Pembahasan Predikasi Inti dalam Bahasa Angkola

menunjukkan perikeadaan yang berbeda berdasarkan ciri atau relasi yang berbeda yang dimiliki oleh terma yang berbeda, yaitu ulukku dan balon i. Subjek ulukku dan balon i mempunyai fungsi semantis yang sama, yaitu Pos Pemosisi, Posisioner tetapi mempunyai ciri semantis yang berbeda [+kendali] atau [–kendali].

5.3 Pembahasan

Titik pusat dari struktur klausa dasar dibentuk melalui predikasi. Seperti yang sudah disebut sebelumnya predikasi terdiri atas predikasi inti, predikasi pokok, dan predikasi perluasan. Dalam bagian pembahasan hasil penelitian ini, dibahas bagaimana pembentukan predikasi inti dari predikat dan bagaimana predikasi inti dikembangkan menjadi predikasi pokok dan predikasi perluasan. Selain itu, bagian pembahasan juga akan mendiskusikan bagaimana pembentukan predikasi inti menunjuk pada seperangkat perikeadaan situasi predikasi. Perikeadaan sering didefinisikan sebagai “konsepsi tentang sesuatu yang menjadi keadaan tertentu dalam duniawi tertentu”.

5.4 Predikasi Inti dalam Bahasa Angkola

Predikasi inti adalah penerapan terma yang sesuai terhadap satu predikat tertentu. Penerapan terma harus sesuai dengan hakikat sebuah predikat, apakah predikat itu menunjukkan ciri atau hubungan relasi tertentu. Pada dasarnya, predikat verbal dalam predikasi inti menunjukkan relasi. Dalam data 141 dan 142 berikut, masing-masing predikat mardalan dan marnyae menunjukkan relasi dua arah dan Universitas Sumatera Utara relasi satu arah. Pada data 141 verba mardalan menunjukkan relasi dua terma atau entitas dalam predikasi inti, yaitu si Tigor dan tu poken. Sementara pada data 142 verba marnyae menunjukan relasi verba tersebut dengan hambeng. Predikasi inti berpredikat verbal: 141 Mardalan si Tigor tu poken. berjalan PART-si Tigor ke pasar ‘Tigor berjalan ke pasar.’ 142 Marnyae hambeng i. sakit kambing itu ‘Kambing itu sakit.’ Dalam bahasa Angkola, predikat non-verbal seperti nominal, adjektival, dan adposional dalam predikasi inti sebagian besar menunjukkan ciri walaupun beberapa di antaranya ditemukan menunjukkan relasi. Pada beberapa data di bawah ini, kelihatan bahwa predikat dalam predikasi inti menunjukkan ciri. Predikasi inti berpredikat nominal: 143 Sere do on. emas PART ini ‘Ini adalah emas’ Universitas Sumatera Utara 144 On ma borutta. ini PART anak perempuan-kita ‘Inilah anak perempuan saya’ Predikasi inti berpredikat adjektival: 145 Jeges baju nia. bagus bajunya ‘Bajunya cantik’ 146 Malo ho markoum. pandai kamu berfamili ‘Kamu harus pandai membawakan diri pada famili’ Predikasi inti berpredikat adposisional: 147 Di son ma hita. di sini PART kita ’Kita di sini saja’ 148 Di saba an do ia. di sawah sana PART dia ‘Dia berada di sawah’ Data di atas mengandung predikat verba pada data 141 dan 142, predikat nomina pada data 143 dan 144,predikat adjektiva pada data 145 dan 146, predikat adposisional pada data 147 dan 148. Predikat ini pada umumnya menempati posisi awal klausa dalam bahasa Angkola. Dari segi posisi predikat dalam Universitas Sumatera Utara predikasi inti dapat dikatakan bahwa bahasa Angkola secara tipologis termasuk ke dalam bahasa predikat pertama. Dari data di atas predikasi inti dapat juga digambarkan sebagai berikut ini: mardalan si Tigor tu poken marnyae hambeng i sere do on on ma borutta jeges baju nia malo ho markoum di son ma hita di saba an do ia Dari data ini dapat dijelaskan bahwa struktur predikasi inti ditentukan oleh valensi kombinasi yang memungkinkan dari unsur predikat, yaitu predikat verbal, nominal, adjektival, adposisional. Semua predikat ini merupakan bagian dari leksikon. Dalam TBF tidak dikenal predikat abstrak sehingga semua predikat adalah bentuk yang muncul dalam ungkapan atau tuturan bahasa. Dengan demikian, bagi predikasi berpredikat nonverbal di bawah ini terdapat predikat nonverbal seperti nominal, adjektival, dan preposisi atau adposisi. Dalam kerangka tata bahasa lain hal ini diperlakukan berbeda dengan menganggap bahwa pada struktur dasar semua bahasa terdapat predikat verba yang kadang-kadang berujud dan kadang-kadang abstrak. Universitas Sumatera Utara sere do on on ma borutta jeges baju nia malo ho markoum di son ma hita di saba an do ia Seperti yang disebutkan pada bagian sebelumnya di atas, di antara temuan dari analisis data yang dilakukan, hasil analisis menunjukkan bahwa bahasa Angkola mempunyai beberapa predikat dan kerangka predikat yang berbeda. Predikat bergabung dengan terma argumen ataupun terma satelit untuk membentuk predikasi. Bagian 5.5 berikut ini mencoba membahas predikat bahasa Angkola dan selanjutrnya bagian 5.8 membahas kerangka predikat.

5.5 Predikat dalam Bahasa Angkola