yaitu: i Perikeadaan yang dinamis dan
statis, dan ii Perikeadaan yang terkendali dan tak terkendali. Perikeadaan yang dinamis berkaitan dengan semantik peristiwa dan perikeadaan statis terkait dengan
semantik situasi, seperti contoh di bawah ini. 1.
Dia bekerja dinamisperistiwa
2. Dia sakit
statissituasi 3.
Dia membuka pintu itu dinamisperistiwaterkendali
4. Pintu itu terbuka
dinamisperistiwatak terkendali Perikeadaan mempunyai tipologi yang didasarkan pada kehadiran atau ketidak
hadiran ciri semantis tertentu. Misalnya, perikeadaan yang bersifat statis berbeda dengan yang dinamis dari segi kehadiran ciri [statis] ataupun ciri [dinamis], seperti
contoh 1 dan 2 di atas. Karena kedua ciri ini bersifat polaritas maka tidak ada perikeadaan yang mempunyai kedua ciri ini sekaligus. Selanjutnya ciri semantis
dinamis ini masih dimungkinkan untuk dibedakan kembali berdasarkan ciri semantis yang lebih khusus lagi.
Perikeadaan bisa dikelompokkan ke dalam Perikeadaan yang Situasi dan Perikeadaan yang Peristiwa karena Situasi dan Peristiwa dibedakan dalam Tata
Bahasa Fungsional. Perikeadaan situasi bersifat statis dan Perikeadaan peristiwa cenderung besifat dinamis. Kemudian, Situasi dan Peristiwa yang [–telik] tidak akan
Universitas Sumatera Utara
pernah mempunyai ciri [+pungtual]. Ini juga berarti bahwa apabila satu predikasi mempunyai ciri [+telik] atau [–telik] berarti predikasi itu mempunyai ciri [+dinamis].
Sementara itu, predikasi yang mempunyai ciri [–pungtual] atau [+pungtual] berarti predikasi itu bersifat [+telik].
Perikeadaan ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.3 Perikeadaan +pungtual
+telik +dinamis: peristiwa
-pungtual Perikeadaan
-telik -dinamis: situasi
3.4 Tata Bahasa Wacana Fungsional