4.4 Teknik Pengumpulan Data
Karena data penelitian ini terdiri dari dua jenis, maka peneliti harus mengambil langkah-langkah dan menggunakan alat bantu tertentu sebagai instrumen
kunci. Untuk data lisan, peneliti menggunakan alat perekam Handycam untuk merekam acara adat perkawinan dan Tape-recorder untuk merekam cerita lisan
dongeng . Sutopo 2006:83 menyatakan alat kamera foto, video dan tape recorder sering digunakan dalam penelitian kualitatif karena sangat membantu dalam
pengumpulan data terutama untuk memperjelas deskripsi berbagai situasi dan perilaku subjek yang diteliti. Kedua sumber data ini direkam mulai dari awal hingga
selesainya acara atau cerita. Selain itu, dalam pelaksanaannya peneliti juga menggunakan teknik dasar simak dengan teknik lanjutan simak catat. Pengumpulan
data adalah berupa percakapan antara peneliti dengan informan, dalam penyadapan peneliti dapat menggunakan teknik catat. Mahsun 2005:90. Simak catat ini
dilakukan untuk membantu peneliti dalam proses pentranskripsian kalimat-kalimat yang dihasilkan dalam acara dan dongeng tersebut.
Perekaman hanya dilakukan pada dua kecamatan, yaitu Kecamatan Batang Onang dan Kecamatan Dolok. Pada kecamatan lainnya hanya dilakukan wawancara
untuk memverifikasi data yang diperoleh dari perekaman dan dari teks tulisan. Verifikasi juga dilakukan terhadap data intuitif yang berasal dari peneliti sendiri
sebagai penutur asli bahasa Angkola. Pada pengumpulan data tulisan, peneliti menggunakan teknik kajian
dokumen. Dengan teknik ini peneliti mengumpulkan data atau informasi dengan cara
Universitas Sumatera Utara
membaca hasil-hasil tulisan yang telah diterbitkan. Sarwono 2006:225 menyatakan bahwa peneliti dalam mengumpulkan data dapat membaca surat-surat, pengumuman,
iktisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya. Ia melanjutkan bahwa peneliti melalui dokumen-dokumen tersebut dapat mengenal
budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh obyek yang diteliti. Data-data tulis ini kemudian dipisahkan menurut klausa-klausanya karena kerangka predikat akan
terlihat di dalam klausa-klausa. Selain kedua teknik tersebut, data-data yang telah dikumpulkan dan
dipisahkan berdasarkan klausanya kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Langkah tersebut pertama dilakukan secara literal dan selanjutnya
diterjemahkan secara idiomatik atau sesuai dengan kaidah dan kealamiahan bahasa Indonesia. Penerjemahan ini dilakukan untuk mempermudah proses penganalisisan
unsur-unsur predikasi bahasa Angkola.
4.5.Teknik Analisis Data
Dalam penganalisisan data kualitatif terdapat tiga langkah utama yang dilakukan yaitu 1 mereduksi data berarti melakukan penyuntingan terhadap data,
misalnya dengan cara membuang bagian-bagian yang dianggap tidak perlu bagi penelitian, 2 menampilkan data bermakna penyusunan data agar mudah dalam
[proses penarikan kesimpulan, dan 3 menarik kesimpulan. Miles dan Huberman, 1994 dalam Sarwono, 2006. Dalam penelitian ini tidak dilakukan penampilan data
Universitas Sumatera Utara
karena biasanya pada tahap ini data-data ditampilkan dalam bentuk-bentuk bagan ataupun grafik.
Tahapan analisis data didasarkan pada model Tata Bahasa Fungsional yang dibahas pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Menunjukkan konstruk analisis yang dilakukan pada
kajian ini. Konstruk analisis yang digunakan di sini didasarkan pada konsep dan teori Tata Bahasa Fungsional yang dikembangkan oleh Simon C Dik, Hoekstra, Givon
.Konstruk ini disusun dari uraian yang telah diberikan pada bagian telaah tinjauan pustaka. Kerangka model ini diuraikan sebagai berikut:
Gambar 4.1 Konstruk Analisis Kerangka Predikasi Sintaksis Bahasa Angkola
KERANGKA PREDIKASI SINTAKSIS BAHASA ANGKOLA
Teori Tata Bahasa Fungsional, Simon C Dik 1978, Hoekstra1983, Givon 1984
Bagaimanakah unsur predikat
dalam bahasa Angkola?
