Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

tertentu dalam mengkonstruksi ilmu pengetahuan. Misalnya, pada tahap sensori motor anak berpikir melalui gerakan atau perbuatan. Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama menegaskan bahwa pengetahuan tersebut dibangun dalam pikiran anak melalui asimilasi dan akomodasi. 7 Asimilasi adalah proses penyempurnaan skema yang telah terbentuk. Sedangkan, akomodasi adalah proses perubahan skema. 8 Proses akomodasi menyusun kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru, sehingga informasi tersebut mempunyai tempat. Pengertian tentang akomodasi yang lain adalah proses mental yang meliputi pembentukan skema baru yang cocok dengan rangsangan baru atau memodifikasi skema yang sudah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. Piaget berpendapat bahwa pada dasarnya individu sejak kecil sudah memiliki kemampuan untuk mengkonstruk penetahuannya sendiri. 9 Strategi pembelajaran berbasis konstruktivisme dari Piaget, dengan ide utamanya sebagai berikut: 1 Pengetahuan tidak diberikan dalam bentuk jadi final, tetapi siswa membentuk pengetahuannya sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya, melalui proses asimilasi dan akomodasi. 2 Agar pengetahuan diperoleh, siswa harus beradaptasi dengan lingkungannya 3 Andaikan dengan proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi terhadap lingkungannya, terjadilah ketidakseimbangan disequilibrium. Akibatnya terjadilah akomodasi, dan struktur yang ada mengalami perubahan atau struktur baru timbul. 4 Pertumbuhan intelektual merupakan proses terus menerus tentang keadaan ketidakseimbangan dan keadaan seimbang disequilibrium-equilibrium. Tetapi, bila terjadi kembali keseimbangan, maka individu itu terjadi kembali 7 Ratna Wilis Dahar. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga, 1989. h.159 8 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientas Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Pernada Media Group. 2008, h.124 9 Ibid, h. 124 keseimbangan, maka individu itu berada pada tingkat intelektual yang lebih tinggi dari pada sebelumnya. Dari keterangan diatas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa teori ini memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri.

2. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah Problem Based Learning

a Pengertian Pembelajaran Berdasarkan Masalah Problem Based Learning Menurut Barrows, Gallagher et all dan Hmelo-silver yang dikutip oleh Brian R. Belland menyatakan bahwa pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu model instruksional yang melibatkan argumen siswa dalam suatu proses pembelajaran. Dalam pembelajaran berdasarkan masalah, siswa dibentuk dalam suatu kelompok kecil kemudian disajikan suatu permasalahan dengan beberapa solusi penyelesaian beserta alur dari solusi yang disediakan. Setelah mendefinisikan permasalahan yang diajukan, siswa perlu menentukan dan mengumpulkan informasi yang dianggap paling sesuai dengan solusi yang mereka pilih. Informasi yang mereka dapatkan tersebut harus mereka kembangkan sedemikian rupa, sehingga pilihan solusi yang mereka gunakan memiliki landasan dan argumen yang dapat dipertahankan dihadapan siswa atau kelompok lainnya. 10 Pembelajaran berdasarkan masalah Problem Based Learning merupakan pelaksanaan pembelajaran berangkat dari sebuah kasus tertentu dan kemudian dianalisis lebih lanjut guna untuk ditemukannya pemecahan masalahnya, dan 10 Brian R. Belland, “Portraits of middle school students constructing evidence-based arguments during problem-based learning: The impact of computer-based scaffolds”, dalam Education Tech Research Dev, DOI 10.1007s1 1423-009-9139-4, November 2009, h: 286. Diakses dari: http:works.bepress.combrian_belland , 6 Maret 2010.