Hasil Belajar KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

Faktor internal adalah faktor yang datang dari dalam diri sendiri, faktor internal ini meliputi dua aspek : 1. Aspek fisiologis Spek fisiologi ini merupakan kondisi umum jasmani dapat dikatakan melatar belakangi aktivitas belajar. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya berada di bawah siswa-siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran. 2. Aspek psikologis Kejiwaan seseorang mempengaruhi aktiviatas belajar seseorang. Aspek kejiwaan ini terdiri dari : a. Inteligensi siswa merupakan kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Tingkat keberhasilan siswa ditentukan oleh tingkat kecerdasan atau inteligensi IQ. b. Sikap adalah gejala internal yang bedimensi afektif. Sikap seseorang dalam melakukan suatu kegiatan sangat berpengaruh sekali terhadap kegiatan yang dilakukan. Bagaimana seseorang dapat menyikapi semua kegiatan yang dilakukannya tergantung dari motivasi melakukan kegiatan tersebut. Sikap seorang siswa dalam belajar khususnya dalam pembelajaran fisika harus selalu menyikapinya dengan pemahan yang positif, karena jika kita menyikapinya dengan sikap yang negatif maka akankah tujuan pembelajaran fisika dapat tercapai. c. Bakat adalah kemampuam yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan memiliki bakat terhadap suatu kegiatan tertentu akan mudah untuk lebih mengembangkan bakat tersebut. d. Minat adalah kecenderungan dan kegairahan atau keinginan yang besar terhadap sesuatu e. Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang melakukan sesuatu. Motivasi ini dapat mendorong seseorang lebih maju dalam melakukan suatu kegiatan. Penemuan-penemuan penelitian menunjukan bahwa basil belajar pada umumnya akan meningkat jika motivasi belajar bertambah. 35 Selain faktor intern belajar juga dipengaruhi oleh faktor ekstern. Adapun faktor-faktor ekstern dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. 36 1. Faktor Keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga 2. Faktor Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah 3. Faktor Masyarakat Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Pengaruh tersebut dapat berasal dari kegiatan siswa dalam massyarakat, media masa, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat. 37 Faktor yang terakhir adalah pendekatan belajar. Faktor pendekatan belajar dapat dipahami sebagai cara atau strategi yang digunakan oleh siswa dalam menunjang efektivitas dan proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. 35 Syaiful Bahri Djamarah, Op Cit, h. 157 36 Slameto. Op Cit, h. 60 37 Ibid, h. 69-70 Dari pendapat diatas, diketahui bahwa strategi merupakan salah salah satu faktor yang menentukan dalam pembelajaran fisika. Pembelajaran fisika akan lebih bermakna apabila diimbangi dengan strategi belajar yang tepat, dalam hal ini pemilihan metode dan penggunaan model pembelajaran yang tepat sebagai alat hasil belajar siswa. Pembelajaran harus melibatkan siswa secara aktif dalam belajar, terlebih lagi jika mereka dapat bekerja sama dan saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

C. Kalor

Kalor adalah suatu bentuk energi yang secara alamiah dapat berpindah dari benda yang suhunya tinggi menuju suhu yang rendah saat bersinggungan. Kalor juga dapat berpindah dari suhu rendah ke suhu yang lebih tinggi. Air secara alamiah selalu mengalir atau berpindah dari tempat tinggi ke tempat rendah dan tidak pernah dalam arah sebaliknya. Akan tetapi, kita mengetahui bahwa air dapat di buat oleh manusia mengalir dari tempat rendah ke tempat tinggi dengan menggunakan mesin, yaitu pompa air. Kalor bisa di alirkan untuk mengalir dari suhu yang rendah ke suhu yang tinggi, contohnya air yang dimasukkan ke dalam mesin pendingin kulkas akan berubah menjadi beku. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu benda bergantung pada lamanya pemanasan dan massa zat. Kalor dapat diukur dengan alat yang disebut kalorimeter.

1. Pengaruh Kalor Terhadap Suatu Zat

Penambahan kalor pada suatu zat akan menaikan suhu zat dan pengurangan kalor akan menurunkan suhu zat. Kapasitas kalor H adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikan suhu sebesar 1 o C atau 1 K. Definisi kapasitas 1 Kalori = 4,2 Joule kalor sama dengan definisi 1 kalori. Oleh karena itu kapasitas kalor dinyatakan juga dalam kalori atau joule. 38 Jika kenaikan suhu pada zat adalah ΔT, secara matematis, kapasitas kalor dinyatakan: Dengan: Q = jumlah kalor pada suatu zat J atau kal H = kapasitas kalor J o C atau JK ΔT = T 2 – T 1 = perubahan suhu zat o C atau K 39 Selain kapasitas kalor, ada satu konsep yang hampir mirip tetapi memiliki perbedaan mendasar, yaitu kalor jenis. Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh 1 kg zat untuk menaikan 1 o C atau 1K. Besarnya kalor jenis zat dapat kita ukur dengan menggunakan kalorimeter. Besarnya kalor Q yang diperlukan oleh suatu benda sebanding dengan massa benda m, bergantung pada kalor jenis c, dan sebanding dengan kenaikan suhu ∆t. Secara matematis, besar kalor suatu zat dinyatakan: Dengan: Q = jumlah kalor pada suatu zat J atau kal m = massa zat kg c = kalor jenis zat Jkg o C atau Jkg K ΔT = T 2 - T 1 = perubahan suhu zat o C atau K Kalor yang diberikan pada suatu benda dapat menyebabkan kenaikkan suhu atau dapat mengubah wujud suatu zat. Es yang dipanaskan akan naik suhu akhirnya mencair. Ketika es masih berbentuk padat suhunya masih dibawah 0 C, ketika melebur suhunya tepat pada 0 C es berubah menjadi cair. Setelah melebur 38 Kinkin Suartini, Rangkuman Fisika SMP, Jakarta: Gagas Media, 2010, h. 77 39 Ibid, h. 78 air itu dipanaskan lagi, maka lama kelamaan air akan mendidih tepat pada suhu 100 C. Pada saat terjadi perubahan wujud suhu zat tetap, hal ini disebabkan karena kalor yang diberikan tidak untuk menaikkan suhu tetapi untuk mengubah wujud, dan ketika zat mengalami perubahan suhu, wujud zat tetap karena kalor yang diterima tidak untuk mengubah wujud tetapi untuk menaikkan suhu. Berikut ini adalah diagram perubahan wujud zat. Gambar 2.1 Perubahan Wujud Zat Keterangan gambar 2.1: 1. Mencair 4. Mengembun 2. Membeku 5. Menyublim 3. Menguap 6. Mendeposit mengkristal Perubahan wujud yang memerlukan kalor yaitu melebur mencair, menguap, dan menyublim. Sedangkan perubahan wujud yang melepaskan kalor yaitu membeku, mengembun dan mendeposit mengkristal

2. Faktor-Faktor yang Mempercepat Penguapan

a. Menanaskan. Dengan energi panas molekul-molekul akan lebih cepat bergerak, sehingga pakaian yang dijemur akan cepat kering. b. Memperluas permukaan. Dengan memperluas permukaan berarti memperbanyak molekul-molekul zat cair yang dekat dengan permukaan, akibatnya molekul-molekul zat cair lebih mudah meninggalkan permukaan atau menguap c. Meniupkan udara dia ats permukaan. Meniupkan udara di atas permukaan juga membawa molekul-molekul zat cair dekat permukaan, sehingga molekul- molekul tersebut lebih mudah meninggalkan permukaan zat cair.