argumen sebagai penerima seperti verba die; divalent atau bivalent yaitu yang mampu mengikat dua argumen seperti kill, eat dan; trivalent yaitu verba yang mampu
mengontrol hingga tiga argumen seperti give, put. Sementara itu, di dalam http:en.wikipedia.org
2
ditambahkan satu jenis lagi daya ikat predikat, yaitu avalent. Jenis valensi ini menunjukkan verba yang tidak
membutuhkan argumen sama sekali seperti contohnya dalam kalimat It rains. Dijelaskan bahwa It dalam kalimat tersebut memang sebagai subjek namun bukan
subjek sesungguhnya karena dalam konteks itu tidak memiliki makna. Kemampuan proses mengikat partisipan ini menjadi bahasan yang cukup
penting karena secara sintaksis akan dapat mengungkap daya ikat proses dalam bahasa Angkola. Dalam disertasi ini, dengan mengikuti kerangka Dik, diistilahkan
dengan kemampuan predikat mengikat argumen.
3.2.6 Kerangka Predikat
Kerangka predikat sebagai tempat informasi apakah sebuah predikat merupakan dasar ataupun turunan ditemukan. Dik 1978:29 menyatakan bahwa
sebuah kerangka predikat mengandung lima bentuk, ini merupakan 1
Bentuk leksikal predikat itu, yaitu jenis standar representasi fonologisnya. Secara umum, bentuk standar ini dituliskan dalam infinitif.
2
Lihat catatan sebelumnya
Universitas Sumatera Utara
2 Kategori sintaksisnya, sampai batas mana kategori ini dibutuhkan agar dapat
menghasilkan jenis aturan gramatikal. Kategori sintaksis pada predikatnya diberi label V verbal, A ajektiva, N nomina.
3 Jumlah argumen yang dibutuhkannya, yaitu berkaitan dengan daya ikat
kuantitatifnya agar dapat membentuk predikasi inti. Dalam hal ini apakah predikat itu dapat mengikat satu, dua, atau tiga argumen.
4 Batasan pemilihan yang dapat digunakan oleh predikat itu pada argumennya.
Batasan-batasan pemilihan ditunjukkan dengan kerangka predikat yang ditambahkan pada variabel-variabel argumen. Batasan ini mengindikasikan daya
ikat kualitatifnya, yang berarti bahwa jenis argumen seperti apa saja yang dapat diikat oleh predikat itu.
5 Fungsi semantik argumen. Fungsi ini dilihat dari label pada posisi argumen.
Argumen-argumen dapat berada pada posisi sebagai pelaku atau penerima, misalnya.
Berdasarkan kelima informasi itu, bahasa Inggris dapat memiliki kerangka predikat seperti contoh berikut:
eat
v
x
1
: animate x
1 Ag
x
2
: food x
2 Go
Kerangka ini menunjukkan bahwa kata kerja eat merupakan predikat dua tempat untuk jenis sintaksis V, dengan argumen sebuah terma makhluk hidup sebagai
Pelaku, dan sebuah terma yang menyatakan jenis makanan tertentu sebagai Goal. Kerangka predikat ini akan melahirkan kalimat-kalimat yang tidak terbatas
jumlahnya dengan verba eat dan menolak kalimat yang tidak berterima walaupun secara struktural bersifat gramatikal. Kalimat 4 berikut ini sebagai contohnya.
Universitas Sumatera Utara
1. He eats a banana
2. He ate a banana
3. He is eating a banana
4. He is eating a chair
Dalam bahasa Angkola, predikat dapat berbentuk sebagai berikut: 1 Predikat Verba
: Ro ia Dia datang
Ro
v
x
1
: animata
Ag
, atau Ia ro tu hami Dia mendatangi kami
Ro
v
x
1
: animataAg x
2
: hamiGo 2 Predikat Adjektiva :
Torang
Adj
x
1
: inanimata
Na torang ari on Hari ini cerah sekali
3 Predikat Nomina :
Parsaba
N
x
1
: animata
Parsaba aya nia ayahnya petani 4 Predikat Adposisi : Di sabola sadun
Prep
x
1
: inanimata
Bagas nami di sabola sadun rumah kami di sebelah sana
Berikut ini adalah beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam kerangka predikat.
