Predikasi Perluasan Bahasa Angkola

mardalan [V] x 1 : animataFo IMPR E i : [X i : [mardalan [V] d1x i : motor [N]FoSubj]

5.11 Predikasi Perluasan Bahasa Angkola

Predikasi perluasan mencakup perluasan entitas yang menjadi terma dalam predikasi inti ataupun predikasi pokok. Perluasan juga dapat terjadi pada satelit selain pada terma. Pada 293 mai soban merupakan perluasan predikat kehe sehingga perluasan ini menempatkan mai soban sebagai terma predikasional. Bentuk mai soban sendiri mempunyai satu kerangka predikat tersendiri. 292 [kehe si Tigor tu Aek Sulum] predikasi inti 293 [ma kehe si Tigor mai soban tu Aek Sulum nattuari] predikasi perluasan Pada data 294 dan 295 perluasan predikasi juga terjadi pada predikat verba. Dalam kedua data terdapat dua kerangka predikat verba sehingga berubah menjadi predikasi perluasan predikasional. Artinya, predikat dalam predikasi inti diperluas dengan predikat lainnya, yaitu mangandung-andung dan manjalaki. 294 Baru tangis mangandung-andung ma halahi sude. kemudian menangis tersedu PART mereka semua ‘Mereka semua kemudian menangis tersedu-sedu’ Universitas Sumatera Utara tangis [V] x 1 : animataAg mangandung-andung [V] x 1 : animataAg 295 Kehe ma halahi manjalaki bayu on. pergi PART mereka mencari anyaman ‘Mereka pun pergi mencari bahan anyaman’ kehe [V] x 1 : animataAg x 2 Dir manjalaki [V] x 1 : animataAg x 2 Go 296 Na diboto ia na madung marbagas si Butet. Neg tahu dia PART Asp berumah-tangga si Butet ‘Dia tidak mengetahui bahwa si Butet sudah berumah tangga’ diboto [V] x 1 : animataAg XGo 297 Disapa ia si Togar sanga madung mangan do ia. ditanya dia si Togar apakah sudah makan PART dia ‘Dia bertanya pada si Togar apakah dia sudah makan’ disapa [V] x 1 : animataAg EGo Pada data 296 dan 297 terma kompleks mengalami perluasan proposisi dan perluasan klausa. Kedua perluasan ini masing-masing diberi tanda X dan E. Dalam TBF keduanya termasuk entitas tingkat tinggi. Perbedaan terma yang digunakan dalam predikasi perluasan ini dapat digambarkan dalam Bagan 5.4. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.8. Terma untuk entitas tingkat yang lebih tinggi TIPE TERMA STRUKTUR terma predikasional e: [predikasi] terma proposisional X: [proposisi] terma klausal E: [klausa] Selain data-data yang diberikan di atas, berikut ini diberikan data-data yang menggambarkan proses perluasan predikasi. Pada data 298 predikasi inti menggunakan predikat dosdos. Predikat ini diperluas dengan predikat lainnya manjurur. Selanjutnya dapat diamati pada data ini bahwa argumen Lokasi di tano i diperluas dengan struktur terma baru, yaitu sahinggo nadong tano na so tartutupi. Dalam TBF, data bahasa Angkola seperti ini dapat dikelompokkan ke dalam terma satelit. Hal yang sama juga dapat dilihat pada data 299. Di sini argumen abit mendapat perluasan. Bagian data yang dicetak miring memberikan keterangan pada argumen tersebut. Keterangan ini merupakan satelit dalam struktur predikasi perluasan. 298 Parginjang na dosdos manjurur di tano i, sahinggo nadong tano na so tartutupi. tingginya serupa menjalar di tanah itu, sehingga tidak ada tanah yang tidak tertutupi ‘Tingginya sama menjalar di tanah itu, sehingga semua tanah Universitas Sumatera Utara tertutupi’ dosdos [A] x 1 ∅ 299 Abit i pe leng hadang ma i di abara i, jadi ulos hatiha modom. kain itu tetap tersandang di pundaknya, jadi selimut ketika tidur ‘Kain tetap tersandang di pundaknya, menjadi selimut ketika dia tidur’ hadang [A] x 1 ∅

5.12 Perikeadaan dalam Predikasi Bahasa Angkola