Bagaimanakah kerangka
predikat bahasa
Angkola? Bagaimanakah
daya ikat predikat
terhadap unsur-unsur
lainnya dalam predikasi
bahasa Angkola
Bagaimanakah predikasi
bahasa Angkola?
Bagaimanakah hubungan
predikasi dengan Perikeadaan?
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian, data-data bahasa Angkola yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dianalisis dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Data-data lisan yang telah ditranskripsi dan data tulisan akan dipisahkan ke
dalam klausa-klausa sebagai korpus penelitian 2.
Klausa-klausa tersebut kemudian digolongkan berdasarkan jenis predikat yang dimilikinya, sehingga diperoleh klausa berisikan predikat verba,
ajektiva, nomina, dsb. 3.
Setiap klausa akan diberi tanda mana bagian predikat, argumen, dan satelitnya. Bagian predikat diberi garis bawah, argumen dicetak tebal dan
satelit dicetak miring. 4.
Pada saat bersamaan jumlah argumen yang diikat oleh predikat verba dituliskan.
5. Setelah itu, ditentukan unsur-unsur apa saja yang dapat menjadi predikat
dalam bahasa Angkola. 6.
Menentukan posisi predikat dalam kalimat bahasa Angkola, yaitu dengan mencari kerangka utama dan kerangka pendukung. Kerangka utama adalah
kerangka predikat yang paling banyak muncul secara kuantitatif, dan sebaliknya kerangka pendukung adalah yang sedikit muncul. Sebagai contoh,
bila dalam kerangka predikat struktur Verba + Subjek adalah yang paling sering dipergunakan maka struktur inilah yang disebut sebagai kerangka
utama.
Universitas Sumatera Utara
7. Menentukan daya ikat predikat dalam klausa bahasa Angkola, yaitu seberapa
kuat daya ikat predikat terhadap argumen, dengan cara menghitung kecenderungan yang muncul. Hal ini akan ditentukan oleh banyaknya
argumen yang dapat diikat oleh verba. Selain itu, ditentukan juga jenis-jenis argumen yang dapat diikat oleh verba-verba tersebut secara kualitatif
8. Menentukan unsur satelit yang cenderung dipergunakan dalam klausa.
9. Menentukan kerangka predikat bahasa Angkola
4.5.1 Struktur Klausa
Teks bahasa alami sering dibagi menjadi unsur klausa dan unsur ekstra- klausa. Klausa secara tradisional mencakup klausa utama dan klausa terikat. Ekstra-
klausa adalah unsur di luar klausa yang tidak termasuk pada bagian klausa. Klausa diperikan berdasarkan struktur klausa dasar yang abstrak abstract underlying clauses
structure. Struktur ini dipetakan ke dalam bentuk aktual ekspresi linguistik yang sesuai melalui sistem kaidah ekspresi, yang secara skematis digambarkan seperti
berikut.
Struktur Klausa Dasar Kaidah Ekspresi
Ekspresi Linguistik
Universitas Sumatera Utara
Struktur klausa dasar merupakan struktur abstrak yang kompleks yang di dalamnya beberapa lapis atau tingkat susunan formal dan fungsional semantik
dibeda-bedakan.
KLAUSA tindak tutur
PROPOSISI fakta yang mungkin
PREDIKASI perikeadaan
PREDIKAT sifathubungan
TERMA entitas
Klausa dan Proposisi membentuk tingkat interpersonal sementara ketiga lainnya seperti predikasi, predikat dan terma berada pada tingkat representasional.
Tingkat interpersonal berada pada tataran permukaan atau struktur lahiriah sementara tingkat representasional berada pada tataran batiniah.
4.5.2 Predikat dan kerangka predikat
Seluruh predikat dari suatu bahasa disimpan di dalam leksikon. Predikat berada di dalam kerangka predikat. Kerangka predikat adalah struktur yang
menetapkan sifat-sifat atau ciri-ciri semantik dan sintaktik dasar predikat, seperti i kategori sintaksis, yaitu verba, nomina, adjektiva, ii jumlah argument, dan iii
fungsi semantik argument, yaitu Agent, Goal, Recipient, dan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Contoh kerangka predikat berikut menggunakan nomina: ayah, kehilangan, adjektiva: jauh, dan verba: mencium, memberikan.