1Kerangka predikat menentukan struktur dasar predikasi inti di mana predikat tertentu dapat dipergunakan. Untuk predikat dasar, strukturnya terdapat
di dalam leksikon. 2 Subkategorisasi predikat secara implisit berada di dalam kerangka predikat.
3 Susunan di mana predikat dan argumen-argumennya diberikan
Universitas Sumatera Utara
tidak berhubungan langsung dengan susunan konstituen secara linear dalam ungkapan linguistik sebenarnya di mana ungkapan itu digunakan.
4Secara empiris predikasi inti dalam bahasa alamiah hampir tidak mungkin memiliki empat posisi argumen yang berbeda-beda.
Dik melanjutkan bahwa kerangka predikat bisa bergantung pada bahasa, dan bisa juga tidak; artinya kebergantungan terhadap bahasa bukan keniscayaan secara
keseluruhan. Kebergantungan kerangka predikat pada bahasa karena kerangka predikat berisikan unsur-unsur leksikal bahasa. Pada sisi lain, kerangka predikat tidak
bergantung pada bahasa, tetapi dengan melihat komponen-komponen strukturalnya. Ini berarti bahwa, pertama, struktur kerangka predikat haruslah identik bagi semua
bahasa. Secara substantif, kumpulan fungsi semantik yang menentukan posisi argumen harus pula tidak bergantung kepada bahasa. Selain itu, fungsi-fungsi
semantik satelit, perbedaan antara argumen inti dan satelit, dan langkah-langkah penggabungan satelit dengan predikasi inti dianggap tidak bergantung pada bahasa.
Dalam tata bahasa fungsional, kerangka predikat merupakan cetak bangun dasar building blocks yang sangat penting dalam pembentukan struktur untuk membentuk
ekspresi-ekspresi linguistik. Kerangka predikat dengan satelit digambarkan sebagai berikut:
[eat
v
x
i
: animate x
1 Ag
x
2
:food x
2 Go
]ACTIONy
1 Loc
Kerangka ini di antaranya dapat menurunkan kalimat: 1.
He is eating a banana in the class room. 2.
He ate the banana there.
Universitas Sumatera Utara
Bila diperhatikan maka dapat disimpulkan bahwa satelit berhubungan dengan predikasi, dalam hal ini predikasi inti. Satelit ini secara nyata berisi terma yang
mengacu pada satu tempat tertentu. Namun demikian, satelit lebih bersifat periferal bila dibandingkan dengan argumen. Ini berarti bahwa kehadiran satelit cenderung
bersifat manasuka.
3.3 Perikeadaan
Perikeadaan diterjemahkan dari istilah the state of the affair. Untuk menjelaskan apa yang dimaksud dengan perikeadaan, Dik yang disunting oleh
Hengeveld 1997a mengatakan sebagai berikut: The nuclear predication as a whole designates a set of States of Affairs SoAs, each
member of the set being defined by the particular property or relation designated by the predicate. The term State of Affairs is here used in the wide sense of
conception of something which can be the case in some world,
Dari kutipan di atas dapat dipahami bahwa perikeadaan berhubungan dengan predikasi inti karena predikasi inti menunjukkan seperangkat perikeadaan. Perangkat
ini ditentukan oleh jenis ciri atau relasi yang dimiliki oleh predikat. Perikeadaan diartikan sebagai “konsepsi tentang sesuatu yang terjadi di dunia”. Oleh sebab itu,
perikeadaan bisa merupakan entitas, peristiwa, kejadian, situasi, suasana, yang diperoleh yang digambarkan oleh predikasi inti. Menurut Dik dan Hengeveld 1997a:
79 fungsi semantis memberitahu kita peran apa yang dimiliki oleh entitas argumen dalam perikeadaan yang ditetapkan oleh predikasi.
Perikeadaan dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis. Pembagian ini didasarkan pada nilai yang dimilikinya menurut parameter semantik. Parameter ini
Universitas Sumatera Utara