Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis
Statistik Pretest
Posttest Eksperimen
Kontrol Eksperimen
Kontrol N
40 40
40 40
X 43,3
50,5 72,95
62,95 S
2
119,74 149,74
107,79 141,61
t
hitung
-2,77 4,06
t
tabel
2,00 2,00
Keputusan
Tidak terdapat perbedaan Terdapat perbedaan
Dari tabel 4.4, pada nilai pretest tampak bahwa t
hitung
t
tabel
yaitu -2,77 2,00 sehingga hipotesis nol H
o
diterima dan hipotesis alternatif H
a
ditolak. Maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest kelas
VII.10 sebagai kelompok eksperimen dan kelas VII.8 sebagai kelompok kontrol. Dengan demikian, kedua kelas memiliki kemampuan yang homogen
dan kedua kelas layak dijadikan sampel penelitian. Berbeda dengan hasil perolehan pretest, tampak bahwa pada nilai
posttest kedua kelompok setelah diberi perlakuan yang berbeda yaitu didapat t
hitung
t
tabel
yaitu 4,06 2,00 sehingga hipotesis nol H
o
ditolak dan hipotesis alternatif H
a
diterima. Dengan diterimanya H
a
pada pengujian hipotesis tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dapat menguji
kebenaran hipotesis yaitu terdapat pengaruh penggunaan model pembelajaran berdasarkan masalah Problem Based Learning terhadap hasil bealajr fisika
siswa. Hal tersebut menunjukkan rata-rata hasil belajar fisika kelompok eksperimen lebih baik daripada rata-rata hasil belajar fisika kelompok
kontrol.
B. Pembahasan
Pada penelitian ini, penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah dalam proses pembelajaran peserta didik di SMP Negeri 2 Kota Tangerang
Selatan adalah hal yang baru sehingga tercipta suasana belajar yang lain dari
biasanya. Tahapan proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah berbeda dengan tahapan proses belajar yang menggunakan
model pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil analisis penelitian ini, perbedaan model pembelajaran
yang digunakan secara keseluruhan menunjukan bahwa model pembelajaran berdasarkan masalah Problem Based Learning sebagai model eksperimen jauh
lebih baik dibandingkan model pembelajaran konvensional yang biasa digunakan. Dengan kata lain, secara keseluruhan penggunaan model pembelajaran
berdasarkan masalah Problem Based Learning mempunyai perbedaan yang berarti terhadap peningkatan hasil belajar fisika siswa pada konsep kalor.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dimana nilai
rata-rata belajar posttest sebesar 72,95 lebih besar dari nilai rata-rata hasil belajar pretest 43,3. Terdapat juga perbedaan nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa yang
diajarkan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah Problem Based Learning dengan siswa yang diajarkan dengan model konvensional. Hasil
belajar yang menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah Problem Based Learning lehih tinggi dari pada hasil belajar yang menggunakan model
konvensioanal. Hal ini disebabkan karena secara garis besar model konvensioanl dapat merugikan sebagian peserta didik, terkadang guru menerangkan secara
monoton sehingga peserta didik kurang bisa menangkap materi yang disajikan oleh guru dengan alasan materi yang disajikan terlalu padat dan waktu terbatas.
Terkadang materi yang seharusnya diberikan dalam bentuk praktikum diberikan dengan ceramah atau tanya jawab saja. Akibatnya peserta didik tidak dapat
mengembangkan kreativitas belajar, kemampuan psikomotor, kemampuan sosial mereka secara optimal, serta kemampuan untuk memecahkan masalah dalam
kehidupan. Melalui perhitungan uji-t yang telah dilakukan, ternyata perbedaan itu
sangat signifikan, artinya perbedaan itu dikarenakan perlakuan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah. Model pembelajaran berdasarkan masalah
Problem Based Learning ini memberikan kesempatan kepada peserta didik