1 ayah
N
x
1
∅ 1 kehilangan
N
x
1
Pos x
2
Go 2 jauh
A
x
1
∅ 3 mencium
V
x
1
Ag x
2
Go 4 memberikan
V
x
1
Ag x
2
Go x
3
Rec
Kerangka predikat dapat diperluas dengan satelit yang bersifat non-argumen. Fungsi semantik satelit adalah untuk menyatakan hubungan antara predikasi atau
proposisi dengan satelit. Fungsi semantik argumen adalah untuk menyatakan hubungan antara predikat dan argumen.
Contoh:
4 [memberikan
V
x
1
Ag x
2
Go x
3
Rec] ACTION y’Loc
Dalam penelitian ini digunakan beberapa konsep teoritis untuk kemudahan mendeskripsikan masing-masing unsur predikat. Dalam TBF, fungsi dibagi ke dalam
tiga jenis seperti yang terlihat pada Tabel 4.2:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.1. Deskripsi Fungsi dalam TBF
FUNGSI SINTAKTIS
PRAGMATIS SEMANTIS
Subj = Subject Subjek
Top = Topic Topik Ag = Agent Pelaku,
Agen
Obj = Object Objek Foc= Focus Fokus
Go = Goal Tujuan, Gol
GivTop = Given Topic Topik Lama
Rec = Recipient Penerima
NewTop = New Topic Topik Baru
Ben = Beneficiary Penguntung,
Termaslahat
Or = Orientation Orientasi
Circ = Circumstance Keadaan
ResTop = Resumed Topic Topik Berlanjut
Instr = Instrument Alat SubTop = Sub-topic
Subtopik Loc = Location
Tempat Man = Manner Cara
Temp = Time, Tempo Waktu
Dir = Direction Arah Proc = Processed
Terproses Fo = Force Tenaga
Po = Positioner Pemosisi, Posisioner
So = Source Sumber Comp = Company
Penyerta Exp = Experiencer
Pengalam Poss = Possessor
Pemilik Ref = Reference
Referensi, Perujukan ∅ = fungsi zero fungsi
kosong
Universitas Sumatera Utara
Kategori Sintaktis:
A = Adjectival Adjektival
N = Nominal Nominal
V = Verbal Verbal
Vf = Finite Verb Verba finit
Vi = Infinite Verb Verba infinit
Cl = Clitic klitik
PRO = Pronoun Pronomina PX
= Prepositional phrase Frase preposisional XP
= Postpositional phrase Frase postposisional SUB = Subordinate Clause Klausa terikat
Posisi:
S = Subject Position Posisi Subjek
O = Object Position Posisi Objek
V = Verb Position Posisi Verba
Pl = Clause initial Position Posisi Klausa-awal
P2 = Left-dislocation Position Posisi dislokasi kiri
P3 = Right-dislocation Position Posisi dislokasi kanan
X = Other Position Posisi lain
Kasus:
nom = nominative nominatif acc
= accusative akusatif
Universitas Sumatera Utara
erg = ergative ergatif
abs = absolutive absolutif
ag = agentive agentif
4.5.3 Terma dan pembentukan terma
Variabel yang menunjukkan argumen dalam kerangka predikat dan satelit bisa digantikan oleh bentuk-bentuk yang mendasari frasa nomina. Dua jenis terma
dibedakan: i terma dasar seperti pronominal persona, nama diri, kata tanya, dan ii terma turunan seperti buku saya, anak laki-laki itu, dan sebagainya. Terma turunan
dibentuk oleh predikat dengan tambahan operator terma.
Operator Terma:
d = takrif definite
i = tidak takrif indefinite
1 = tunggal singular
m = jamak jamak
Q = pertanyaan Interrogative
4.5.4 Predikasi
Predikat inti terdiri atas predikat dan terma. Terma merujuk pada entitas atau wujud yang ada di dunia. Predikat menandai sifat ciri atau hubungan di antara
Universitas Sumatera Utara
wujud-wujud tersebut. Predikasi inti secara keseluruhan menandai seperangkat perikeadaan, yang dapat dibagi ke dalam beberapa keadaan seperti di bawah ini.
Tabel 4.2. Perikeadaan.
+ dinamis - dinamis
+ kontrol
Aksi Johan mencium Jana
Posisi Jana berada dalam pelukan
Johan
- kontrol
Proses Johan jatuh cinta pada Jana
keadaan Johan mencintai Jana
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN